Sekarang kelompok radikal, intoleran, Eks HT1 cs lebih percaya kata-kata dari orang barat yang bernama Jhon Pilger seorang jurnalis asal Australia, namun mereka salah mengartikan.
Saya setuju jika korban terbesar terorisme adalah Umat Islam, sebab tidak dipungkiri bahwa seorang teroris umumnya adalah seorang muslim khususnya di Indonesia. Mereka melakukan teror hingga melakukan bom bunuh diri dengan mengatasnamakan Jihad membela agama Islam. Bahkan kasus bom di Gereja Katedral Makasar dan di beberapa markas perakitan bom yang ditangkap, pelakunya adalah eks ormas islam.
Kelompok radikal dan intoleran memainkan palying victim dengan memanfaatkan pernyataan dari Jhon Pilger, seolah-olah pihak kepolisian yang menindak tegas pelaku teroris sedang memerangi umat islam. Padahal sudah jelas, bahwa kepolisian sedang menindak terorisme yang mengancam keamanan NKRI dengan atas nama Agama.
Kenapa kelompok radikal tidak mau mengakui bahwa teroris yang selama ini beraksi di Indonesia adalah seorang muslim. Bukankah mereka sering melakukan aksi demo yang berujung anarkis dengan alasan membela Islam, bahkan membuat kekacauan dan kerusakan sambil teriak takbir.
Begitulah liciknya mereka, pandai memutar balikan fakta untuk memprovokasi umat disaat kelompok mereka tedesak.
Saya berharap, Pemerintah lebih tegas menindak kelompok-kelompok radikal dan yang mendukung gerakannya demi keutuhan, keamanan dan kedamain NKRI Tercinta.
Muklis (Ketua MDS Rijalul Ansor PAC GP Ansor Metro Timur)