Fenomena Tren Tahfidz Zaman Now - HWMI.or.id

Sunday 30 January 2022

Fenomena Tren Tahfidz Zaman Now

Fenomena Tren Tahfidz Zaman Now

Penulis : K Muttaiqien M Ponorogo

Dahulu,guru saya KH.Mafuh Basthul Birri (Lirboyo) sangat marah kalau ada santri menghafal Al-Qur an di PPMQ hanya sebagai wasilah untuk bisa kuliah di luar negri (karena syarat kuliah di Timur Tengah hafal beberapa juz). Akhirnya kang santri yang model seperti itu ketika dapat sepuluh juz langsung boyong. Karena komitmen Abah Kyai Maftuh membangun pondok PPMQ untuk mewadahi mereka yang ingin menghafal Al-Qur an secara lancar dan agar para Al-Qur an bisa punya bekal ilmu agama yang mumpuni dengan adanya madrasah diniyyah MDMQ.

Ketika saya pulang,saya dikagetkan dengan menjamurnya pondok tahfidz di Ponorogo. Banyak sekolah favorit mendirikan asrama (semacam pesantren) untuk mewadahi para siswanya yang ingin menghafalkan Al-Qur an.  Saya sempat salut dengan program itu,mungkin ini bisa meminimalisir kenakalan remaja zaman sekarang.

Tapi dugaan saya kliru,asrama yang masuknya saja konon mahalnya luar biasa itu, hanya digunakan untuk para siswa yang sekolah di situ untuk mendapatkan beasiswa di perguruan Negri favorit program tahfidz 30 juz.  Kalau seperti ini lebih ngeri bagi saya. Kalau Kyai Munawwir dan Kyai Arwani mengharamkan MTQ dengan dalil 

ۦۖ وَلَا تَشۡتَرُوا۟ بِـَٔایَـٰتِی ثَمَنࣰا قَلِیلࣰا 

Mungkin dengan adanya fenomena ini Kyai Arwani lebih mengharamkan.

Orang hafal Qur an itu pilihan, dapat hafal 30 juz secara lancar itu anugrah. Perlu banyak riyadloh untuk mendapatkan 30 juz secara lancar dan tahu arti kandungan maknanya. Mulai dari nderes istiqomah, makan dari yang halal, menjauhi maksiat dsb. Bahkan saudara saya rela berpuasa bertahun-tahun agar Al-Qur an menancap dalam hatinya. 

Termasuk dosa besar umat Rosululloh adalah dahulu sudah hafal ayat Al-Qur an kemudian dia tledor sehingga lupa ayat-ayat yang dihafal. Bagi saya,kalau sudah berkecimpung di dunia tahfidz pekerjaan utamanya adalah menjaga hafalan dan sedikit demi sedikit memahami kandungannya.

Sampai-sampai guru saya melarang saya kuliah "awakmu ogak usah kuliah wae, kerjo sak enek e wae gak usah aneh-aneh,wong rizqi wes diatur karo Gusti Allah. Timbang Qur anmu ilang kabeh" begitu kurang lebih dhawuh Abah Yai Maftuh. 

Jadi sekali lagi, fenomena tahfidz yang lagi trending sekarang,kalau niatnya ingin menjadi keluarga Allah dan memahami isi kandungannya itu sangat baik. Bukankah Imam Nawawi, Syafi'i, Ghozali dan lainnya hafal Qur an dari kecil. Tapi kalau niatnya cuma mencari beasiswa, menjadi idola orang awam itu sudah meremehkan ke sakralan derajat Qur an.

Wallahualam

(Hwmi Online)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda