PBNU Bertekad Tingkatkan Kerja Sama dengan Ulama Maroko
Oleh: Aru Lego Triono
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Kerajaan Maroko untuk Indonesia Ouadia Benabdellah, di Kantor PBNU Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat, pada Rabu (30/3/2022) pagi.
Pada kesempatan itu, Gus Yahya mengatakan ingin meningkatkan relasi kerja sama antara NU dengan Kerajaan Maroko. Bahkan, PBNU akan menjalin kerja sama dengan jejaring ulama yang ada di negeri matahari terbenam itu.
“Kami berdua sepakat, bahkan bertekad untuk mengupayakan peningkatan hubungan kerja sama antara NU dan Maroko, dengan pemerintah maupun dengan berbagai macam organisasi keagamaan yang di sana dan lingkaran-lingkaran ulama yang ada di Maroko,” kata Gus Yahya, usai melangsungkan diskusi selama kurang lebih satu jam.
Kepada Dubes Benabdellah, Gus Yahya pun menyampaikan ungkapan terima kasih kepada Pemerintah Maroko karena selama bertahun-tahun telah menyediakan berbagai beasiswa untuk santri-santri NU.
“Atas nama NU, saya sampaikan terima kasih atas beasiswa yang bertahun-tahun disediakan oleh pemerintah Maroko untuk santri-santri NU mendapatkan kesempatan pendidikan yang lebih tinggi di Maroko,” ucap Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.
Gus Yahya lantas berharap, NU dan Maroko dapat meningkatkan kerja sama di berbagai bidang yang akan berlangsung di masa-masa mendatang. Ia juga mengharapkan agar kedua negara bisa meningkatkan peran atas persoalan global yang saat ini sedang dihadapi.
“Mudah-mudahan kerja sama ini bisa lebih meningkat di masa yang akan datang, bahkan bisa meningkatkan juga peran kedua negara kedua bangsa untuk membantu memberikan jalan keluar dari berbagai masalah global yang sedang dihadapi dunia saat ini,” tegasnya.
Selain itu, Gus Yahya menyebut Benabdellah sebagai diplomat yang sangat mencintai Indonesia. Bahkan dalam perbincangan yang berlangsung sangat hangat, Benabdellah menyatakan kebahagiaannya karena ditugaskan sebagai duta besar di Indonesia.
“Kami berdiskusi cukup dalam tentang semacam chemistry (kecocokan) yang nyaris alami antara Indonesia dan Maroko, karena berbagai faktor termasuk kesamaan-kesamaan di dalam tradisi keagamaan dan juga sejarah yang panjang tentang hubungan Indonesia dan Maroko,” ujar Gus Yahya.
Senada, Dubes Maroko Ouadia Benabdellah menyatakan bahwa pertemuan dengan Gus Yahya itu dalam rangka memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Maroko. Ia juga ingin meningkatkan kerja sama antara organisasi yang terdapat di kedua negara, khususnya NU. Sebab menurutnya, NU merupakan organisasi pelopor moderasi beragama.
“Indonesia dan Maroko punya hubungan lintas sejarah yang sangat panjang sejak era Soekarno. Kami tahu, NU merupakan organisasi yang gencar dan punya perhatian khusus dalam menyebarkan nilai-nilai perdamaian dan sebagai pelopor moderasi beragama. Kami ingin memperkuat kerja sama di antara kedua negara termasuk dengan NU,” ucap Benabdellah.(NU Online)