Kiai Said: Maulid Nabi Sudah Ada Sejak Zaman Dahulu
Dikutip dari dakwahnu.id, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siroj mengatakan jika ada yang menganggap peringatan hari Maulid Nabi itu sesat, berarti ngajinya belum khatam
“Ada sebagian saudara kita yang menganggap ini bidah dholalah, sesat, masuk neraka. Ngajinya belum tamat paling-paling keluar pesantren kilat, jenggotnya saya panjang,” ujarnya, Selasa (19/10/21).
Kiai Said menegaskan bahwa memuji-muji nabi itu sudah terjadi sejak zaman Rasul, saat nabi masih hidup. Para sahabat berlomba-lomba memuji nabi, bahkan bibinya sendiri, banyak sekali yang memuji Nabi. Nabi Muhammad senang dipuji walaupun tidak memerintah, dan menerima dengan senang.
“Jika tidak percaya, di Istanbul Turki, masih ada terawat baik Burdah Rasulullah sebagai kenang-kenangan yang insyaallah sampai hari kiamat insyaallah. Ini bukti sejarah,” tandasnya.
Lebih lanjut, dalam kesempatan tersebut Kiai Said juga menjelaskan tanggal 12 Mulud bisa disebut haflatul maulud maupun haflatul maulid.
“Boleh dua-duanya. Haflatul Maulud berarti kita sedang menghormati bayi yang dilahirkan, yaitu Nabi Muhammad. Sedangkan haflatul Maulid, artinya yang kita peringati hari waktunya, di mana Rasulullah dilahirkan,” ujar Kiai Said (Selasa, 19/10/21)
Dalam acara peringatan Maulid Nabi Akbar yang diselenggarakan PBNU tersebut, Kiai Said menyampaikan, bahwa yang pertama kali mengadakan maulid dalam sejarah Islam adalah Khalifah Fatimiyah, ketika dari datang dari Tunisia, masuk ke Mesir tahun 361 H.
Mereka mengadakan haflatul maulid besar-besaran di tahun 363 H. Sedangkan Aswaja yaitu Syamsyud Dhaulah, mengadakan maulid rasul tahun 500 an ketika sedang berkecamuk perang salib, yang niatnya untuk mempersatukan umat Islam. (fbr)