Nahdliyin Se-Eropa Tawarkan Strategi SDM untuk Indonesia
Potensi diaspora Nahdliyin se-Eropa selama ini sangat besar. Mereka menjadi pakar dan periset di pelbagai lembaga internasional. Potesi besar inilah yang saat ini coba dimaksimalkan oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlayul Ulama se-Eropa, pada Halal bi Halal Nahdliyyin Eropa bersama Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj Ahad (14/6).
Kiai Said Aqil Siroj mengungkapkan dukungan atas pengabdian Nahdliyyin di Eropa. "Ini merupakan bentuk jihad, karena berada di Eropa untuk studi maupun bekerja profesional masih bisa mengabdi untuk syiar Nahdlatul Ulama," ungkap Kiai Said.
Dalam agenda ini, hadir Duta Besar Republik Indonesia untuk Jerman, HE Arif Havas Oegroseno; Guru Besar ITS Prof Agus Rubiyanto, Rais Syuriyah PCINU United Kingdom Didiek S Wiyono, serta beberapa pakar dan profesional Nahdliyin dari berbagai negara Eropa.
Agenda silaturahmi ini dilanjut webinar yang membahas kebijakan new normal, dengan narasumber Dr Wahyu W Hadiwikarta (Bioinformatikawan di Pusat Riset Kanker DKFZ Jerman), Bakhtiar Hasan (Biostatikawan di European Platform of Cancer Research Belgia), Afrizal Afandi (kandidat Ph.D bidang hukum Leiden University, Belanda), dan Shandy Adiguna (konsultan IT e-trading Bank of America di London, Inggris Raya). Webinar ini dipandu Akrimi Matswah (Universitas Freiburg, Jerman).
M Rodlin Billah, Ketua PCINU Jerman, mengungkapkan betapa potensi besar diaspora penting untuk Indonesia. "Diaspora Nahdliyin sesungguhnya telah banyak memiliki keahlian dari berbagai latar belakang dan tersebar di banyak negara. Ini merupakan potensi besar yang dapat dengan segera dimanfaatkan pemerintah Indonesia dan PBNU untuk memaksimalkan, khususnya dalam rangka menghadapi new normal," ungkapnya.
Rodlin, yang juga sedang riset program S-3 di Jerman, menyampaikan betapa peran serta para pakar dari Nahdliyyin dapat menyumbang gagasan dan strategi untuk penanganan Covid-19.
Munawir Aziz, Sekretaris PCINU United Kingdom, menyampaikan bahwa diaspora Nahdliyin ini harus dikoneksikan untuk memberi sumbangsih untuk Indonesia.
"Kami sedang membuat sistem agar potensi-potensi diaspora Nahdiyin dapat berkontribusi langsung untuk Indonesia dan pesantren. Saya menghitung, ada ribuan profesional dan pakar dari Nahdliyin yang selama ini berkiprah di pelbagai negara, di lembaga-lembaga riset internasional," jelasnya.
Sementara, Afnan Anshori, Ketua PCINU Belanda mengharapkan potensi besar diaspora bisa disatukan untuk memberikan perspektif dan strategi, misalnya dalam konteks penanganan Covid-19.
"Penting untuk bagaimana PCINU se-Eropa mampu memberikan perspektif dan kontribusi atau sharing strategi bagaimana Indonesia juga NU, serta lembaga pesantren dan madrasah mampu menghadapi era new normal sebaik mungkin," terang Afnan.
Selanjutnya, PCINU se-Eropa dan negara-negara lainnya akan mendorong pembentukan sistem dan data base Diaspora Nahdliyin Sedunia, untuk memaksimalkan potensi dan pengabdian pakar dan profesional.
Kontributor: Hanan Zayn
Editor: Kendi Setiawan
NU Online