MENYIKAPI DESAS - DESUS ISU PKI - HWMI.or.id

Sunday 7 June 2020

MENYIKAPI DESAS - DESUS ISU PKI



Belakangan ini, lagi musimnya orang berteriak: "Waspada PKI, nanti ulama dikriminalisasi, lebih enak zaman Soeharto" (saya tersenyum saja )

Anehnya sebagian masyarakat bangkalan ada yg percaya isu seperti itu, 
Mereka lupa kalau pada zaman Soeharto itu sudah memenjarakan KH. Abdullah Aschal hanya karena berkampanye Politik, dan KH. Kholil AG karena dituduh sebagai dalang pembakaran pendopo (tanpa bukti dan proses pengadilan). 

Contoh lain, 
KH.  Yasin Kholil kepang juga pernah dipenjara pada zaman Soeharto, tapi dibebaskan lagi karena ada jaminan dari KH. As'ad Syamsul Arifin Situbondo. 
Dan juga seperti halnya KH. Tobroni juga pernah dipenjara bersama KH. Abdullah Aschol.

Saya setuju PKI tidak boleh bangkit lagi karena memang ada undang-undangnya.
Hanya saja apa tidak terlalu berlebihan dan over jika anggota PKI nya cuma 1 atau 7 orang, sampai aksi di jalan atau membuat pernyataan sikap dari ulama?

Siapa yang mendanai aksi anti PKI ini?
Banyak informasi yang saya dapat, tapi yang jelas mereka yang tidak suka pemerintahan saat ini. 

Ada juga yg menduga-duga keluarga cendana (Soeharto) sebagai dalang dibalik ini semua. Mungkin orang yang menduga-duga tersebut menilai keluarga cendana dekat sekali dengan kelompok yang teriak-teriak "waspada PKI" ini, karena memang banyak foto-foto keluarga cendana yg berfoto dengan mereka. Tapi kalau memang benar keluarga cendana yang mendanai gerakan ini dan  ternyata ada seseorang mengikuti aksi tersebut, itu artinya mereka senang dan patuh kepada mereka yang dulu pernah memenjarakan kiai.

Kita ini baru menyelesaikan puasa Ramadhan, Para kiai sudah kembali mengajar di pondok nya, para habib juga kembali ke majlis ta'lim nya, para petani sudah kembali ke sawah, para pedagang juga sudah kembali ke pasar, dan keluarga yang jauh sudah kembali ke kampung halamannya bersama keluarga besarnya.
Tapi apakah sudah lupa mereka yang menjadi korban sebab pilpres kemarin, sudah kembali?
Ada teman karib saya yang juga dzuriyah nabi menjadi korban dari pilpres ini, dia dan keluarganya mengungsi ke jawa karena diisukan syi'ah sebab mendukung jokowi, saya hanya bisa ngelus dada dan berpikir sejak kapan mendukung salah satu capres indonesia bisa menjadikan seseorang syi'ah??
Apakah masih ingat, bagaimana nasib mereka yang dipenjara karena membakar polsek tambelangan? Siapa yang menafkahi keluarganya ketika mereka dipenjara?
Masih ingat ibu-ibu yang dipenjara karena memfitnah kalau jokowi menang maka adzan akan dilarang? Bagaimana nasib mereka ?
Dan saya yakin tidak hanya mereka saja yang menjadi korban dari demokrasi pilpres kemarin. 

Dan apakah masih ingat gak kabar ada seorang kiai yg bermimpi Rasululloh dan nabi bersabda: "Hadza Rois indonesia(Ini pemimpin indonesia)"sambil memegang tangan prabowo di dalam mimpi tersebut? Tentu hal tersebut menjadi polemik bagi masyarakat. 
Dan ternyata saat ini tetap jokowi yang menjadi presiden.

Orang-orang HTI juga mengatakan: "kalau calon presiden ini menang maka khilafah akan tegak di bumi indonesia dan tidak akan ada lagi kriminalisasi ulama"

Dalam sejarah, Justru imam hanafi itu dipenjara waktu masa Khalifah Al-Mansur, dan bahkan bukan hanya beliau tapi masih banyak para ulama yang dikriminalisasi pada masa khalifah, contohnya:
Imam Malik bin Anas Zaman Kholifah Ja'far Al-Mansur.
Imam Syafii ditangkap pada zaman Harun Ar-Rasyid. 
Dan masih banyak yang lain. 

Lebih anehnya lagi, orang-orang HTI ini sampai sekarang juga belum ada kepastian yang jelas siapa yang mau diangkat menjadi Khalifah nya.

Menurut saya, masyarakat kita ini khususnya madura masih belum siap dengan era demokrasi, mereka memperjuangkan mati-matian jagoannya , dan ternyata orang yang diperjuangkan itu makan siang dengan orang yang dibenci kita, ada yang sampai hilang nyawa, harta dan waktunya.
Kita masyarakat yang dibawah mati-matian memperjuangkan , malah para elit politisi yang diatas berbagi kursi.
Lebih enaknya, mari kita lihat video sejarah politisi indonesia ini.
Semoga dengan tulisan ini bermanfaat, dan mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan

Oleh KH. Fathur Rozi Zubair
Kepang, Dzurriyah Syaikhona Kholil.
Majelis Keluarga Sidogiri

#HubbulWathonMinalIman

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda