Mengenang Wafatnya Hadratusyech KH. Hasyim Asy'ari yang Wafat pada Tanggal 25 Juli 1947 - HWMI.or.id

Sunday 25 July 2021

Mengenang Wafatnya Hadratusyech KH. Hasyim Asy'ari yang Wafat pada Tanggal 25 Juli 1947


MENGENANG WAFATNYA HADRATUSYECH KH. HASYIM ASY’ARI YANG WAFAT PADA TANGGAL 25 JULI 1947.

Hadratusyech yang artinya “Maha Guru” menjadi gelar yang diberikan khususnya untuk orang yang benar-benar pantas mendapatkannya. Gelar ini berarti satu tingkat  di atas gelar Syeikh

Gelar hadratussyekh tersebut disandang beliau sejak dari Mekkah. Karena selain KH. Hasyim Asyari selain menguasai berbagai disiplin keilmuan Islam secara mendalam, juga hafal kitab-kitab babon hadits dari Kutubus Sittah yang meliputi Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Bukhori Muslim, Sunan Abu Dawud, Turmudzi, Nasa’i, Ibnu Majah.

Dalam hal bermadzhab, beliau memandang sebagai masalah yang fundamental, guna memahami maksud sebenarnya yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan Hadits. Sebab tanpa mempelajari berbagai pendapat dari kalangan ulama-ulama besar khususnya Empat Imam Madzhab, yaitu Maliki, Syafi’i, Hanafi, dan Hanbali, maka hanya akan menghasilkan pemutarbalikan pengertian dari ajaran Islam itu sendiri.

Hadratussyekh wafat dengan warisan jasa yang luar biasa besar. Kelak amal jariyah perjuangan yang belum ia tuntaskan itu berlanjut dengan pergerakan nasional di mana-mana. Para kiai dan kader mudanya tidak surut memperjuangkan kemerdekaan tanah air yang amat mereka cintai. Dalam semangat Islam, mereka berkorban untuk Bumi Pertiwi.

KH. Hasyim Ay’ari wafat, tapi tetap mewariskan darah juang kepada putra-putranya, yaitu KH. Wahid Hasyim, salah seorang perumus Pancasila dan Menteri Agama RI tiga kali. KH. Choliq Hasyim menjadi Daidanco (Komandan Batalyon Pembela Tanah Air, PETA,) KH. Yusuf Hasyim aktif di Laskar Hizbullah sebagai Komandan Kompi II. Salah seorang cucunya menjadi pejuang kemanusiaan dan demokrasi terdepan serta Presiden Indonesia, KH. Abdurahman Wahid.

Dan kita sebagai santri dan penerus perjuangan beliau, sudah sepatutnya untuk menjaga, mengamalkan dan menyebarkan seluruh nilai, ajaran dan keteladanan KH. Hasyim Ay’ari. (*)

MUDAHA-MUDAHAN ALLAH MENEMPATKAN KEDUDUKAN MULIA KEPADA BELIAU DAN KITA MUDAH-MUDAHAN DIAKUI SEBAGAI SANTRINYA. AAMIN. 

AL FATIHAH....

(Hwmi Online)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda