Aqidah Ahlussunnah : Datang bukan Bergerak - HWMI.or.id

Sunday 18 June 2023

Aqidah Ahlussunnah : Datang bukan Bergerak

 

Bagi makhluk yang berjism, datang tidak bisa dilepaskan dari makna berpindah atau bergerak secara fisik. Jadi datang dan bergerak (berpindah) ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Yang datang pasti berpindah atau bergerak.

Tapi bagi Allah, datang justru bukan berpindah dan bukan pula bergerak. Allah datang bukan berarti Allah berpindah dan bukan pula Allah bergerak. Sebab, Allah bukan jism. Yang bisa bergerak dan berpindah zatnya hanyalah jism. Maka, kedatangan Allah bukan bermakna perpindahan zat Allah dan bukan pula pergerakan zat Allah.

Imam Baihaqi berkata:

وَأَمَّا الْإِتْيَانُ وَالْمَجِيءُ فَعَلَى قَوْلِ أَبِي الْحَسَنِ الْأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يُحْدِثُ اللَّهُ تَعَالَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِعْلًا يُسَمِّيهِ إِتْيَانًا وَمَجِيئًا، لَا بِأَنْ يَتَحَرَّكَ أَوْ يَنْتَقِلَ، فَإِنَّ الْحَرَكَةَ وَالسُّكُونَ وَالِاسْتِقْرَارَ مِنْ صِفَاتِ الْأَجْسَامِ، وَاللَّهُ تَعَالَى أَحَدٌ صَمَدٌ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ. (الأسماء والصفات للبيهقي، ٢/ ٣٧٠)

“Adapun ‘Allah datang’, menurut Abul Hasan Al Asy’ari -semoga Allah meridhoinya- adalah Allah menciptakan suatu kejadian di hari kiamat nanti. Kejadian itu disebut sebagai ‘kedatangan Allah’. Bukan berarti Allah bergerak dan berpindah. Sebab, pergerakan dan diam termasuk ciri khas jism. Sedangkan Allah adalah Ash Shomad, tidak ada satu pun yang semisal dengan-Nya.” (Al Asma Was Shifat, 2/370)

 Ibnu Abdil Barr juga menegaskan bahwa Allah datang artinya bukan Allah berpindah dan bukan pula Allah bergerak:

وَلَيْسَ مَجِيئُهُ حَرَكَةً وَلَا زَوَالًا وَلَا انْتِقَالًا لِأَنَّ ذَلِكَ إِنَّمَا يَكُونُ إِذَا كَانَ الْجَائِي جِسْمًا أَوْ جَوْهَرًا فَلَمَّا ثَبَتَ أَنَّهُ لَيْسَ بِجِسْمٍ وَلَا جَوْهَرٍ لَمْ يَجِبْ أَنْ يَكُونَ مَجِيئُهُ حَرَكَةً وَلَا نَقْلَةً

“Kedatangan Allah bukanlah gerakan atau perpindahan. Sebab, gerakan dan perpindahan terjadi hanya bagi jism atau jauhar. Setelah nyata bahwa Allah bukan jism dan bukan pula jauhar, maka datang tidak harus bermakna gerakan atau perpindahan.” (At Tamhid, 7/137)

Penulis : Danang Kuncoro Wicaksono 

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda