Nabok Nyilih Ilmu, Kejahatan Orang Dungu - HWMI.or.id

Friday 10 September 2021

Nabok Nyilih Ilmu, Kejahatan Orang Dungu


Nabok Nyilih Ilmu, Kejahatan Orang Dungu

Syed Muhammad Naquib al-Attas (SMNA) seorang filosof kontemporer di Nusantara dalam bukunya Islam dan Sekularisme, “berani mengatakan bahwa tantangan terbesar yang muncul secara diam-diam di zaman kita adalah tantangan ilmu, sesungguhnya bukan ilmu lawan dari kejahilan, tetapi ilmu yang dipahami dan disebarkan ke seluruh dunia oleh peradaban Barat; Hakikat ilmu telah menjadi bermasalah karena ia telah kehilangan tujuan hakikinya dari pemahaman yang adil.”

Tujuan mencari ilmu menurut SMNA adalah menanamkan kebaikan atau keadilan pada manusia sebagai manusia dan diri pribadi. Oleh karena itu tujuan pendidikan dalam Islam adalah untuk melahirkan manusia yang baik. Dimana unsur paling asasi adalah penanaman adab, karena dengan adab tumbuh sifat kebaikan yang dicarinya.

SMNA menyimpulkan westernisasi ilmu pengetahuan yang menjadi biang kerusakan ilmu karena ilmu pengetahuan dijadikan pelayan bagi penjajahan Barat di seluruh dunia. Ada motif ideologi politik di baliknya.

Namun, jika kita amati, fenomena yang sama juga terjadi pada kelompok radikal. Kegiatan ta’lim, tatsqif dan tarbiyah yang mereka lakukan mengikuti alur ideologi politik yang sedang mereka perjuangkan.

Misalnya, kegiatan ta’lim, tatsqif dan tarbiyah menjadi tempat terselubung perekrutan anggota baru. Materinya diambil dari kitab-kitab (modul) primer kelompok radikal.

Kitab-kitab ulama mu’tabar disertakan sebagai kitab sekunder untuk memperkuat isi kitab primer. Sehingga syarah isi kitab-kitab mu’tabar menyesuaikan dan mengikuti isi kitab-kitab primer.

“Majlis-majlis” rekrutmen dan indoktrinasi kelompok radikal yang berkedok majlis ilmu, merusak tradisi ilmiah yang dibangun para ulama yakni amanah menjaga makna.

Menyimpangkan makna kitab, merupakan pengkhianatan ilmiah. Karena para ulama yang menulis kitab-kitab tersebut ingin makna kitab mereka seperti yang ia maksud.

Sebab itu para ulama selektif memberi izin (ijazah) kepada murid yang mau mengajarkan kitabnya. Hanya murid-murid yang amanah menjaga makna, yang diberi ijazah. Rangkaian orang-orang yang amanah menjaga makna ini membentuk jaringan sanad.

Izin (ijazah) dan sanad menjelaskan isi kitab, juga terkait dengan masalah absah dan barakah ilmu yang disampaikan. Tanpa izin (ijazah), penjelasan tentang isi suatu kitab, bernilai ghashab dan tidak akan barakah. Memang ilmu milik Allah swt.

Tetapi Allah swt menitipkannya kepada para ulama melalui kitab-kitab yang mereka tulis. Hakikatnya, Allah swt tidak mengizinkan seseorang menyampaikan isi suatu kitab tanpa izin dari penulisnya.

Syaikh Ibnu ‘Athaillah mengatakan: “Barang siapa diberi izin oleh Allah untuk menyampaikan penjelasan maka ucapannya akan meresap di hati pendengarnya dan petunjuknya menarik hati mereka.”

Tanda-tanda pembicaraan yang mendapat izin dari Allah swt menurut Syaikh Zarruq, pembicaraan yang dipahami, diterima, jelas, memberi penjelasan, dan menerbitkan cinta. Tidak ada orang yang memungkiri esensi pembicaraannya.

Syaikh Zarruq melanjutkan, izin yang dimaksud meliputi salah satu dari tiga hal: adat, syariat dan dzauq (perasaan). Dari sisi adat, izin itu akan memudahkannya dan melancarkan pembicaraannya.

Dari sisi syariat, izin membuatnya mampu berbicara terkait syariat (wajib, sunnah, mubah, makruh atau haram). Dan dari sisi dzauq, izin membuatnya berbicara dengan baik tanpa keraguan dan kekeliruan.

Meski tidak mendapat izin (ijazah) untuk menjelaskan kitab-kitab mu’tabar, kelompok radikal sering mengutip maqalah ulama untuk menjustifikasi ideologi mereka. Maqalah ulama digunakan untuk memukul pihak-pihak yang berseberangan dengan ideologi mereka.

Walhasil, strategi nabok nyilih ilmu (memukul lawan dengan meminjam ilmu para ulama) merupakan kejahatan yang hanya dilakukan oleh orang-orang yang dungu.

Oleh: Ayik Heriansyah

Penulis adalah Pengurus Lembaga Dakwah PWNU Jawa Barat, mantan pengurus dan aktifis HTI, penulis esai, artikel, dan buku.

(Hwmi Online)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda