Kiai Kampung Ajarkan Cinta NKRI, Ustadz Abal-abal Sukanya Provokasi - HWMI.or.id

Sunday 12 July 2020

Kiai Kampung Ajarkan Cinta NKRI, Ustadz Abal-abal Sukanya Provokasi


بسم الله الرحمن الرحيم 

Mereka selalu gagal mengacak2 Indonesia karena di Indonesia ada NU (wadah umat islam yg dibentuk oleh para Ulama’ Nusantara). 

👳 Mbah KH Hasyim Asy’ari sudah berdoa bahwa NU akan tetap ada hingga hari Qiyamat. 

Artinya Indonesia Insya Allah akan selalu kuat dan tidak akan terpecah belah oleh apapun, tidak akan mampu difitnah oleh isu2 agama, karena selain di Indonesia gudangnya ahli agama, juga umat Islam di Indonesia sudah terwadahkan dg sangat baik. 

Memusuhi secara personal jelas bukan tujuan kita. Guru2 kita tidaklah mengajarkan yg demikian, tidak ada yg kita musuhi dari sisi personal, tetapi memusuhi organisasi terlarang atau siapa saja yg dg terang2an ingin coba2 mengusik NKRI & Pancasila. 

◆ WAJIB hukumnya bagi Nahdliyin dan rakyat Indonesia pada umumnya, sederhana, karena kita Cinta Tanah Air : “Hubbul Wathon Minal Iman”. 🇮🇩

Mereka dg segala siasat makarnya tidak akan mampu menghancur-leburkan NKRI seperti di Timur Tengah, karena umat Islam di Indonesia sudah terpola dg sangat baik. 

Sejak kecil kita diajari ngaji oleh kyai2 kampung dg runtut dan jelas, bukan hanya ngaji tetapi juga ditanamkan tenggang rasa & cinta Indonesia dg segala perbedaan yg ada. 

Kita dikenalkan Tauhid yg benar oleh guru kita, dikenalkan kasih sayang yg lebih luas. Alhasil kita tak kagetan dan tidak gumunan bila tiba2 ada ajaran Islam model2, tauhid di bendera, di topi dlsb...

Karena kita sejak kecil sudah dikenalkan tauhid oleh guru2, tauhid itu semestinya ada di hati bukan di topi, kaos, bendera, stiker, profil FB, dll.

Kita hidup di Indonesia ini sebuah kesyukuran tersendiri karena negeri ini dibangun & didirikan oleh para pejuang, buah dari riyadloh2 yg panjang, atas perjuangan bersama, jiwa raga di korbankan pada saat itu, tidak gratis ujug2 berdiri, tetapi melalui pengorbanan panjang dari orang2 yg tulus ikhlas mencintai negerinya.

“Ingat baik2 analogi yg saya tulis ini….”

Kita cukup paham antara kopi dan oli. Kopi itu untuk diminum, sedang oli untuk pelicin mesin, kalau kita ingin minum, minumlah kopi jangan oli.

Kalau kita ingin belajar agama belajarlah kepada kyai2 kampung yg paham Indonesia. Iya memang kyai2 kampung itu tidak sempurna, kadang baca Qur’annya polos tidak bisa melagu, kadang bicara di depan media tak terbiasa tapi di hati mereka ada Ilmu yg Tsiqoh hingga Nabi.

Jangan belajar agama Islam dari orang2 yg tidak mengenal Indonesia, juga jangan dari muallaf yg baru mengenal agama. 

Mereka yg hanya pandai berkata2, mereka yg bersuara indah saat membaca Al Qur’an tetapi sejatinya hanya oli, hanyalah alat untuk pelicin sebuah misi tertentu. 

Strategi busuk merebut hati rakyat yg mayoritas Muslim, mengiming2i Al-Qur’an padahal tidak paham Al Qur’an. 

Kadang membacanya masih jauh dari benar tapi karena orang2 awam terkecoh sama lagu, akhirnya mengenyampingkan sosok kyai2 kampung yg memiliki kapasitas yg lengkap. 

Meski lagunya kadang medok dan polos, tetapi sebenarnya para kiai kampung sejatinya adalah para ustadz atau guru yg benar2 bisa digugu dan ditiru.

Di balik kekurangannya ada samudra kelebihan yg tidak dimiliki oleh ustadz abal2 yg hanya pandai berkata2 berbekal pengetahuan ilmu agama yg sangat minim dan tak jelas gurunya.

》Kesimpulan :

Secara bentuk dhohir, kopi memang tidaklah semulus oli. Kopi ada seratnya, sedangkan oli tidak, tapi yg diminum itu kopi bukan oli.

Jangan salah minum, meski kopi kadang pahit tapi menyehatkan tubuh. 

Beda dg oli. Meski baunya harum, lebih mengkilap dan menarik, tapi oli adalah pelicin mesin bukan minuman yg semestinya diminum jadi. 

Jangan sekali2 salah minum. Minumlah kopi jangan oli. Pahamilah...

■ Kita mengenal agama juga haruslah demikian. 

Belajarlah agama dari guru2 yg ahli, meski kadang ada seratnya, banyak ujian dalam kita belajar agama, tidak instan, butuh perjuangan panjang untuk memahami setiap ilmu yg diperoleh dari guru. 

Jangan belajar dari orang yg hanya menawarkan cassing, belajar ilmu agama dg instan, tanpa perjuangan, meski sekilas menarik tapi ingat mereka itu oli, bukan kopi.

◆ Demikian penjelasan singkat tentang Kiai Kampung Ajarkan Cinta NKRI 🇮🇩  Ustadz Abal2 Sukanya Provokasi, semoga bermanfaat.
والله اعلم

Penulis: Gus Abdul Haris, Anggota Banser Satkoryon Pleret Bantul dan Pengasuh Pesantren Nurul Istadz Wonokromo Pleret Bantul.

www.hwmi.or.id

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda