Cabut Bibit Radikal Dari Generasi Penerus Bangsa - HWMI.or.id

Thursday 30 July 2020

Cabut Bibit Radikal Dari Generasi Penerus Bangsa




Cabut Bibit Radikal dari Generasi Penerus Bangsa

Juru bicara Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto menilai anak-anak dan remaja pada rentang usia 17-24 tahun adalah sasaran empuk kelompok radikal untuk mencari pengikut baru dalam menjalani misi kejinya. Usaha para kelompok radikal ini pun semakin dipermudah, dengan adanya jaringan internet.

Fakta tersebut, menurut Wawan, harus dilawan dengan cara tegas mencabut bibit radikal dari generasi penerus bangsa, karena selayaknya anak-anak dididik dengan baik tanpa kekerasan ideologi yang mengancam dan menjerumuskan mereka pada pemahaman radikal sejak dini.

"Kita tahu bahwa teror ideologi dapat mengubah pemikiran dan pemahaman dari seorang individu. Sejak usia dini anak-anak mudah terpapar radikal. Salah satu faktor adalah mudahnya narasi-narasi kebencian yang didapatkan dari berbagai sumber. Sebut saja internet, lingkaran pergaulan, hingga keluarganya sendiri,” jelas Wawan dalam diskusi Aliansi UI Toleran, Kamis (23/7/2020).

Menurut Wawan, radikalisasi via daring melalui media sosial (medsos) sudah menjadi ancaman nyata dan sangat serius, sehingga perlu diwaspadai. Bagi kelompok radikal terorisme,medsos merupakan sarana yang efektif digunakan untuk merekrut dan melakukan indoktrinasi karena jangkauan yang luas.

"Ini yang jadi perhatian kita, membersihkan anak-anak kita dari pikiran keliru. Untuk itu kita adakan patroli cyber selama 24 jam, dengan menyelisik ajaran serta propaganda, yang memasukkan intrik kekerasan dan membawa ideologi yang mengatasnamakan ayat, tanpa menjelaskan penyebab turunnya ayat-ayat tersebut,” tuturnya.

Selain memantau medsos, penting juga memberikan pemahaman kepada masyarakat termasuk lembaga pendidikan akan literasi digital dan paham radikal secara berkelanjutan.

“Literasi digital ini harus berkelanjutan dan harus menyebar ke seluruh elemen masyarakat. Lembaga pendidikan di semua jenjang harus mendapatkan literasi tentang bahayanya penyebaran paham-paham radikal itu melalui dunia maya atau medsos,” terangnya.

Sementara itu, orang tua juga memiliki tanggung jawab tinggi dalam mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak, mendidik anak sesuai kemampuan, bakat, dan minatnya, serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti kepada anak.

Raden Fattah

www.hwmi.or.id

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda