Kenapa Salafi-Wahabi Sedikit Lagi Jadi Teroris? - HWMI.or.id

Thursday, 29 April 2021

Kenapa Salafi-Wahabi Sedikit Lagi Jadi Teroris?

 Kenapa Salafi-Wahabi Sedikit Lagi Jadi Teroris? 



Kekhawatiran terhadap radikalisme dan terorisme yang dilakukan oleh kelompok Salafi-Wahabi memang bisa dilihat dari latar belakang ideologi yang dimiliki kelompok tersebut. 


KH Said Aqil Siroj berpendapat, kelompok Salafi-Wahabi memiliki keyakinan, hanya Islam versi mereka saja yang benar, sementara orang di luar mereka sudah dianggap bukan Islam.

 “Dari situ, mereka beranggapan, kalau bukan Islam maka halal darahnya, boleh dibunuh, tinggal tunggu kapan ada kesempatan, ada kemampuan dan ada keberanian,” katanya.  

Ia menegaskan tidak mengatakan Salafi-Wahabi itu teroris, tapi ekstrem, tertutup, dan kaku. Kelompok puritan yang menganggap dirinya yang paling benar, yang lain salah. 

“Walaupun ustadznya mengatakan, jangan melakukan kekerasan, nggak bisa. Kalau mengatakan 'yang lain salah, yang benar hanya kami', ini sudah membuka pintu bertindak keras dan menghakimi.”  


 “Ini menjadikan murid-muridnya yang salah paham gampang sekali menjadi teroris,” tegasnya. Kesadaran akan bahaya ajaran Salafi Wahabi juga sudah muncul di Timur Tengah. Kementerian Wakaf (Kementerian Agama) Mesir melakukan pemeriksaan di sejumlah masjid di Kairo. 

Dari pemeriksaan tersebut pemerintah menyita buku-buku yang berbau gerakan Salafi, terutama buku-buku yang ditulis oleh Muhammad bin Abdul Wahab, Ibn Baz, Ibn Utsaimin, Ibn Taimiyah, Said Abdul ‘Adhim, Abdul Latif Mustahri, Abu Ishaq al-Huwaini, Mohammed Hussein Yacoub, dan Mohammed Hassan. 

Surat kabar al-Watan pada hari Kamis (25/6), mengatakan bahwa penyitaan buku-buku ini datang setelah sebelumnya pemerintah melakukan penyitaan ratusan buku, kaset dan CD dari masjid “Ummahat Mukminiin”, dan masjid “Tauhid” di BarMasis dan Basbara. 


Upaya membendung tindakan kekerasan atas nama agama juga dilakukan pemerintah Tunisia yang berencana menutup 80 masjid yang dinilai menghasut jamaah untuk melakukan tindak kekerasan. (Mukafi Niam/NU Online)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda