Sekarang ini banyak akun anonim yang gemar mencaci-maki. Akun anonim merasa bebas pula memelintir fakta, menggoreng isu dan menebar hoax. Keluar dari akhlak.
Mungkin mereka mengira, melakukan itu karena merasa tak bakal ketahuan. Lupakah mereka bahwa di mata Tuhan, tak ada yg anonim. Semua tak luput dari catatanNya.
Berbeda itu tidak harus dan tidak boleh menjadi awal permusuhan. Tidak harus berantem, dan tidak harus mencaci. Berbeda itu bisa jadi awal kemenangan bersama. Maka kemudian ada yang disebut win win solution. Jikapun tidak, perbedaan tidak harus berakhir dengan menang-menangan. Otot-ototan. Apalagi kalau jelas salah. Dan anonim pula.
Jika perbedaan melahirkan pertentangan yang keras, biasanya yang lahir dari perkataan dan sikap serta tindakan adalah hal yang menyakitkan bagi lawannya.
Fenomena sekarang, perbedaan hampir selalu mengabaikan akhlak. Padahal akhlak itu harus di kedepankan pada semua perbedaan, baik perbedaan pendapat, perbedaan madzhab, dan juga perbedaan pilihan politik.
Rasul mengajarkan bahwa seorang mukmin itu adalah mereka yang selamat dari lisannya (jempolnya).
Agama sangat mengedepankan akhlak atau adab. Bahkan Rasulullah menyebut bahwa Beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak.
Daripada terus berantem karena perbedaan, lebih baik kita membiarkan perbedaan itu hal yang wajar dan siap dikritisi dengan tanpa meninggalkan akhlak sekaligis berusaha memberi kontribusi yang baik pada sesama lewat prestasi dan kreatifitas masing-masing. Jangan memuaskan diri pada caci maki.
Sudah selayaknya kita menciptakan narasi bahwa kita bisa maju bersama dengan menumbuhkan budaya literasi. Adem dan berakhlak kan kalau begitu. Dan kita tetap pada anjuran Nabi.