Pakar Ilmu Falak NU: Bintang Tsurayya Muncul, Mulai Proses Berakhirnya Pandemi Covid-19 - HWMI.or.id

Thursday 18 June 2020

Pakar Ilmu Falak NU: Bintang Tsurayya Muncul, Mulai Proses Berakhirnya Pandemi Covid-19


“Mudah-mudahan wabah (pandemi) virus Corona ini akan berangsur-angsur hilang dan dimulai pada pertengahan Juni 2020 lewat berbagai proses dan puncak hilangnya beberapa bulan kemudian sebelum berakhir tahun 2020 ! Sudah barangtentu sebagai “mu’tsir (مٶثر)”-nya adalah Allah SWT !,” tulis Kiai Kiai Thobary Syadzily, Ketua Lembaga Falakiyah PWNU Banten.

JAKARTA — Kiai Muhammad Thobary Syadzily, Ahli Ilmu Falak dari Banten, menghitung datangnya Bintang Tsurayya yang bakal menampakkan diri pada pertengahan Juni 2020. Tepatnya, seperti digambarkannya sendiri, Bintang Tsurayya akan terlihat di Indonesia pada tanggal 15 Juni 2020, pukul 04;34 WIB. Diperkirakan bintang yang menandai proses berakhirnya pandemi Covid-19 itu terlihat di Jakarta dan sekitarnya.

“Mudah-mudahan wabah (pandemi) virus Corona ini akan berangsur-angsur hilang dan dimulai pada pertengahan Juni 2020 lewat berbagai proses dan puncak hilangnya beberapa bulan kemudian sebelum berakhir tahun 2020 ! Sudah barangtentu sebagai “mu’tsir (مٶثر)”-nya adalah Allah SWT !,” tulis Kiai Kiai Thobary Syadzily, Ketua Lembaga Falakiyah PWNU Banten.

Dalam catatan yang lain, Kiai Thobary Syadzily yang aktivis Lembaga Dakwah PBNU ini, mengingatkan maqalah ulama:
اعقل لسانك الا عن حق توضحه ، او باطل تدحضه ، او حکمة تنشرها ، او نعمة تذکرها .
“Ikatlah lidahmu kecuali untuk menyuarakan kebenaran, menumpas kebathilan, menebar hikmah, atau untuk mengingat nikmat pemberian Allah”. (Kitab “Adabud Dunya wad Din”, karya Imam Al-Mawardi, halaman 266-267, cetakan “Darul Fikr”, Beirut, Lebanon).

Karena itu, ketika sejumlah orang melakukan ramalan akan berakhirnya pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu, Kiai Thobary Syadzily pun menyampaikan catatan kritisnya. Tepatnya pada 12 Mei 2020·

“Hari ini Selasa, 12 Mei 2020 M / 19 Ramadhan 1441 H. Tadi bintang Tsurayya tidak muncul di waktu Shubuh. Apakah wabah (pandemi) virus Corona sudah mulai berakhir?

“Di era millenial ini jangan sampai ummat Islam sembarangan mentafsirkan hadits atau Al-Qur’an yang berkaitan dengan masalah sains kalau bukan pakarnya dan untuk problem solvingnya harus menggunakan “scientific approach”. Kalau tidak nanti akan membuat malu Islam di mata internasional. Padahal ajaran Islam itu ajaran yang luhur dan bersifat rahmatan lil ‘alamin. Do you understand and agree with my opinion?”
Demikian Kiai Thobary Syadzily berpesan dengan sangat hati-hati.

KH. Thobary Syadzily adalah seorang ulama yang juga salah satu cucu dari Syaikh Nawawi Al Bantani dan Syaikh Abdul Karim. Di samping kesibukannya sebagai penceramah dan pengasuh Pondok Pesantren Al Husna di Tangerang Banten, Kiai Thobary juga diberi amanah sebagai ketua Lajnah Falaqiyah PWNU Provinsi Banten, ketua Lajnah Falaqiyah PCNU Kota Tangerang.

Selain itu, Kiai thobary Syadzily adalah anggota Komisi Fatwa dan Hukum MUI Kota Tangerang, sebagai pengurus di Dewan Masjid Indonesia Kota Tangerang, pengurus di Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an, pengurus Masjid Raya Al Ahzab, sekaligus anggota tim Nasional Kementrian Agama dan ada beberapa jabatan lagi yang diembannya.

Sejak kecil hingga dewasa KH. Thobary memang akrab dengan pendidikan dan kegiatan agama. Di samping latar belakangnya sebagai cucu dari Syekh Nawawi Al Bantani. Selama Tholabul Ilmi KH. Thobary As Syadily, juga mengenyam pendidikan formal. Pendidikannya dilalui di Madrasah Ibtidaiyah MI , Madrasah Tsanawiyah Negeri MTsN , madrasah Aliyah MA hingga kuliah.

Di samping belajar formal, Kiai Thobary juga pernah menimba ilmu di beberapa Pondok Salafiyah yang saat itu dikenal dengan istilah Salafiyah Club yang khusus membahas Kitab kitab Kuning. Seperti di Pondok Pesantren Pantar Gedang Kecamatan Ciberem Tasikmalaya untuk mendalami Ilmu Shorof, di Pondok Pesantren Riyadul Alqiyah, Sadang Garut Jawa Barat yang juga untuk mendalami ilmu Shorof khususnya Nahwu.

Selain itu, juga di Pondok Pesantren Darul Hikam Ciberem Sukabumi Jawa Barat untuk mendalami ilmu mantik dan Balaghoh serta ilmu Maf ulat, di Pondok Pesantren Darul Ahkam Padarejang Serang Banten untuk mendalami ilmu Fiqih khususnya Fathul Mu in, di Pondok Pesantren Mursidul Falah Kampung Sawah Rengasdengklok Karawang Jawa Barat untuk mendalami ilmu Tauhid dan ilmu Usul Fiqih, dan Pondok Pesantren di Jawa Timur, seperti di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang selama 5 tahun. (Red)

(PWNU Jawa Timur)

Bagikan artikel ini

1 comment

  1. Beliau pernah belajar di Pesantren Darul ahkaam Kampung Sawah Padarincang Serang Banten

    ReplyDelete