Strategi Kiayi Hasyim Asyari dalam Menjaga Indonesia - HWMI.or.id

Friday, 10 December 2021

Strategi Kiayi Hasyim Asyari dalam Menjaga Indonesia

Oleh: Novita Ayu Dewanti in Suara Kita

Strategi Kiayi Hasyim Asyari dalam Menjaga Indonesia

Dalam buku Intelektual Pesantren, Hasyim Asyari tidak hanya dikenal sebagai sosok seorang ulama, tetapi ia merupakan sosok politikus yang ahli dalam strategi. Belaiu tidak hanya mengajarkan kepada murid-muridnya untuk belajar agama semata, tetapi bagaimana mewujudkan negara yang memiliki akhlak yang bagus.

Dalam stategi mewujudkan bangsa yang berakhlak, Hasyim Asyari menggabungkan antaran agama dan kebangsaan. Agama tidak bisa berjalan dengan adanya negara, sedangkan negara akan pincang tanpa adanya agama. Beliau melihat bagaimana agama harus ikut andil dalam mewujudkan negara yang baik, merdeka dan tidak tergantungan dengan bangsa yang lain.

Hal pertama yang dilakukan Hasyim Asyari adalah mengubah akhlak masyarakat untuk lebih baik. Oleh karena itu, dalam penyebaran agama Islam, Beliau membuat pusat pendidikan atau pesantren dengan kehidupan masyarakat; baik pasar atau pabrik. Di tempat-tempat umum seperti ini akan banyak dijumpai masyarakat lebih banyak, terutama masyarakat kecil. Pesantran bagi Hasyim Asyari tidak hanya tempat menimba ilmu, tetapi tempat merevolusi kehidupan masyarakat dengan akhlak beragama.

Tidak hanya itu, dalam mendirikan pesantren, KH. Has yim Asy’ari memperhitungkan tempat seca ra cermat. Pesantren yang ia dirikan misalnya berada di dekat pabrik gula, dimana pabrik gula pada zaman itu biasanya men jadi tempat berkumpulnya kemaksiatan dan budaya tidak bermoral. Di tempat itu justru KH Hasyim Asy’ari mendirikan pesantren. Tujuannya tiada lain untuk mengubah pola hidup masyarakatnya. Jika pusat kemaksiatan hilang, maka secara otomatis kebaikan cepat menyebar ke masyarakat.

Secara tersirat, Hasyim Asari menginginkan kehidupan berbangsa ini menjadi lebih baik melalui pesantren, untuk mewujudkan generasi atau pemimpin yang dapat mengubah kehidupan masyarakat sekitarnya. Dalam pola hidup santri di pesantren akan diajari bagaimana menjadi manusia yang seutuhnya; baik secara tradisi adab, akhlak mulia, taat kepada Allah. Ketika sifat-sifat ini dipegang para santri kemudia disebarkan, maka masyarakat Indonesia aka lebih baik.

Perlu dicatat dan digaris bawahi, pesantren yang dibangun Hasyim Asyari berdasarkan kebutuhan masyarakat dan bersatu dengan kehidupan masyarakat. Pesantren yang tidak ada benteng tembok yang megah, namu ia menjadi benteng bagi masyarakat yang membutuhkan bantuannya. Selain itu, penyebaran kebaikan bagai beliau harus menjaga persatuan dan kesatuan bersama. Dengan adanya persatuan, masyarakat tidak mudah goyah dari pengaruh-pengaruh luar.

Persatuan menurut KH Hasyim Asy’ari harus dibangun di atas dasar keikhlasan dan kesadaran individu. Selain itu, perlu adanya kesadaran berdasarkan agama yang satu yaitu Islam. Daerah yang dihuni juga satu yaitu Jawa, dan madzhab fikih yang dianut yaitu al-Syafi’i (KH. Hasyim Asy’ari, al-Tibyan, hal. 35). Maksudnya adalah, dalam persatuan Indonesia perlu memperhatikan Islam. Begitu pula dalam persatuan umat Muslim Indonesia jangan abaikan madzhab mayoritas, yaitu al-Syafi’i.

Dari sini kita bisa melihat bagaimana Hasyim Asy’ari merupakan sosok ulama yang sangat mencinta negara Indonesia untuk menjadi negara yang berakhlak, merdeka dan tidak tergantungan kepada negara lain. Melalui dunia pendidikan dan keilmuan dijadikan sebagai media utama untuk mewujudkan cita-citanya

(Hwmi Online)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda