HWMI.or.id

Friday, 14 November 2025

Majelis Muslimah Masjid Dwiga dan Lazis NU Lowokwaru Gelar Santunan “Cinta Lansia”

Dokumen : Majelis Muslimah Masjid Dwiga bekerja sama dengan Lazis NU Lowokwaru Memberikan santunan pada lansia
Malang, Jumat 14 November 2025 — Majelis Muslimah Masjid Dwiga bekerja sama dengan Lazis NU Lowokwaru mengadakan kegiatan sosial berupa santunan dalam Program Cinta Lansia. Sebanyak 50 lansia dari Ranting Muslimat Tunjungsekar dan Ranting Muslimat Sudimoro Mojolangu menerima bantuan dalam kegiatan tersebut.

Paket santunan yang diberikan meliputi:

Beras 3 kg

  1. Mie goreng 10 bungkus
  2. Minyak goreng 1,5 liter
  3. Telur 2 kg
  4. Garam
  5. Amplop berisi Rp50.000

Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi serta mendorong para lansia agar tetap bersemangat menghadiri pengajian Majelis Muslimah Dwiga yang rutin digelar setiap hari Jumat pada Jumat pertama, kedua, dan ketiga setiap bulannya. Diharapkan para lansia senantiasa istiqamah dalam mengikuti majelis ilmu dan dalam menjalankan ibadah sehari-hari, khususnya shalat.

Ketua Majelis Muslimah Dwiga, Bu Kaji Devi Rusdi, menyampaikan ucapan terima kasih kepada para donatur yang telah berpartisipasi dalam program santunan ini.

“Terima kasih kepada para donatur atas sedekah dan dukungan yang diberikan. Semoga Allah melimpahkan kelancaran rezeki, kesehatan, serta menjadikan anak-anak para donatur sebagai anak-anak yang sholeh dan sholehah,” ujarnya.

Beliau juga mendoakan para lansia agar selalu diberi kesehatan, kekuatan beribadah, dan kelak dipanggil Allah dalam keadaan husnul khotimah.

Kegiatan berlangsung hangat dan penuh keharuan, menjadi bukti kepedulian dan perhatian masyarakat terhadap para lansia di lingkungan sekitar. (Heru)

Tuesday, 11 November 2025

Masjid Dwiga dan LAZISNU Lowokwaru Hadirkan Layanan Peminjaman Kursi Roda Gratis untuk Warga Malang Raya

Dokumen : Penerima manfaat peminjaman kursi gratis, Mak Nana dari Sulfat Blimbing Kota Malang
Malang — Masjid Dwiga bekerja sama dengan JPZIS NU Lowokwaru menghadirkan program sosial inovatif berupa layanan peminjaman kursi roda gratis bagi masyarakat umum. Program ini terbuka untuk siapa pun dan untuk berbagai kebutuhan kesehatan, tanpa memandang latar belakang.

Ketua LAZISNU Lowokwaru, H. Muhammad Rusdi, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk meringankan beban masyarakat yang membutuhkan alat bantu jalan sementara. 

“Kursi roda harganya cukup mahal, sementara banyak orang hanya membutuhkan ketika sakit saja. Dengan program ini, kami berharap bisa membantu mengurangi beban biaya pengobatan,” ujarnya.

Dokumen : Kursi Rod siap Pakai untuk penerima Manfaat
Pelayanan peminjaman ini berlaku untuk seluruh wilayah Malang Raya. Namun, karena keterbatasan sumber daya manusia, pihak masjid belum dapat menyediakan layanan antar. Peminjam diharapkan datang langsung ke Masjid Dwiga untuk mengambil kursi roda.

Selain itu, masyarakat yang memiliki kursi roda tidak terpakai juga diajak untuk mewakafkannya ke Masjid Dwiga. Wakaf tersebut akan menjadi amal jariyah yang terus mengalir manfaatnya bagi sesama.

“Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat kesejahteraan umat. Dengan program seperti ini, kami ingin menjadikan masjid sebagai tempat yang hidup dan bermanfaat, baik untuk urusan dunia maupun akhirat,” tambah H. Rusdi.

Untuk informasi dan peminjaman kursi roda gratis, masyarakat dapat menghubungi Bapak Heru Pratikno di nomor 0813-3403-1103.

Adapun salah satu kursi roda yang saat ini digunakan dalam program tersebut merupakan wakaf dari almarhum Haji Imam Hanafi, semoga menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya. (Heru)

Cerita dibalik Suksesnya Santri Fun Walk Kota Malang yang dihadiri Lautan Manusia

Dokumen : Peserta Funwalk Hari Santri 2025 di Balai Kota Malang, Ahad (09/11/2025).
Ada hal menarik dibalik kesuksesan Fun Walk Santri sebagai puncak hari santri yang dihadiri oleh puluhan ribu manusia di depan Balai Kota saat itu (9/11). Menurut M. Nur Jel Wahyudi selaku ketua panita menjelaskan bahwa, munculnya ide giat itu lahir dari pertemuan terbatas pada tanggal 18 Oktober 2025 di PPIQ Darul Hidayah, Bareng (ndalem Gus Hisa). Agenda itu dihadiri oleh Jajaran Pembina dan Pengurus Majelis IPNU kota Malang.

“Saat itu hanya segilintir orang saja yang ikut rapat, namun akhirnya dari situ muncul gagasan besar untuk membuat Santri Fun Walk ini. Alhamdulillah antusiasnya melebihi ekspektasi dari panitia” tuturnya.

Agenda itu juga tak luput atas restu dari para kiai sepuh yang ada di kota Malang salah satunya yakni Kiai Marzuki Mustamar. Saat itu, bersama Majlis Cangkrukan Gus Dur, pihaknya meminta saran untuk memeriahkan Hari Santri. Tercetuslah Istighotsah Kubro di masjid Sabilillah pada 21 Oktober dengan melibatkan seluruh Banom dan Lembaga dibawah NU.

"Kami saat itu meminta saran kepada beliau siapa yang akan dijadikan ketua dengan menyadarkan beberapa nama, beliau memilih Rekan Nur Wahyudi sebagai Ketua dan Choirul Anam sebagai sekretaris. Selanjutnya Panitia Ketua MA terlebih dahulu sowan kepada Gus Is sebagai Ketua PCNU pada 18 Oktober meminta dukungan dan doa restu dua acara dimaksud yakni Istighotsaha Kubro dan Jalan Sehat Sarungan." imbuhnya

Ia juga menegaskan bahwa agenda ini juga merupakan respon atas polemik tayangan Trans 7 yang telah melukai hati seluruh santri di pertengahan oktober lalu. Ia beranggapan, bahwa tidak seharusnya hal itu terjadi. Karena itu, santri se kota Malang mempunyai semangat untuk menunjukkan jati diri sebagai kaum yang membela para kiai nya.
Dokumen : M.Nur Jel Wahyudi Ketua Santri Fun Walk (SFW) Kota Malang 2025
Di sisi lain, ia menambahkan, agenda semacam ini bukan pertama kalinya dilaksankan namun, sudah agenda ke enam. Setelah sebelumnya, dilaksanakan di beberapa tempat yang berbeda.

Pada 2015 pertama kali mengadakan Start di Balaikota Malang dan Finish di Masjid Agung Jamik kota Malang . Kedua,dilaksanakan pada 2016 di Museum Brawijaya. Sementara, 2017 SFW (Santri Fun Walk) diadakan di Kampus Unisma termasuk didalamnya pemecahan Rekor MURI pembuatan dan pengibaran Bendera NU terbesar ukuran 45 meter x 60 meter.

Tahun 2018 diadakan di Universitas Brawijaya. Kembali dan pada 2019 diadakan di Jl. Merdeka Barat Depan Masjid Agung Jami’. Lalu, tahun 2025 ini pihaknya telah sukses melaksanakan SFW yang ke enam.

Ia bersyukur agenda ini terlaksana sesuai harapan, sebab seluruh elemen santri tumpar ruah hadir. Sekalipun, ia menganggap hadiah yang diberikan hanya sebagai bonus saja. Namun yang paling penting adalah momem kebersamaan dan silaturahim antar santri se-kota Malang.

Sebelumnya, agenda puncak peringatan Hari Santri 2025 di Kota Malang ini memulai dan mengakhiri perjalanan di depan Balai Kota Malang dengan rute sejauh kurang lebih 3 kilometer melintasi Alun-Alun Kota Malang, koridor Kayutangan Heritage, dan kembali ke balai kota. Ratusan doorprize dibagikan melalui kegiatan ini. (Malik)

Sunday, 9 November 2025

Tiga Generasi Tebuireng: Dari Resolusi Jihad hingga Pahlawan Demokrasi

Jombang, 10 November 2025 — Pemerintah Republik Indonesia resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional, 10 November 2025. Pengukuhan ini melengkapi mata rantai keteladanan tiga generasi ulama besar dari Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.

Gelar ini menempatkan Gus Dur sejajar dengan kakeknya, Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama sekaligus penggerak Resolusi Jihad 1945, serta ayahnya, KH. Abdul Wahid Hasyim, tokoh perumus pendidikan dan perumusan dasar-dasar kehidupan kebangsaan di masa awal kemerdekaan.

Gus Dur dikenal luas sebagai tokoh yang berperan penting dalam transisi Indonesia menuju era demokrasi pasca runtuhnya rezim Orde Baru. Selama menjabat sebagai Presiden ke-4 Republik Indonesia, Gus Dur membuka ruang kebebasan pers, memperkuat hak-hak sipil, serta memajukan dialog lintas agama dan kebudayaan dalam kerangka keindonesiaan.

Salah satu kebijakan monumental Gus Dur adalah pencabutan berbagai aturan diskriminatif terhadap warga Tionghoa di Indonesia, termasuk pemulihan budaya dan pengakuan resmi perayaan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur nasional. 

Selain itu, Gus Dur turut mendorong penyelesaian konflik di sejumlah daerah, memperkuat peran masyarakat sipil, dan mempromosikan Islam yang inklusif, moderat, serta berbasis nilai-nilai kemanusiaan.

Pengamat sejarah menilai ketiga tokoh Tebuireng tersebut memberikan kontribusi berkesinambungan bagi Indonesia:

KH. Hasyim Asy’ari memperjuangkan kedaulatan bangsa melalui gerakan keagamaan dan sosial.

KH. Abdul Wahid Hasyim mengokohkan fondasi pendidikan nasional dan jembatan dialog antar-kepercayaan.

KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) meneguhkan nilai kemanusiaan, demokrasi, dan pluralitas sebagai ciri khas Indonesia modern.

Dengan pengukuhan ini, Tebuireng kembali menjadi sorotan sebagai salah satu pusat tradisi keilmuan yang memberikan kontribusi besar dalam sejarah Indonesia.

“Tiga generasi Tebuireng menunjukkan satu mata rantai perjuangan: ilmu yang menjadi cahaya, keikhlasan sebagai dasar, dan pengabdian yang tidak henti untuk tanah air,” demikian disampaikan dalam pernyataan resmi keluarga besar pesantren.

Gelar ini menegaskan bahwa sumbangsih Gus Dur bukan hanya milik kalangan tertentu, melainkan warisan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dari Tebuireng, nilai itu ditanam. Untuk Indonesia, nilai itu hidup.

Selamat Hari Pahlawan Nasional.!!

Friday, 7 November 2025

JUMAT BAROKAH DI MASJID DWIGA: CUKUR RAMBUT GRATIS, BAYARNYA CUKUP UCAPKAN “ALHAMDULILLAH”

Dokumen : Masjid Dwiga program “Jumat Barokah: Kembali Ganteng”, Jumat (7/11/2025).
Mengawali Jumat pagi dengan suasana penuh keberkahan, Masjid Dwiga kembali menggelar program unik dan inspiratif bertajuk “Jumat Barokah: Kembali Ganteng”, Jumat (7/11/2025). Dalam kegiatan ini, warga dapat menikmati layanan pangkas rambut 100% gratis, tanpa tarif, tanpa syarat. Satu-satunya “biaya” yang diminta hanyalah ucapan syukur: “Alhamdulillah.

Program dimulai sejak pukul 08.00 hingga 11.00 WIB dan disambut antusias oleh masyarakat. Sedikitnya 30 jamaah ikut merapikan penampilan mereka di area khusus yang telah disiapkan di lingkungan masjid.

Pangkas rambut dilakukan oleh barbershop “SAKURA” milik Bapak Sigit, warga Dwiga Blok A6 No. 2, yang bersinergi dengan LAZISNU MWC NU Lowokwaru serta para donatur. Kolaborasi ini menghadirkan suasana ramah, santai, dan penuh nilai kebersamaan.

“Hari Jumat adalah hari raya bagi kaum muslimin. Selain shalat Jumat, ada sunah-sunah seperti memotong kuku dan merapikan diri. Dengan tampil rapi ke masjid, kita bukan hanya memperindah penampilan, tapi juga memakmurkan rumah Allah,” ujar Abah Haji Suyanto, salah satu penggagas kegiatan.

Di balik kegiatan sederhana ini tersimpan pesan mendalam: rapi bukan sekadar soal penampilan, melainkan wujud penghormatan kepada diri sendiri dan Sang Pencipta. Setiap helai rambut yang jatuh, seperti mengalirkan semangat baru untuk memperbaiki diri.

Warga tampak senang dan percaya diri seusai dicukur, sambil saling bertukar senyum dan ucapan syukur. Suasana teduh Masjid Dwiga menjadi saksi, bahwa kebaikan bisa hadir dari hal-hal kecil yang dilakukan bersama-sama.

Dan benar adanya, seperti ungkapan yang menjadi ruh kegiatan ini:

Syukur adalah mata uang langit. Yang membalasnya bukan manusia, melainkan Tuhan.

Masjid Dwiga pun berharap program ini menjadi kegiatan rutin dan semakin mempererat ukhuwah antar jamaah, Semoga keberkahan Jumat terus menyertai. (Heru)

Sunday, 2 November 2025

Perkuat Struktur Organisasi, PAC Pergunu Lowokwaru Gelar Konsolidasi Perdana

Dokumen : Pemanfaatan Teknologi, PAC Pergunu Lowokwaru Adakan Konsolidasi organisasi, Ahad 02/11/2025

KOTA MALANG – Pengurus Anak Cabang (PAC) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Lowokwaru memulai langkah awal penguatan keorganisasian dengan menggelar konsolidasi bersama Pengurus Cabang (PC) Pergunu Kota Malang, Ahad (2/11/2025). Pertemuan ini berfokus pada pengenalan mendalam organisasi profesi guru NU dan sesi ta’aruf (perkenalan) antar anggota yang hadir.

Acara konsolidasi ini dihadiri langsung oleh Ustadz Akhmad Fauzi, S.Ag., M.Pd., yang merupakan pengurus PC Pergunu Kota Malang sekaligus koordinator PAC Pergunu Lowokwaru.

Dalam sambutannya, Ustadz Fauzi menjelaskan bahwa Pergunu adalah organisasi profesi yang mewadahi beragam latar belakang tenaga pendidik di lingkungan Nahdlatul Ulama.

"Pergunu beranggotakan guru dari berbagai jenjang, mulai dari PAUD, TK, MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA, atau sederajat," jelas Ustadz Fauzi. "Bahkan para pengajar di Madrasah Diniyah maupun di pesantren juga merupakan bagian dari keluarga besar Pergunu."

Agenda utama dari pertemuan ini adalah pembentukan struktur kepengurusan PAC Pergunu Lowokwaru secara lengkap, meniru struktur yang sudah berjalan di tingkat PC Pergunu Kota Malang.

"Setelah kepengurusan lengkap, kami akan mengadakan konsolidasi internal sebelum susunan resmi diajukan dan ditetapkan oleh PW Pergunu Jawa Timur," tambahnya.

Mengenal Pergunu: Organisasi Profesi yang Berakar Kuat dalam Sejarah NU

Untuk memberikan pemahaman yang utuh kepada anggota baru di Lowokwaru, disisipkan pula kilas balik sejarah Pergunu yang kaya akan perjuangan.

Dilansir dari NUOnline dan Ensiklopedia NU, Pergunu adalah badan otonom NU yang menghimpun guru, dosen, dan ustadz. Organisasi ini lahir dari rekomendasi Konferensi Lembaga Pendidikan Ma'arif NU pada tahun 1952.

Sempat mengalami pasang surut, terutama saat Orde Baru menyatukan organisasi guru dalam PGRI, Pergunu kembali diaktifkan pada era reformasi. Titik baliknya terjadi pada Muktamar NU Makassar tahun 2010, di mana Pergunu resmi ditetapkan sebagai salah satu Badan Otonom NU.

Kini, Pergunu mengusung paradigma baru: profesionalitas dan independensi. Organisasi ini tidak berafiliasi dengan partai politik mana pun, sejalan dengan Khittah 1926 yang mengembalikan NU sebagai organisasi sosial keagamaan yang fokus membangun generasi muda melalui jalur pendidikan. (Zain)

Friday, 31 October 2025

Gerakan Keluarga Maslahah NU Lowokwaru Resmi Ditutup, Berlangsung Khidmat dalam Rutinan Jumat Wekasan

Dokumen : Kegiatan Rutinan Jumat Wekasan MWCNU Lowokwaru sekalgus Penutupan rangkaian kegiatan Gerakan Keluarga Maslahah Nahdlatul Ulama (GKMNU) Lowokwaru
Kota Malang — Rangkaian Gerakan Keluarga Maslahah Nahdlatul Ulama (GKMNU) resmi ditutup dalam kegiatan rutinan Jumat Wekasan MWCNU Lowokwaru, Jumat (akhir bulan), bertempat di Kantor MWCNU Lowokwaru, Kota Malang.

Penutupan program yang merupakan kolaborasi antara MWCNU Lowokwaru dengan Kantor Kementerian Agama Kota Malang ini sekaligus menandai putaran ke-12 kegiatan GKMNU yang telah berjalan selama setahun penuh di seluruh kecamatan di Kota Malang.

Acara berlangsung khidmat dan penuh kekeluargaan, dihadiri oleh Kepala KUA Kecamatan Lowokwaru Abah H. Gufron, Ketua Tanfidziyah MWCNU Lowokwaru KH. Zainal Arifin, KH. Sudari, KH. Hilmi Muhammad, Abah H. Junaidi, jajaran pengurus MWCNU dan ranting-ranting NU, serta perwakilan santri dan pemuda Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Tunjungsekar yang diasuh oleh KH. Triyono.

Dalam sambutannya, Abah H. Gufron menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap MWCNU Lowokwaru yang secara konsisten menjadi mitra aktif Kementerian Agama dalam menggerakkan masyarakat menuju keluarga yang maslahah — keluarga yang berdaya, beriman, dan berakhlakul karimah.

“Gerakan ini bukan hanya simbol kegiatan seremonial, tapi bukti nyata sinergi antara ulama, umara, dan umat. NU selalu berada di garda terdepan menjaga nilai-nilai keluarga sakinah dan maslahah di tengah tantangan zaman,” ungkapnya.

Sementara itu, KH. Zainal Arifin dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan Jumat Wekasan bukan hanya agenda rutin, tetapi juga momentum untuk memperkuat spiritualitas dan ukhuwah antarwarga Nahdliyyin di Lowokwaru.

“Jumat Wekasan adalah saat yang tepat untuk bermuhasabah, memperbanyak doa, dan memperkuat silaturahmi. Apalagi kali ini bersamaan dengan penutupan GKMNU, semoga menjadi berkah dan semangat baru untuk terus berkhidmah kepada umat,” ujarnya.

Kegiatan Jumat Wekasan ini diisi dengan doa bersama, dzikir, dan tausiyah kebangsaan, diselingi refleksi capaian program GKMNU selama setahun terakhir.
Program GKMNU di Kecamatan Lowokwaru sendiri telah berhasil mendorong berbagai kegiatan sosial-keagamaan, seperti pembinaan keluarga sakinah, pelatihan ekonomi umat, dan edukasi moderasi beragama di tingkat ranting.

Dengan berakhirnya putaran ke-12 ini, MWCNU Lowokwaru berkomitmen untuk melanjutkan gerakan maslahah ini ke tahap pembinaan berkelanjutan, agar nilai-nilai keberkahan dan penguatan keluarga Nahdliyyin terus mengakar dalam kehidupan masyarakat.

“Semoga semangat maslahah ini tidak berhenti di acara penutupan, tapi terus menjadi ruh dalam setiap aktivitas sosial dan keagamaan di lingkungan NU,” pungkas KH. Zainal Arifin. (Heru)

Penyerahan Sertifikat Wakaf Masjid Miftahul Huda dan Mushola Darul Hikmah: Langkah Nyata Menjaga Amanah Umat

 

Dokumen : Penyerahan Sertifikat Wakaf di Mushalla Darul Hikmah, 31 Oktober 2025
Kota Malang — Dalam suasana penuh keberkahan di malam Jumat Legi, 31 Oktober 2025, dilaksanakan penyerahan sertifikat wakaf Masjid Miftahul Huda dan Mushola Darul Hikmah yang berlokasi di Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

Kegiatan berlangsung usai salat Magrib hingga ditutup dengan salat Isya berjamaah di Mushola Darul Hikmah, Ranting Mojolangu Timur, dengan suasana khidmat dan penuh kekeluargaan.

Acara ini dihadiri oleh jajaran pengurus dan tokoh Nahdlatul Ulama setempat, antara lain:

  • Abah H. Ahmad Poernomo, Takmir Masjid Miftahul Huda sekaligus Ketua Ranting NU Mojolangu Tengah.

  • Bapak M. Kosim, Takmir Mushola Darul Hikmah, didampingi Ustadz Sholeh, Ketua Ranting Mojolangu Timur.

  • Sertifikat wakaf diterima secara resmi oleh KH. Khamid Manan selaku Nadzir dan Abah H. Muarib selaku Ketua LPW P, didampingi oleh Gus Ainun Najib, H. Rusdi (Ketua LazisNU Lowokwaru), serta Heru Pratikno (Wakil Tanfidziyah MWC NU Lowokwaru).

Dalam sambutannya, Abah H. Muarib menyampaikan bahwa proses rename dan penyerahan sertifikat wakaf ini merupakan langkah penting untuk menertibkan administrasi pengelolaan masjid dan mushola di lingkungan Nahdlatul Ulama.

Dokumen : Penyerahan Sertifikat Wakaf Masjid Miftahul Huda Mojolangu, 31 Oktober 2025
“Sertifikat wakaf ini bukan sekadar dokumen, tetapi bentuk tanggung jawab agar pengelolaan tempat ibadah lebih tertib, dan agar para wakif tetap mendapatkan aliran pahala amal jariyahnya hingga akhir hayat,” ujarnya.

Sementara itu, KH. Khamid Manan menegaskan pentingnya legalisasi wakaf untuk mencegah penyalahgunaan aset masjid dan mushola di kemudian hari.

“Banyak kasus di luar sana, sertifikat yang masih atas nama pribadi justru disalahgunakan oleh ahli waris atau oknum untuk kepentingan pribadi, bahkan dijadikan jaminan utang. Inilah pentingnya penyerahan wakaf secara sah kepada nadzir yang amanah,” tegas beliau.

Hingga saat ini, LPW MWC NU Lowokwaru telah berhasil menyertifikatkan 125 lembaga wakaf, meliputi masjid, mushola, lembaga pendidikan seperti TK, dan sekolah Ma’arif NU.
Langkah ini menjadi wujud nyata semangat khidmah warga Nahdliyyin dalam menjaga amanah umat, sekaligus memperkuat konsolidasi dan kemandirian aset Nahdlatul Ulama di Kota Malang.

“Semoga ikhtiar ini terus menjadi bagian dari amal jariyah bersama, dan menjadi inspirasi bagi ranting-ranting NU lain dalam menata administrasi aset wakaf dengan lebih baik,” tutup Abah Muarib. (Heru)

Thursday, 23 October 2025

Pengukuhan Santri Baru: Meneguhkan Niat dan Komitmen dalam Menuntut Ilmu

 

Dokumen : Pengasuh Ribathul Qur'an Wardatul Ishlah bersama santri baru
Sebagai bagian dari perjalanan pembinaan di Ribathul Qur’an Wardatul Ishlah, pengasuh lembaga, Ahmad Zain Fuad, secara resmi mengukuhkan delapan santri yang telah menempuh masa pembinaan selama tiga bulan atau yang dikenal dengan istilah oprek.

Pengukuhan ini dilaksanakan di kawasan Parang Tejo, Dau – Malang, selama dua hari satu malam, dengan suasana penuh kekhidmatan dan kebersamaan. Kegiatan tersebut menjadi penanda berakhirnya masa pembinaan intensif sekaligus awal dari perjalanan baru para santri untuk menjadi insan Qur’ani yang matang secara spiritual, intelektual, dan sosial.

Dalam sambutannya, Ahmad Zain Fuad memberikan pesan mendalam kepada para santri agar senantiasa mengingat tujuan utama mereka datang ke Malang — yaitu menuntut ilmu.

“Jauh-jauh kalian datang ke Malang dengan meninggalkan keluarga dan orang tua, maka hendaknya sungguh-sungguhlah dalam belajar. Jadikan perjuangan ini sebagai jalan untuk membanggakan mereka,” pesan beliau dengan penuh ketulusan.

Namun beliau menegaskan bahwa belajar saja tidak cukup. Ilmu yang diperoleh harus diamalkan dalam kehidupan nyata agar menjadi cahaya yang menerangi diri dan orang lain.

“Di Wardatul Ishlah inilah tempat yang tepat untuk membangun diri sejak dini. Agar kelak kalian siap menjalani kehidupan, baik sebagai pribadi, anggota keluarga, maupun sebagai bagian dari masyarakat,” lanjutnya.

Menata Niat, Menjaga Waktu, dan Membangun Integritas

Lebih lanjut, pengasuh mengingatkan pentingnya istiqamah dalam menata niat, menjaga pergaulan, dan mengelola waktu dengan baik. Menurut beliau, waktu adalah amanah yang sangat berharga — apabila diatur dengan bijak, ia akan melahirkan keberkahan dan kemanfaatan dalam hidup.

Pesan ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-‘Ashr (103): 1–3:

“Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.”

Melalui pengukuhan ini, para santri diingatkan bahwa perjalanan mereka baru dimulai. Tantangan sesungguhnya adalah bagaimana menjaga semangat dan keistiqamahan setelah masa pembinaan berakhir.

Penilaian dari Para Ustadz dan Tokoh Masyarakat

Selama masa oprek, para santri menjalani berbagai tahapan pembinaan, mulai dari pendalaman ilmu Al-Qur’an, kegiatan sosial, hingga pelatihan kepemimpinan dan tanggung jawab kelembagaan.

Menariknya, dalam tahap akhir sebelum pengukuhan, para ustadz dan tokoh masyarakat turut memberikan penilaian terhadap calon santri. Penilaian tersebut tidak hanya mencakup aspek pengetahuan, tetapi juga akhlak, kedisiplinan, kepedulian sosial, dan kemampuan berinteraksi dengan masyarakat.

Hal ini penting karena kelak para santri akan diterjunkan langsung menjadi pendidik dan penggerak di lembaga-lembaga di bawah binaan Ribathul Qur’an Wardatul Ishlah. Dengan demikian, setiap santri tidak hanya membawa nama lembaga, tetapi juga membawa misi dakwah dan pengabdian kepada masyarakat.

Sebagaimana falsafah yang dipegang lembaga ini:

“Mendidik dengan cinta, membimbing dengan ilmu, dan mengabdi dengan ketulusan.”

Penutup

Pengukuhan santri baru ini bukan sekadar seremoni, tetapi momentum untuk memperbaharui niat, memperkuat tekad, dan meneguhkan komitmen dalam menapaki jalan ilmu.
Melalui bimbingan para asatidz dan pengasuh, Ribathul Qur’an Wardatul Ishlah terus berupaya melahirkan generasi Qur’ani yang tidak hanya cerdas dalam ilmu, tetapi juga luhur dalam akhlak dan tangguh dalam pengabdian.

Wednesday, 22 October 2025

Ribuan warga NU Lowokwaru tumplek blek di Lapangan Mahkota Wulung rayakan semangat Hari Santri Nasional ke-10

Dokumen : Apel Hari Santri 2025 MWCNU Lowokwaru Kota Malang
Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional ke-10, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Lowokwaru menyelenggarakan apel santri di Lapangan Mahkota Wulung, Ranting Tunggulwulung, pada hari Selasa (22/10). Kegiatan berlangsung dengan khidmat dan semangat kebersamaan, diikuti sekitar 1.000 peserta dari berbagai unsur warga Nahdlatul Ulama.

Peserta apel terdiri dari pengurus MWC NU Lowokwaru, 19 pengurus ranting NU, serta badan otonom seperti Muslimat NU, Fatayat NU, Ansor-Banser, IPNU, IPPNU, dan para santri pondok pesantren serta SMP Al-Maarif. Hadir pula unsur Linmas, serta masyarakat sekitar yang turut mendukung kegiatan ini.

Bertindak sebagai pembina upacara yaitu Camat Lowokwaru, Drs. Rudi Cahyono Catur Utomo. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa “Santri harus terus belajar untuk menjadi pribadi yang mandiri, cerdas, berdikari, dan bergotong royong demi membawa Indonesia maju.” Beliau juga menekankan bahwa semangat gotong royong yang tampak dalam pelaksanaan apel ini adalah wujud nyata kolaborasi dan kekompakan seluruh elemen masyarakat di Lowokwaru.

Sementara itu, orasi santri disampaikan oleh Ketua Tanfidziyah MWC NU Lowokwaru, KH. Zainal Arifin. Dalam orasinya, beliau mengajak para santri untuk menumbuhkan kecintaan kepada para kyai dengan semangat “santri nderek kyai sampai surga, NKRI harga mati.” Menurutnya, kecintaan kepada kyai bukanlah bentuk perbudakan, melainkan manifestasi dari akhlak Rasulullah yang menghormati dan meneladani guru serta ulama.

Adapun dawuh sepuh disampaikan oleh Rois Syuriyah KH. Khamid Manan, yang menekankan pentingnya revolusi akhlak sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW. Beliau menuturkan bahwa Nabi membangun peradaban melalui akhlak, di mana para sahabat seperti Abu Hurairah dan Anas bin Malik — yang berasal dari kalangan sederhana — diangkat derajatnya melalui ilmu. “Santri harus berilmu untuk merevolusi bangsa Indonesia,” pesan KH. Khamid Manan.

Acara apel santri ini ditutup dengan pembagian piala lomba mewarnai, lomba adzan, dan tartil Al-Qur’an, serta pembagian doorprize bagi peserta yang beruntung. Suasana kebersamaan, kekhidmatan, dan semangat santri mewarnai seluruh rangkaian acara hingga selesai.

Tuesday, 21 October 2025

MWC NU Lowokwaru Gelar Apel Hari Santri ke-10 di Lapangan Mahkota Wulung

 

Dokumen : Apel Hari Santri 2025 MWCNU Lowokwaru, Rabu 22 Oktober 2025.
Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional ke-10, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Lowokwaru menggelar apel santri di Lapangan Mahkota Wulung, Ranting Tunggulwulung. Kegiatan ini berlangsung dengan khidmat dan meriah, dihadiri sekitar 1.000 peserta dari berbagai unsur keluarga besar Nahdlatul Ulama.

Peserta apel terdiri dari pengurus MWC NU Lowokwaru, 19 pengurus ranting NU, serta badan otonom seperti Muslimat NU, Fatayat NU, Ansor-Banser, IPNU, IPPNU, dan para santri pondok pesantren serta SMP Al-Maarif. Hadir pula unsur Linmas yang turut serta dalam kegiatan upacara.

Bertindak sebagai pembina upacara adalah Camat Lowokwaru, Drs. Rudi Cahyono Catur Utomo, yang menyampaikan apresiasi terhadap semangat para santri dan warga NU dalam memperingati Hari Santri.

Sementara itu, orasi santri disampaikan oleh Ketua Tanfidziyah MWC NU Lowokwaru, KH. Zainal Arifin, dan dawuh sepuh (nasehat) disampaikan oleh KH. Khamid Manan.

Acara ditutup dengan pembagian piala lomba mewarnai, lomba adzan, dan tartil Al-Qur’an, serta doorprize bagi peserta yang beruntung. Suasana penuh semangat kebersamaan dan kekhidmatan mewarnai seluruh rangkaian acara hingga akhir. (Heru)