Nahdliyin, dikenal santun dan sam'an watho'atan. Kalaupun berbeda pandangan, para kyai kita memberikan contoh dan sikap yang meneduhkan.
Apalagi pada hal-hal yang berhubungan organisasi, sebesar NU. tentu banyak sekali perbedaan yang terjadi dan setiap periodisasi kepemimpinan memiliki tantangan yang harus di selesaikan.
Jika romo kyai Said, tantangannya jelas dan pasti. terancamnya eksistensi Pancasila, NKRI dan Islam. Beliau pun demikian dihujat, dikafirkan, bahkan ancaman-ancaman dari Wahabi, HTI, PK* pun, dkk. Kerap menyerang pribadi beliau dan tentu tanpa Adab.
Di era Gus Yahya, ketua PBNU terpilih mendapatkan tantangan, kecaman, bahkan menyerang secara organisasi (PBNU) yang anehnya dilakukan oleh warga Nahdliyin, bahkan dengan kata-kata yang kurang beradab. Padahal sudah jelas, beliau menyampaikan, bahwa keputusan ini sebagai upaya menjalankan amanah organisasi (AD/ART).
Tidak hanya romo kyai Marzuki Mustamar, ada beberapa pengurus selevel di dijajaran struktural PBNU pun diberhentikan dengan hormat. Ada KH Amiruddin Nahrawi, H Ulyas Taha, H Robikin Emhas dan Nusron Wahid. Bahkan diantaranya menjabat menjadi Ketua PBNU.
Beliau-beliau yg diberhentikan biasa-biasa saja, menjalani keputusan organisasi dengan penuh rasa tanggungjawab dan tetap menjaga adab.
Ada apa dengan Netizen Nahdliyin?