Marak Baliho Tokoh Politik, Gus Nadir Usul di Dekatnya Jadi Titik Pembagian Bantuan Bagi Rakyat
Di kuti dari dakwahnu.id, Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Nahdlatul Ulama Australia–New Zealand KH Nadirsyah Hosen atau akrab disapa Gus Nadir menyoroti maraknya baliho tokoh politik yang berada di sejumlah ruang publik.
Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, Gus Nadir menyindir sejumlah tokoh politik yang memasang baliho untuk persaingan Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang.
Tak hanya menyindir, Gus Nadir juga memberikan sebuah usulan untuk para tokoh politik yang memasang baliho tersebut.
“Kami usul kepada para Capres yg balihonya sudah bertebaran dimana2 saat ini,” tulis Gus Nadir, dikutip akun Twitter @na_dirs, Kamis, (5/8/21).
“Dalam radius 50 meter dari setiap Baliho, diadakan pembagian sembako dan bantuan tunai (yg diatur dg prokes),” usulnya.
Gus Nadir menegaskan agar sejumlah baliho yang menunjukkan gambar para tokoh politik itu dijadikan sebagai titik bantuan bagi masyarakat. Dia pun mempertanyakan kepada sejumlah tokoh politik yang wajahnya terpampang di baliho mengenai usulannya tersebut.
“Jadikan Baliho sbg titik bantuan bagi rakyat. Gimana? Solutif kan usulan kami?” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, beberapa pekan terakhir, bermunculan baliho, poster, dan billboard para tokoh politik di sejumlah ruang publik.
Maraknya baliho, poster, dan billboard itu diduga untuk meningkatkan popularitas para tokoh politik yang akan mencalonkan diri sebagai presiden pada pilpres tahun 2024 mendatang.
Para tokoh politik tersebut di antaranya, Ketua DPR RI sekaligus Politisi PDI Perjuangan Puan Maharani, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Baliho para tokoh politik itu berada di sejumlah ruang publik di hampir setiap daerah di Indonesia. Bahkan, tidak sedikit publik atau netizen yang mengunggah baliho-baliho tersebut di media sosial.
Tidak sedikit publik ataupun netizen yang mengecam dan mengkritik pemasangan baliho para tokoh politik tersebut di tengah pandemi Covid-19. (red)
