Bahwa Indonesia saat ini memasuki tahun politik. Orang sudah mulai rame-rame bicara politik, bicara copras-capres, cola-caleg. Tentu saya berharap Thoriqoh Tijani mengambil peran yang lebih besar dalam tahun politik ini terutama peran dalam mendamaikan umat, bukan peran yang terlibat di dalam perebutan kekuasaan tetapi bagaimana umat ini bisa tetap tenang, tetap teduh, tetap damai, meskipun berbeda-beda dalam pilihannya.
Tentu saya juga berharap Thoriqoh Tijani ini bisa menjadi contoh bagaimana memilih pemimpin yang baik, bagaimana memilih pemimpin yang benar-benar bisa dipercaya, bisa diberi amanah untuk memimpin bangsa besar ini, bangsa yang memiliki keragaman, bangsa yang memiliki perbedaan yang menjadi kekuatan kita.
Saya berpesan kepada seluruh ikhwan dan akhwat Tijani ini agar nanti ketika memilih para pemimpin, memilih calon pemimpin kita, calon presiden dan calon wakil presiden kita dicek betul rekam jejaknya, jangan asal dikasih uang memilih, jangan... Jangan asal dikasih sembako.
Harus dicek betul, pernah nggak calon pemimpin kita, calon presiden Kita ini memecah belah umat? Kalau punya jejak pernah memecah belah umat, jangan dipilih.
Kita lihat apakah pemimpin Kita, calon pemimpin kita ini pernah menggunakan agama sebagai alat untuk memenangkan kepentingannya atau tidak? Kalau agama diperalat untuk merebut kekuasaan, jangan dipilih! Agama seharusnya melindungi kepentingan seluruh umat.
Islam diajarkan sebagai sebuah agama rahmat, Rahmatan lil alamin, bukan rahmatan lil Islam saja. Tidak! Bukan rahmat untuk Islam saja, tidak!, tidak Rahmat satu kelompok saja, tidak! Tetapi Rahmat semua kelompok, rahmat semua golongan.
Sekali lagi, kalau ada calon pemimpin punya rekam jejak memperalat agama untuk kepentingan politiknya, jangan dipilih.
Saya yakin para ikhwan, akhwat, Thoriqoh Tijani ini mampu memilih dan memilah mana yang terbaik bagi bangsa dan negara ini.
