Dua Amanat yang Dititipkan Allah SWT Kepada Manusia - HWMI.or.id

Saturday 28 August 2021

Dua Amanat yang Dititipkan Allah SWT Kepada Manusia

Dua Amanat yang Dititipkan Allah SWT Kepada Manusia

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siroj menyampaikan tiga amanat yang dititipkan Allah SWT kepada manusia.

Amanat terbagi menjadi dua. Pertama, amanat yang bersifat ilahiyah samawiyah muqadasah, bersifat ilahi dan suci, yaitu agama. Agama ada dua isinya aqidah dan syariat. Bagi kita NU membicarakan aqidah dan syariat sudah selesai tinggal mengamalkan.

Kedua, amanat yang bersifat ijtihadiyah insaniyah, bersifat profan. Kiai Said menjelaskan, amanat ini menuntut manusia agar cerdas dan kreatif dalam kehidupan.

“Amanat kedua inilah yang sampai hari kiamat kita belum sempurna yang diharapkan oleh Allah. Amanat apakah itu? amanat ilmu pengetahuan pendidikan peradaban kebudayaan kemanusiaan,” jelasnya dalam Pelantikan dan Muskerwil 1 PWNU DKI Jakarta, Rabu (25/8/21).

Dalam hal pendidikan, sampai saat ini pesantren masih belum dianggap mainstrim dan marginal, masih pinggiran. Padahal, sudah jelas pendidikan pesantren berhasil mencetak kader pejuang nasional.

Kiai Said menegaskan, pendidikan pesantren merupakan satu-satunya benteng ajaran agama Islam. Tafaquh fiddin hanya dapat ditemukan di pesantren.

“Pendalaman ilmu agama, tanpa Kiai, agama tinggal nama saja. Tajwid ga bener. Nah pesantren inilah satu-satunya tempat tafaquh fiddin insyaallah. Oleh karena itu kita bangga dengan pesantren,” tututnya.

Kedua, amanat ekonomi. Kiai Said menjelaskan, kalau bicara ekonomi ini NU paling ketinggalan. Oleh sebab itu beliau mengajak masyarakat untuk mengubah pola pikir. Yang awalnya berpikir uang dan dunia tidak penting, berbalik menyatakan bahwa dunia dan uang juga diperlukan dalam berjuang.

Masalah harta finansial harus dikuasai, sebab Al-Qur’an sendiri mengatakan, “Manusia itu sangat mencintai harta.” Namun, dalam hal ini Al Qur’an menyebut harta sebagai khoir (kebaikan).

“Harta itu baik, mencintai yang tidak boleh serakah tamak. Qur’an menganggap harta itu Khoir (kebaikan) kenapa kita menganggapnya jelek,” tandasnya.

“Kalau niatnya baik caranya benar tujuannya baik namnaya bukan nafsu syahwatiyah, namanya azimah. Pengurus NU harus kaya masa biayai kantor aja ga mampu. Harus mandiri. Jadi kaya itu wajib, kalo mau berjuang. Kalau kita ingin berjuang dan membesarkan NU, tunjukkan NU kaya seperti para sahabat Nabi. Tunjukkan NU kaya mandiri ga butuh bantuan. Ini namanya azimah,” lanjutnya.

Terakhir, amanat ijtihadiyah dalam bidang kesehatan. Di masa pandemi ini, Kiai Said menjelaskan bahwa Allah sedang menguji ukhuwah insaniyah antar manusia.

Tidak peduli ras, agama dan budayanya, tapi mari untuk bergandengan tangan dalam membangun memperkuat kerja sama menghadapi corona ini.

“Ini peringatan dari Allah bagaimana kita agar mempraktikkan ukhuwah insyaniyah,” pungkasnya. (fbr/dakwahnu.id)

(Hwmi Online)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda