Sowan Sunan Kedu, Santri Sunan Kudus Dan Sunan Kalijaga - HWMI.or.id

Tuesday 4 October 2022

Sowan Sunan Kedu, Santri Sunan Kudus Dan Sunan Kalijaga

Ziarah ke makam para wali merupakan ikhtiyar batiniyah kita untuk menyambung kembali sejarah dengan masa lalu supaya tidak kepaten obor. 

Juga meneladani perjuangan para pendahulu serta mewariskan nilai-nilai luhur kepada generasi yang akan datang.

Ziarah ke makam Kanjeng Sunan Kedu merupakan kenikmatan tersendiri. Beliau adalah salah satu tokoh luar biasa di jamannya. Hasil didikan dari Kanjeng Sunan Kudus sekaligus Kanjeng Sunan Kalijaga. Dua wali yang memiliki karakter saling melengkapi satu sama lain.

Kanjeng Sunan Kedu merupakan Peranakan Tionghoa Muslim di Jawa. Nama asli beliau adalah Ma Ku Kwan. Oleh dialek masyarakat setempat disebut sebagai Makukuhan.

Dari Kanjeng Sunan Kudus beliau belajar bercocok tanam dan mengembangkan sitem pertanian yang modern pada masanya. Bahkan dikisahkan beliau adalah yang mengembangkan Beras Rojolele generasi awal.

Dalam berdakwah, beliau kerap menjalankan sholat secara terbuka, berdoa dan berdzikir dengan keras dan ditampakkan. Hal ini menarik perhatian warga setempat.

Apalagi ketika hasil pertanian sanget memuaskan. Akhirnya banyak warga yang belajar dan tertarik dengan agama Islam. Melalui ilmu dan akhlakul karimah beliau.

Demikian pula dengan tembakau. Beliau dipasrahi oleh Kanjeng Sunan Kudus untuk mengembangkan tanaman tembakau yang pada awalnya dipergunakan sebagai tanaman obat. Jadi, tembakau bukan asli Amerika Latin yang dibawa VOC ke Nusantara tetapi memang tanaman asli Indonesia. Adapun jika ada varietas lain dari Amerika Latin, hal itu tidak boleh menafikkan keberadaan tembakau asli kita.

Dari Kanjeng Sunan Kalijaga, beliau belajar ilmu kanuragan dan ilmu tasawuf. Sehingga banyak cerita magis yang menyelimuti kehidupan Kanjeng Sunan Kedu ini. Terlepas dari itu semua, gabungan kedua sumber ilmu tersebut sangat bermanfaat bagi dakwah syiar Islam di wilayah Kedu dan sekitarnya.

Atas jasa besar beliau inilah warga juga menjuluki beliau sebagai Ki Ageng Makukuhan. 

Makam beliau setidaknya memiliki dua versi. Yang pertama adalah yang kami kunjungi. Dan yang satu lagi ada di Gunung Sumbing. Tidak perlu diperdebatkan letaknya. Biarkan menjadi wilayah para waskitho. Bagian kita adalah mengirimkan segala doa terbaik kagem beliau. 

Semoga menjadi berkah bagi kita semua..

Oleh: Shuniyya Ruhama

Pengajar Ponpes Tahfidzul Quran Al Istiqomah Weleri - Kendal.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda