Bahaya Laten Politik Identitas & Politisasi Agama - HWMI.or.id

Monday 18 April 2022

Bahaya Laten Politik Identitas & Politisasi Agama



Oleh : Islah Bahrawi

Khalifah Yazid bin Muawiyah begitu marah setelah mendengar laporan bahwa penduduk Madinah di bagian timur laut menolak untuk mengakui kepemimpinannya di Damaskus. Penyerbuan besar-besaran dipersiapkan. Pasukan Yazid dipimpin oleh panglima Muslim bin Uqbah dengan kekuatan 12.000 pasukan. Hasilnya; ratusan sahabat Nabi dan sekitar 10.000 warga terbunuh. Perang itu dikenal dengan "Yaum al-Hurrah", terjadi pada tahun 680 hingga 683 M.

Dalam catatan sejarawan Islam Al-Samhudi (1533), disebutkan 1000 anak haram lahir akibat pemerkosaan oleh tentara Yazid terhadap kaum perempuan tak bersuami setelah pertempuran itu. Catatan sejarawan Awana ibnu al-Hakam (764) menjelaskan brutalitas lainnya. Muslim bin Uqbah mengumpulkan tokoh-tokoh Madinah di masjid Quba untuk memaksa mereka berbai'at kepada kepemimpinan Yazid. Dalam kesempatan itu beberapa tokoh dari suku Quraisy dieksekusi, termasuk ulama terkemuka, Ma'qil ibn Sinan al-Ashja'i. Bahkan beberapa kerabat dekat Ibn Uqbah sendiri juga dieksekusi karena menolak untuk mengakui kepemimpinan Yazid.

Pertempuran Hurrah digambarkan sebagai salah satu kejahatan paling brutal dari Khalifah Yazid bin Muawiyah selain pembunuhan Sayyidina Husein di Padang Karbala. Berbagai literatur sejarah Islam klasik seperti At-Thabari dan Imam as-Suyuthi menerangkan bahwa Yazid tidak pernah menyesali segala perbuatannya dengan mengatakan bahwa semua kekejaman itu dilakukan atas perintahnya untuk menegakkan agama Allah.

Politisasi agama memang bukan barang baru. Sejak ribuan tahun lalu narasi agama dan Tuhan seringkali dimanipulasi untuk memuluskan pencapaian kekuasaan dan selanjutnya dijadikan dasar berbagai kejahatan untuk mempertahankan kekuasaan itu.

Bagi yang memahami sejarah, pastinya tidak akan pernah kaget jika hari ini ditemukan sekelompok orang melakukan penipuan politik dengan narasi "Demi tegaknya Daulah dan Khilafah". Termasuk juga yang memainkan frasa "Partai setan, Partai Allah", maupun yang bermain-main dengan shalat jenazah sebagai jurus kampanye. Ini semua adalah gendam politik; virus jahat dalam semua agama dan bangsa-bangsa selama berabad-abad.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda