HWMI.or.id

Sunday, 30 November 2025

OPOP Malang 2026: Pacu Pesantren Jadi Kekuatan Ekonomi Halal Nasional

Dokumen : Musyawarah Kerja One Pesantren One Produk (OPOP) Kota Malang
MALANG – Program One Pesantren One Product (OPOP) Kota Malang menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) untuk tahun 2026 di Pondok Pesantren Darun Nun, Sabtu (29/11/2025) malam. Agenda strategis ini menandai komitmen memperkuat peran pesantren tidak hanya sebagai pusat pendidikan, tetapi juga sebagai lokomotif kemandirian ekonomi umat.

Rakor yang berlangsung dari pukul 19.00 hingga 22.00 WIB ini dihadiri oleh jajaran pengurus OPOP, perwakilan dari puluhan pesantren, serta sejumlah dinas terkait, membentuk sinergi lintas sektor untuk memacu pengembangan ekonomi berbasis pesantren.

Dari Kitab Kuning ke Kitab Bisnis

Dalam sambutannya, Kyai Halimi Zuhdy, Pengasuh Ponpes Darun Nun, menyambut hangat dan bangga atas terpilihnya pesantrennya sebagai tuan rumah. “Kami sangat senang sekali, Darun Nun menjadi tempat Rakor OPOP 2026. Karena santri kami tidak hanya belajar kitab kuning, tapi juga kitab bisnis,” ujarnya, disambut antusias para peserta.

Pernyataan ini sejalan dengan visi yang disampaikan Sekretaris OPOP Malang, Wahyu Widodo. Ia menegaskan, pesantren masa kini harus menjadi ruang tumbuhnya kemandirian ekonomi. “Santri perlu dididik untuk mampu membaca peluang, menciptakan usaha, dan bermanfaat bagi masyarakat. Ilmu agama harus berjalan seiring dengan kemampuan berproduksi dan berwirausaha,” tegas Wahyu.

Tiga Pilar Utama untuk Cetak Santri Mandiri

Rakor ini secara tegas memetakan arah pengembangan OPOP 2026 melalui tiga pilar utama yang saling berkaitan:

1. Santripreneur: Fokus pada pembinaan santri agar memiliki keterampilan usaha langsung dan mampu menghasilkan produk bernilai jual.

2. Pesantrenpreneur: Pengembangan unit usaha dan koperasi pesantren agar lembaga tersebut mandiri secara finansial dan berdaya saing.

3. Sosiopreneur: Pemberdayaan alumni pesantren untuk berperan luas dalam membangun ekonomi masyarakat, mengubah lulusan pesantren menjadi agen perubahan di tengah komunitas.

Melalui trilogi pilar ini, lulusan pesantren diharapkan tidak hanya menjadi pendidik agama, tetapi juga pionir usaha dan penggerak ekonomi kerakyatan.

Sinergi Konkret dengan Pemerintah Daerah

Pertemuan ini tidak hanya berhenti pada wacana, tetapi telah melahirkan komitmen kolaborasi yang lebih kuat dengan pemerintah daerah. Beberapa program pendampingan yang akan segera dijalankan mencakup:

· Pelatihan pengolahan pangan.

· Penguatan pemasaran produk pesantren.

· Program urban farming dan budidaya ikan air tawar.

· Pengelolaan maggot (belatung) dari limbah makanan sebagai pakan ternak berkelanjutan.

Program-program nyata ini dirancang agar pesantren lebih adaptif, produktif, dan siap bersaing di dunia usaha.

Menuju Pesantren Sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru

Rakor OPOP Malang 2026 di Pondok Darun Nun menjadi langkah strategis untuk membangun kemandirian ekonomi dan pemberdayaan santri secara sistematis. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, tahun 2026 diharapkan menjadi momentum akselerasi bagi pesantren untuk “naik kelas”, berdaya saing tinggi, dan melahirkan generasi santri yang tidak hanya alim dalam agama, tetapi juga mandiri dan siap berkarya untuk kemaslahatan umat. Pesantren pun siap diposisikan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi halal yang berkualitas di Indonesia.

Narahubung yang hadir dalam rakor antara lain: KH. Halimi Zuhdy (Pengasuh Darun Nun), Ahmad Zain Fuad, M.Pd., perwakilan Bappeda (Agung), Alif Bahrul Maghfiroh, Wahyudi Widodo (Sekretaris OPOP), Rosyidi, Gus Nurul Yaqin, Ibu Elfi (Dinas Ketahanan Pangan), dan Gus Solihin (PP Alhayatul). Turut hadir para santri dan tim Nun Business Center (NBC).

Pewarta : Zain

Tuesday, 25 November 2025

MTs Ma’arif NU Kota Malang Gelar Riyadhah dan Motivasi Sukses ASAS Ganjil 2025/2026

Kota Malang — MTs Ma’arif NU Kota Malang menyelenggarakan kegiatan Riyadhah dan Motivasi Sukses ASAS Ganjil pada Selasa, 18 November 2025 bersama Ketua LP Ma'arif MWCNU NU Lowokwaru Kota Malang bertempat di aula utama madrasah. Kegiatan berlangsung mulai pukul 10.00 hingga 12.00 WIB dengan khidmat dan penuh semangat.

Acara ini dihadiri oleh seluruh wali murid, siswa kelas 7, 8, dan 9, serta guru dan tenaga kependidikan, dengan total peserta sekitar 60 orang.

Diawali dengan Istighotsah dan Doa

Rangkaian kegiatan dimulai dengan istighotsah bersama, dilanjutkan dengan pembacaan doa sebagai bentuk ikhtiar spiritual dan permohonan kelancaran dalam menghadapi Asesmen Sumatif Akhir Semester (ASAS) Ganjil Tahun Pelajaran 2025/2026.

Melalui kegiatan ini, peserta diharapkan memperoleh ketenangan hati, pikiran yang fokus, serta sikap optimis dalam menghadapi ujian.

Motivasi, Tips Belajar, dan Pembekalan Mental

Selain kegiatan ruhani, peserta mendapatkan materi berupa motivasi serta Tips Sukses ASAS. Materi ini dirancang untuk memberikan bekal strategi belajar efektif, penguatan mental, serta pemahaman terkait pola asesmen yang akan dihadapi.

Dengan pembekalan dini ini, para siswa diharapkan mampu mempersiapkan diri secara matang sehingga dapat meraih hasil maksimal.

Launching Program Pembinaan TKA Bersama Primagama

Dalam kesempatan yang sama, madrasah juga meresmikan kerja sama program Pembinaan Belajar TKA (Tes Kemampuan Akademik) khusus kelas 9 bersama Primagama Kota Malang.

Program ini sebagai bentuk ikhtiar peningkatan prestasi akademik sekaligus mempermudah siswa dalam mempersiapkan studi lanjut ke jenjang pendidikan berikutnya.

Sinergi Madrasah, Guru, Orang Tua, dan Siswa

Demikian Indah Sulistiowati,S.Sos.,M.Pd., Kepala MTs Ma’arif NU Kota Malang dalam sambutannya menegaskan pentingnya sinergi seluruh pihak: 

“Prestasi tidak lahir hanya dari satu komponen. Guru, siswa, orang tua, dan madrasah harus berjalan bersama. Dengan kebersamaan, motivasi, ikhtiar, dan doa, insyaAllah hasil terbaik akan diraih.”

Beliau berharap kegiatan ini mampu menjadi pemantik semangat para siswa untuk belajar dengan serius sekaligus menjaga adab, kebiasaan baik, dan akhlak selama proses persiapan ujian.

MI Nurul Huda 1 Kota Malang Gelar Upacara Hari Guru Nasional 2025 dengan Khidmat dan Penuh Makna

Upacara HGN 2025 di MI Nurul Huda 1 Kota Malang
Kota Malang — MI Nurul Huda 1 Kota Malang menyelenggarakan upacara peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 pada Senin pagi (25/11) di halaman madrasah dengan suasana penuh kekhidmatan. Seluruh siswa kelas 1–6, guru, serta tenaga kependidikan mengikuti rangkaian kegiatan dengan tertib dan penuh semangat.

Pada kesempatan ini, Ustadz Muh. Fauzi, S.Ag., M.Pd. hadir sebagai pembina upacara mewakili Ketua PERGUNU Kota Malang, Dr. H. Syamsuddin, M.Pd., yang berhalangan hadir karena tugas kedinasan. Dalam amanatnya, beliau menyampaikan apresiasi atas kekompakan dan kedisiplinan seluruh civitas akademika MI Nurul Huda 1 dalam menghayati makna Hari Guru Nasional.

Ilmu sebagai Fondasi Kehidupan

Mengawali sambutan, Ustadz Fauzi menyampaikan pesan inspiratif melalui hadis Rasulullah SAW:

“Kun ‘aliman aw muta’alliman aw mustami’an aw muhibban, wa la takun khomisan fatahlik.”

Jadilah orang yang berilmu, penuntut ilmu, pendengar ilmu, atau pecinta ilmu. Jangan menjadi yang kelima, niscaya engkau akan celaka.” (HR. Baihaqi).

Pesan tersebut diperkuat dengan hadis lain:

“Man aradad dunya fa’alaihi bil ‘ilmi… Barang siapa menginginkan kebaikan dunia maupun akhirat, maka hendaklah mencarinya dengan ilmu.” (HR. Thabrani).

Beliau menekankan bahwa ilmu adalah cahaya, dan guru merupakan penjaga serta penyampai cahaya tersebut bagi generasi bangsa.

Guru sebagai Teladan dan Penggerak Cinta

Dalam tema nasional “Merawat Indonesia dengan Cinta”, Ustadz Fauzi mengajak seluruh guru melakukan tadjdîdun niyat—meluruskan niat dalam mendidik agar ilmu yang diberikan menjadi berkah dan bermakna.

Beliau juga mengutip pesan Dr. Zakiyah Daradjat, bahwa tugas guru bukan sekadar mentransfer ilmu, namun juga menjadi teladan dalam akhlak, kecintaan kepada Allah, bangsa, dan sesama.

“Guru hebat melahirkan generasi hebat. Karena itu, profesionalitas guru harus terus ditumbuhkan,” ujarnya, sembari mengapresiasi peran organisasi profesi seperti PGRI dan Pergunu dalam peningkatan mutu pendidikan.

Dokumen : Ustadz Fauzi (Pergunu) bersama Guru MI Nurul Huda 1 Kota Malang dalam Upacara HGN 2025

Pembelajaran Berbasis Cinta dan Teknologi

Tak hanya itu, beliau juga mengingatkan pentingnya guru untuk terus belajar dan beradaptasi, khususnya dalam pemanfaatan teknologi agar pembelajaran semakin menarik dan relevan. Hal ini sejalan dengan penerapan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang mulai dijalankan di madrasah.

Beliau berharap guru mampu memahami dan menghargai keunikan setiap peserta didik, baik dari karakter, latar belakang, maupun kondisi psikologisnya. Pendekatan diferensiasi dalam pembelajaran dinilai sangat penting agar setiap siswa dapat berkembang sesuai potensinya.

Akhir Sambutan dan Harapan

Di penutup amanatnya, Ustadz Fauzi menyampaikan harapan agar MI Nurul Huda 1 Kota Malang terus menjadi lembaga pendidikan yang melahirkan generasi cerdas, berkarakter, dan penuh cinta.

“Semoga semangat Hari Guru Nasional ini menjadi energi baru bagi para pendidik untuk terus mengajar dengan hati, menuntun dengan cinta, dan mencetak generasi penerus bangsa yang unggul.”

Upacara kemudian ditutup dengan doa dan persembahan penghormatan khusus bagi para guru, disambut tepuk tangan meriah seluruh peserta.

Sunday, 23 November 2025

Gus Mus: (Jangan) Terlalu Serius Jadi Kiai

Dokumen Istimewa : Gus Mus jjs (jalan-jalan sehat) di alun-alun Rembang

Pagi ini jjs (jalan-jalan sehat) di alun-alun Rembang, mendampingi Gus Mus alias Kiai Mustafa Bisri. Tentu saja Mbak Admin Ienas Tsuroiya ikut serta. Di tengah jalan saya berseloroh, sekedar untuk membuka pembicaraan. 

"Abah ini umurnya sudah delapan puluh tahun lebih, tapi jalannya masih tegap. Sementara banyak kiai yang umurnya di bawah njenengan, sudah harus memakai kursi roda."

Saya diam sejenak, menunggu respon Abah. Lalu, 

"Soalnya beliau-beliau itu terlalu serius jadi kiai sih," kata Gus Mus. 

Saya tertawa sambil merenungkan perkataan yang sederhana tapi maknanya, tentu saja, amat dalam itu. Dari rumah, Gus Mus jalan kaki menempuh jarak kurang lebih satu kilo meter, menuju alun-alun kota Rembang. Setelah itu, beliau akan mengitari alun-alun kira-kira lima kali. Gus Mus masih bisa jalan kaki dengan "pace" atau kecepatan ala anak-anak muda. Luar biasa. Tak ada tanda-tanda "ngos-ngosan" sama sekali. 

Setelah beberapa saat, beliau, masih dalam keadaan jalan kaki dengan cukup cepat, bercerita bahwa Kiai Abdul Hakim Mahfudz, alias Gus Kikin, Ketua PWNU Jatim dan pengasuh Pesantren Tebuireng, dua hari lalu sowan ke "ndalem" beliau (maksudnya Gus Mus) di Leteh, Rembang. Gus Kikin melaporkan "ontran-ontran" yang sekarang tengah berkecamuk dalam tubuh PBNU. Tentu saja Gus Kikin cemas sekali melihat hal ini. 

Apa respon Gus Mus? 

"Sampeyan kan sudah lama di NU, masak ndak tahu. Di NU ribut-ribut itu biasa, namanya orang banyak, kepentingannya juga banyak," seloroh Gus Mus. 

Lalu, "Sampeyan ndak usah cemas. Santai saja. NU itu milik Gusti Allah, sudah ada yang ngurus, ndak usah khawatir," kata beliau. 

Gus Mus memang selalu santai menghadapi keadaan apapun, tidak mudah cemas dan panik. Ini bukan berarti beliau tidak sungguh-sungguh memikirkan NU. Bukan. Hidup beliau sejak muda hingga sepuh saat ini dihabiskan dalam NU. Organisasi ini sudah menjadi bagian dari dirinya. 

Ketika suatu waktu Gus Yahya, Ketua Umum PBNU, melaporkan tentang "ribut-ribut" dalam tubuh organisasi yang ia pimpin itu, Gus Mus juga merespon dengan santai:

"Salahmu sendiri pengen jadi Ketua NU. Wong kamu sendiri yang pengen jadi Ketua NU kok sekarang mengeluh." 

Mungkin gaya santai Gus Mus inilah yang membuatnya tetap segar-bugar hingga usia sepuh saat ini. Jalannya masih tagap. Tak ada pantangan apapun dalam soal makanan. "Tak soal makan apa saja, asal tidak berlebihan, tahu batas," kata beliau suatu saat. 

- Filosofi hidup sederhana ala Gus Mus-

PAC Muslimat NU Lowokwaru Gelar Raker Perdana, Usung Semangat “Revitalisasi Gerak, Sinergi Tanpa Henti”

Dokumen : PAC Muslimat Lowokwaru saat Raker Perdana, Ahad (23/11/2025)

Lowokwaru – Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat NU Lowokwaru menggelar Rapat Kerja (Raker) perdana masa khidmat 2025–2030 pada Ahad, 23 November 2025. Kegiatan berlangsung di Kantor PAC Muslimat NU Lowokwaru, Jl. MT Haryono Gang XII No. 1164 Dinoyo, dan dihadiri jajaran pengurus serta perwakilan 38 ranting Muslimat NU se-Kecamatan Lowokwaru.

Raker ini adalah forum penyusunan program pertama di bawah kepemimpinan Hajjah Dra. Nurul Millah Anwar, istri dari KH. Anwar Sa’dullah—mantan Dekan FAI Unisma sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang.

Dengan mengusung tema “Revitalisasi Gerak, Sinergi Tanpa Henti”, Muslimat NU Lowokwaru berkomitmen memperkuat kinerja organisasi dan meningkatkan kebermanfaatan bagi umat melalui program-program strategis.

Bidang-bidang yang dibahas dalam raker meliputi:

  • Organisasi & Kaderisasi

  • Pemberdayaan Anggota

  • Pendidikan & Pengembangan SDM

  • Sosial, Budaya & Lingkungan Hidup

  • Kesehatan & Kependudukan

  • Dakwah & Pengembangan Masyarakat

  • Ekonomi Kreatif & Kewirausahaan

Hajjah Millah menegaskan bahwa seluruh program akan dijalankan dengan kolaborasi yang erat bersama MWC NU Lowokwaru, agar gerak dakwah dan pelayanan masyarakat semakin terarah dan berdampak.

“Kami ingin seluruh pengurus bergerak satu komando, profesional dalam tata kelola organisasi, dan senantiasa menghadirkan manfaat serta kesejahteraan bagi warga Muslimat NU,” tegasnya.

Raker pertama ini diharapkan menjadi pijakan kuat untuk mewujudkan Muslimat NU Lowokwaru yang progresif, solid, dan responsif terhadap kebutuhan umat.

Laporan: Hotimah 

Tuesday, 18 November 2025

Indahnya Kebersamaan Muslimat NU dalam Pengajian Bulanan di Masjid Nur Jawahir

Dokumen : Ustadz Fauzi saat memberikan Mauidhah pada Jama'ah Muslimat NU di Masjid Nurul Jawahir Tlogomas

Suasana penuh kehangatan dan keberkahan tampak menyelimuti kegiatan Silaturahmi Muslimat NU dan Pengajian Bulanan yang digelar pada Ahad, 15 November 2025. Bertempat di Masjid Nur Jawahir, Ngelo, Tlogomas RT 1 RW 7, acara berlangsung mulai pukul 12.30 hingga 14.30 WIB dengan dihadiri sekitar 500 Muslimat NU se-Kecamatan Lowokwaru.

Para peserta yang terdiri dari pengurus ranting, PAC, hingga anggota Muslimat NU datang dengan penuh antusias. Acara diawali dengan lantunan syahdu shalawat banjari dari tim Banjari Muslimat NU Ngelo yang menambah nuansa religius dan khidmat.

Sambutan hangat disampaikan oleh pengurus ranting Ngelo Tlogomas serta pengurus PAC Muslimat NU Lowokwaru sebelum memasuki inti acara, yaitu pengajian bersama Ustadz Akhmad Fauzi, S.Ag., M.Pd.I.

Dalam ceramahnya, beliau menyampaikan dua pesan penting:

1. Kemuliaan Menjadi Santri

Ustadz Fauzi menjelaskan makna filosofis kata SANTRI:

Sin – Salikun Ilal Akhirah: Menempuh jalan menuju akhirat

Nun – Naibun ‘Anil Masyayikh: Menjadi penerus para guru dan ulama

Ta’ – Taibun 'Anidz Dzunub: Selalu bertaubat dari dosa

Ra’ – Raghibun Fil Khairat: Senang dan semangat dalam melakukan kebaikan

Ya’ – Yarju As-Salamah Fid Dunya Wal Akhirah: Mengharap keselamatan dunia dan akhirat

Makna ini mengingatkan jamaah bahwa menjadi santri bukan hanya status, tetapi perjalanan spiritual menuju kemuliaan.

2. Menjadi Bagian dari Empat Golongan Pecinta Ilmu

Beliau juga mengutip sabda Rasulullah SAW:

"Kun ‘aliman, au muta’alliman, au mustami’an, au muhibban, wa la takun khamisan fatahlik" (HR. Baihaqi).

Artinya, jadilah: Orang alim, Pencari ilmu, Pendengar ilmu, atau Pencinta ilmu.

Dan jangan menjadi yang kelima—yakni mereka yang tidak peduli pada ilmu—karena hal itu dapat membawa celaka.

Pesan tersebut memberikan motivasi kepada seluruh jamaah untuk terus mencari ilmu sepanjang hayat. Long life education, karena dengan ilmu, hidup akan lebih mulia di dunia hingga akhirat.

Acara ditutup dengan doa bersama, meninggalkan kesan mendalam serta semangat baru bagi para Muslimat NU dalam mempererat silaturahmi dan memperkaya wawasan keislaman. (Fauzi)

Friday, 14 November 2025

Majelis Muslimah Masjid Dwiga dan Lazis NU Lowokwaru Gelar Santunan “Cinta Lansia”

Dokumen : Majelis Muslimah Masjid Dwiga bekerja sama dengan Lazis NU Lowokwaru Memberikan santunan pada lansia
Malang, Jumat 14 November 2025 — Majelis Muslimah Masjid Dwiga bekerja sama dengan Lazis NU Lowokwaru mengadakan kegiatan sosial berupa santunan dalam Program Cinta Lansia. Sebanyak 50 lansia dari Ranting Muslimat Tunjungsekar dan Ranting Muslimat Sudimoro Mojolangu menerima bantuan dalam kegiatan tersebut.

Paket santunan yang diberikan meliputi:

Beras 3 kg

  1. Mie goreng 10 bungkus
  2. Minyak goreng 1,5 liter
  3. Telur 2 kg
  4. Garam
  5. Amplop berisi Rp50.000

Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi serta mendorong para lansia agar tetap bersemangat menghadiri pengajian Majelis Muslimah Dwiga yang rutin digelar setiap hari Jumat pada Jumat pertama, kedua, dan ketiga setiap bulannya. Diharapkan para lansia senantiasa istiqamah dalam mengikuti majelis ilmu dan dalam menjalankan ibadah sehari-hari, khususnya shalat.

Ketua Majelis Muslimah Dwiga, Bu Kaji Devi Rusdi, menyampaikan ucapan terima kasih kepada para donatur yang telah berpartisipasi dalam program santunan ini.

“Terima kasih kepada para donatur atas sedekah dan dukungan yang diberikan. Semoga Allah melimpahkan kelancaran rezeki, kesehatan, serta menjadikan anak-anak para donatur sebagai anak-anak yang sholeh dan sholehah,” ujarnya.

Beliau juga mendoakan para lansia agar selalu diberi kesehatan, kekuatan beribadah, dan kelak dipanggil Allah dalam keadaan husnul khotimah.

Kegiatan berlangsung hangat dan penuh keharuan, menjadi bukti kepedulian dan perhatian masyarakat terhadap para lansia di lingkungan sekitar. (Heru)

Tuesday, 11 November 2025

Masjid Dwiga dan LAZISNU Lowokwaru Hadirkan Layanan Peminjaman Kursi Roda Gratis untuk Warga Malang Raya

Dokumen : Penerima manfaat peminjaman kursi gratis, Mak Nana dari Sulfat Blimbing Kota Malang
Malang — Masjid Dwiga bekerja sama dengan JPZIS NU Lowokwaru menghadirkan program sosial inovatif berupa layanan peminjaman kursi roda gratis bagi masyarakat umum. Program ini terbuka untuk siapa pun dan untuk berbagai kebutuhan kesehatan, tanpa memandang latar belakang.

Ketua LAZISNU Lowokwaru, H. Muhammad Rusdi, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk meringankan beban masyarakat yang membutuhkan alat bantu jalan sementara. 

“Kursi roda harganya cukup mahal, sementara banyak orang hanya membutuhkan ketika sakit saja. Dengan program ini, kami berharap bisa membantu mengurangi beban biaya pengobatan,” ujarnya.

Dokumen : Kursi Rod siap Pakai untuk penerima Manfaat
Pelayanan peminjaman ini berlaku untuk seluruh wilayah Malang Raya. Namun, karena keterbatasan sumber daya manusia, pihak masjid belum dapat menyediakan layanan antar. Peminjam diharapkan datang langsung ke Masjid Dwiga untuk mengambil kursi roda.

Selain itu, masyarakat yang memiliki kursi roda tidak terpakai juga diajak untuk mewakafkannya ke Masjid Dwiga. Wakaf tersebut akan menjadi amal jariyah yang terus mengalir manfaatnya bagi sesama.

“Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat kesejahteraan umat. Dengan program seperti ini, kami ingin menjadikan masjid sebagai tempat yang hidup dan bermanfaat, baik untuk urusan dunia maupun akhirat,” tambah H. Rusdi.

Untuk informasi dan peminjaman kursi roda gratis, masyarakat dapat menghubungi Bapak Heru Pratikno di nomor 0813-3403-1103.

Adapun salah satu kursi roda yang saat ini digunakan dalam program tersebut merupakan wakaf dari almarhum Haji Imam Hanafi, semoga menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya. (Heru)

Cerita dibalik Suksesnya Santri Fun Walk Kota Malang yang dihadiri Lautan Manusia

Dokumen : Peserta Funwalk Hari Santri 2025 di Balai Kota Malang, Ahad (09/11/2025).
Ada hal menarik dibalik kesuksesan Fun Walk Santri sebagai puncak hari santri yang dihadiri oleh puluhan ribu manusia di depan Balai Kota saat itu (9/11). Menurut M. Nur Jel Wahyudi selaku ketua panita menjelaskan bahwa, munculnya ide giat itu lahir dari pertemuan terbatas pada tanggal 18 Oktober 2025 di PPIQ Darul Hidayah, Bareng (ndalem Gus Hisa). Agenda itu dihadiri oleh Jajaran Pembina dan Pengurus Majelis IPNU kota Malang.

“Saat itu hanya segilintir orang saja yang ikut rapat, namun akhirnya dari situ muncul gagasan besar untuk membuat Santri Fun Walk ini. Alhamdulillah antusiasnya melebihi ekspektasi dari panitia” tuturnya.

Agenda itu juga tak luput atas restu dari para kiai sepuh yang ada di kota Malang salah satunya yakni Kiai Marzuki Mustamar. Saat itu, bersama Majlis Cangkrukan Gus Dur, pihaknya meminta saran untuk memeriahkan Hari Santri. Tercetuslah Istighotsah Kubro di masjid Sabilillah pada 21 Oktober dengan melibatkan seluruh Banom dan Lembaga dibawah NU.

"Kami saat itu meminta saran kepada beliau siapa yang akan dijadikan ketua dengan menyadarkan beberapa nama, beliau memilih Rekan Nur Wahyudi sebagai Ketua dan Choirul Anam sebagai sekretaris. Selanjutnya Panitia Ketua MA terlebih dahulu sowan kepada Gus Is sebagai Ketua PCNU pada 18 Oktober meminta dukungan dan doa restu dua acara dimaksud yakni Istighotsaha Kubro dan Jalan Sehat Sarungan." imbuhnya

Ia juga menegaskan bahwa agenda ini juga merupakan respon atas polemik tayangan Trans 7 yang telah melukai hati seluruh santri di pertengahan oktober lalu. Ia beranggapan, bahwa tidak seharusnya hal itu terjadi. Karena itu, santri se kota Malang mempunyai semangat untuk menunjukkan jati diri sebagai kaum yang membela para kiai nya.
Dokumen : M.Nur Jel Wahyudi Ketua Santri Fun Walk (SFW) Kota Malang 2025
Di sisi lain, ia menambahkan, agenda semacam ini bukan pertama kalinya dilaksankan namun, sudah agenda ke enam. Setelah sebelumnya, dilaksanakan di beberapa tempat yang berbeda.

Pada 2015 pertama kali mengadakan Start di Balaikota Malang dan Finish di Masjid Agung Jamik kota Malang . Kedua,dilaksanakan pada 2016 di Museum Brawijaya. Sementara, 2017 SFW (Santri Fun Walk) diadakan di Kampus Unisma termasuk didalamnya pemecahan Rekor MURI pembuatan dan pengibaran Bendera NU terbesar ukuran 45 meter x 60 meter.

Tahun 2018 diadakan di Universitas Brawijaya. Kembali dan pada 2019 diadakan di Jl. Merdeka Barat Depan Masjid Agung Jami’. Lalu, tahun 2025 ini pihaknya telah sukses melaksanakan SFW yang ke enam.

Ia bersyukur agenda ini terlaksana sesuai harapan, sebab seluruh elemen santri tumpar ruah hadir. Sekalipun, ia menganggap hadiah yang diberikan hanya sebagai bonus saja. Namun yang paling penting adalah momem kebersamaan dan silaturahim antar santri se-kota Malang.

Sebelumnya, agenda puncak peringatan Hari Santri 2025 di Kota Malang ini memulai dan mengakhiri perjalanan di depan Balai Kota Malang dengan rute sejauh kurang lebih 3 kilometer melintasi Alun-Alun Kota Malang, koridor Kayutangan Heritage, dan kembali ke balai kota. Ratusan doorprize dibagikan melalui kegiatan ini. (Malik)

Sunday, 9 November 2025

Tiga Generasi Tebuireng: Dari Resolusi Jihad hingga Pahlawan Demokrasi

Jombang, 10 November 2025 — Pemerintah Republik Indonesia resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional, 10 November 2025. Pengukuhan ini melengkapi mata rantai keteladanan tiga generasi ulama besar dari Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.

Gelar ini menempatkan Gus Dur sejajar dengan kakeknya, Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama sekaligus penggerak Resolusi Jihad 1945, serta ayahnya, KH. Abdul Wahid Hasyim, tokoh perumus pendidikan dan perumusan dasar-dasar kehidupan kebangsaan di masa awal kemerdekaan.

Gus Dur dikenal luas sebagai tokoh yang berperan penting dalam transisi Indonesia menuju era demokrasi pasca runtuhnya rezim Orde Baru. Selama menjabat sebagai Presiden ke-4 Republik Indonesia, Gus Dur membuka ruang kebebasan pers, memperkuat hak-hak sipil, serta memajukan dialog lintas agama dan kebudayaan dalam kerangka keindonesiaan.

Salah satu kebijakan monumental Gus Dur adalah pencabutan berbagai aturan diskriminatif terhadap warga Tionghoa di Indonesia, termasuk pemulihan budaya dan pengakuan resmi perayaan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur nasional. 

Selain itu, Gus Dur turut mendorong penyelesaian konflik di sejumlah daerah, memperkuat peran masyarakat sipil, dan mempromosikan Islam yang inklusif, moderat, serta berbasis nilai-nilai kemanusiaan.

Pengamat sejarah menilai ketiga tokoh Tebuireng tersebut memberikan kontribusi berkesinambungan bagi Indonesia:

KH. Hasyim Asy’ari memperjuangkan kedaulatan bangsa melalui gerakan keagamaan dan sosial.

KH. Abdul Wahid Hasyim mengokohkan fondasi pendidikan nasional dan jembatan dialog antar-kepercayaan.

KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) meneguhkan nilai kemanusiaan, demokrasi, dan pluralitas sebagai ciri khas Indonesia modern.

Dengan pengukuhan ini, Tebuireng kembali menjadi sorotan sebagai salah satu pusat tradisi keilmuan yang memberikan kontribusi besar dalam sejarah Indonesia.

“Tiga generasi Tebuireng menunjukkan satu mata rantai perjuangan: ilmu yang menjadi cahaya, keikhlasan sebagai dasar, dan pengabdian yang tidak henti untuk tanah air,” demikian disampaikan dalam pernyataan resmi keluarga besar pesantren.

Gelar ini menegaskan bahwa sumbangsih Gus Dur bukan hanya milik kalangan tertentu, melainkan warisan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dari Tebuireng, nilai itu ditanam. Untuk Indonesia, nilai itu hidup.

Selamat Hari Pahlawan Nasional.!!

Friday, 7 November 2025

JUMAT BAROKAH DI MASJID DWIGA: CUKUR RAMBUT GRATIS, BAYARNYA CUKUP UCAPKAN “ALHAMDULILLAH”

Dokumen : Masjid Dwiga program “Jumat Barokah: Kembali Ganteng”, Jumat (7/11/2025).
Mengawali Jumat pagi dengan suasana penuh keberkahan, Masjid Dwiga kembali menggelar program unik dan inspiratif bertajuk “Jumat Barokah: Kembali Ganteng”, Jumat (7/11/2025). Dalam kegiatan ini, warga dapat menikmati layanan pangkas rambut 100% gratis, tanpa tarif, tanpa syarat. Satu-satunya “biaya” yang diminta hanyalah ucapan syukur: “Alhamdulillah.

Program dimulai sejak pukul 08.00 hingga 11.00 WIB dan disambut antusias oleh masyarakat. Sedikitnya 30 jamaah ikut merapikan penampilan mereka di area khusus yang telah disiapkan di lingkungan masjid.

Pangkas rambut dilakukan oleh barbershop “SAKURA” milik Bapak Sigit, warga Dwiga Blok A6 No. 2, yang bersinergi dengan LAZISNU MWC NU Lowokwaru serta para donatur. Kolaborasi ini menghadirkan suasana ramah, santai, dan penuh nilai kebersamaan.

“Hari Jumat adalah hari raya bagi kaum muslimin. Selain shalat Jumat, ada sunah-sunah seperti memotong kuku dan merapikan diri. Dengan tampil rapi ke masjid, kita bukan hanya memperindah penampilan, tapi juga memakmurkan rumah Allah,” ujar Abah Haji Suyanto, salah satu penggagas kegiatan.

Di balik kegiatan sederhana ini tersimpan pesan mendalam: rapi bukan sekadar soal penampilan, melainkan wujud penghormatan kepada diri sendiri dan Sang Pencipta. Setiap helai rambut yang jatuh, seperti mengalirkan semangat baru untuk memperbaiki diri.

Warga tampak senang dan percaya diri seusai dicukur, sambil saling bertukar senyum dan ucapan syukur. Suasana teduh Masjid Dwiga menjadi saksi, bahwa kebaikan bisa hadir dari hal-hal kecil yang dilakukan bersama-sama.

Dan benar adanya, seperti ungkapan yang menjadi ruh kegiatan ini:

Syukur adalah mata uang langit. Yang membalasnya bukan manusia, melainkan Tuhan.

Masjid Dwiga pun berharap program ini menjadi kegiatan rutin dan semakin mempererat ukhuwah antar jamaah, Semoga keberkahan Jumat terus menyertai. (Heru)