Pancasila Sakti : Tanggungjawab Seluruh Anak Negeri - HWMI.or.id

Saturday, 1 October 2022

Pancasila Sakti : Tanggungjawab Seluruh Anak Negeri

Tanggal 1 Oktober bangsa Indonesia memperingati hari Kesaktian Pancasila. Asal mula peringatan hari hikmad bagi bangsa Indonesia ini adalah ketika Pancasila berhasil diselamatkan dari kelompok dan golongan yang hendak mengganti Pancasila dengan ideologi lain. Dalam hal ini, waktu itu adalah Komunis.

Keabsahan Pancasila sebagai sebuah dasar negara merupakan harga mati. Sudah terbukti dengan pernyataan langsung dari para tokoh NU yang sudah tidak diragukan lagi muktabaroh ilmu dan ketinggian hidmahnya untuk bangsa Indonesia.

Adalah Mbah Bisri Syansuri, Pendiri NU, sekaligus Rois Am PBNU  periode 1971-1980, memberikan pernyataan, " Sekarang saya sudah mengerti apa itu Pancasila. Sekarang bila ada orang Indonesia, orang Islam, orang NU, yang anti Pancasila berarti ia anti padaku."

Tak kalah berkharismanya, KHR As'ad Syamsul Arifin Situbondo terang-terangan dhawuh, " Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara Indonesia, harus ditaati, harus diamalkan, harus tetap dipertahankan dan dijaga kelestariannya. "

Serta dawuh KH Ahmad Shiddiq, Sesepuh Majlis Dzikrul Ghofilin sekaligus Rois Am PBNU periode 1984-1991 dengan makolahnya " Ibarat makanan, Pancasila yang sudah kita kunyah selama 36 tahun kok sekarang dipersoalkan halal haramnya."

Dan tak ketinggalan Mbah Wali Gus Dur (KH. Abdurahman Wahid ), Presiden RI ke-4 dan Ketua Umum Tanfidziyah PBNU periode 1984–1999 dengan lemah lembutnya bertitah," Tanpa Pancasila negara akan bubar .Pancasila adalah seperangkat Asas & pancasila akan ada selamanya . Dan Pancasila ini akan saya perjuangkan dengan Nyawa saya, tak peduli apakah dia di kebiri oleh angkatan bersenjata atau di manipulasi oleh sebagian umat Islam.”

Juga dawuh KH Hasyim Muzadi, Ketua Umum Tanfidziyah PBNU 1999–2010  , " Pancasila bukan Agama ,tetapi tidak bertentangan dengan Agama. Pancasila bukan jalan, tetapi titik temu antara banyak perbedaan jalan... Beda Agama, suku, budaya, dan bahasa. Hanya Pancasila yang bisa menyatukan perbedaan tersebut.”

Serta Mbah Yai Ahmad Mustofa Bisri , Rais Aam PB Nahdlatul Ulama 2014-2015, memberikan pernyataan “" Tanah air rumah kita. Kalau orang indonesia tidak cinta pada rumahnya, mau merusak rumahnya. Saya kira ada yang tidak beres di kepalanya.”

Dari sini jelaslah, bahwa Pancasila merupakan harga mati yang wajib dipertahankan oleh seluruh anak negeri. Sebagai generasi penerus bangsa Indonesia, kita wajib waspada dengan ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan dari segala penjuru. Baik bahaya laten maupun manifestasinya. baik dari arus kanan maupun arus kiri, baik dari barat maupun timur.

Entah itu Komunis, Kapitalis, Liberal, Takfiri Wahaby serta ideologi apapun yang hendak meruntuhkan kejayaan negeri ini. 

Pancasila Sakti, NKRI Harga Mati..

Oleh: Shuniyya Ruhama

 Pengajar Ponpes Tahfidzul Quran Al Istiqomah Weleri Kendal

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda