Makhluk bernama FA ini terus menyerang NU, terutama kepada Hadrotusyaikh KH Hasyim Asy’ari, sang muassis agung Jam’iyyah Nahdlatul Ulama 1926. Ocehan dan kritiknya lebih pada melecehkan, menghina dengan cara keji, seperti tak memiliki adab. FA lebih mirip orang ngelindur ” ngoceh ” bahwa siang dianggap masih malam. Atau barangkali ngompol bangun tidur.
Hadrotusyaikh KH Hasyim Asy’ari, itu ulama besar, mutafannin, musnid, sufi, mushonnif beberapa kitab dan sayyid dari jalur Adhmat Khan. Ini fakta, jelas dan benar.
Hadrotusyaikh KH Hasyim Asy’ari, adalah Rois Akbar NU, Rois Akbar Masyumi, Ketua Shumubu, sekaligus pengasuh pesantren Tebuireng. Ini pun jelas, dan benar.
Hadrotusyaikh KH Hasyim Asy’ari, hamba Allah SWT yang soleh, al-arif billah, zahid, wara’, mukhlish, dan jiwa raganya untuk Indonesia, perjuanganya untuk umat, pembelaannya atas madzhab Ahli Sunnah Wal Jama’ah. Sudah sangat jelas.
Hadrotusyaikh KH Hasyim Asy’ari itu darah biru, darah Raja Majapahit, keturunan Jaka Tingkir, keturunan Sunan Giri, keturunan Sultan Demak. Ini juga sisi dzurriyatnya yang sahih.
Hadrotusyaikh KH Hasyim Asy’ari itu murid Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani, murid Syaikh Mahfudz Termas, murid Syaikh Kholil Bangkalan Madura, murid Syaikh Khatib Sambas, murid Syaikh Saleh Darat. Ini pun jelas dan benar.
Lalu, sehebat dan seistimewa Hadrotusyaikh KH. Hasyim Asy’ari begini dilecehkan oleh FA (Faizal Assegaf), dihinakan olehnya. Hanya karena ingin terkenal, hanya karena ingin diperhatikan oleh netizen, hanya karena bayaran (bohir), hanya karena ingin merusak persatuan dan kesatuan warga NU menjelang Muktamar di Lampung.
Begini ya FA, mabok kecubungmu segera hentikan. Atau masih nunggu yang lebih dahsyat ” bom molotov ” biar sampe di mulutmu. Orang NU itu beradab, pakai tatakrama, sopan santun, punya akhlaq baik. Orang NU itu bukan diam dan ciut nyali. Ini lebih pada tawaran saja, klarifikasi minta maaf kepada seluruh warga NU terutama dzurriyatnya Hadrotusyaikh KH Hasyim Asy’ari ataukah proses hukum.
FA, dengan Hadrotusyaikh KH Hasyim, ibarat langit dan bumi, dan antum wahai FA hanya rongsokan, bukan barang bagus lagi, ingat sekali lagi, rombeng dan ringsekan peradaban. Ketahuillah Nahdiyin ada dimana-mana. Aku, bagian dari keluarga besar NU Banten. Pantang kembali pulang sebelum kita yang menang.
Oleh: KHM. Hamdan Suhaemi
Penulis adalah Wakil Ketua PW GP Ansor Banten, Ketua PW Rijalul Ansor Banten