Tawon Dan Onta - HWMI.or.id

Wednesday 22 July 2020

Tawon Dan Onta



Ibarat tanaman padi semakin berisi, padi semakin merunduk. Sebaliknya ketika padi masih kosong (padi muda) bukannya merunduk tapi selalu mendongak ke atas. Pun begitu, semakin tinggi ilmu seseorang, ia semakin bijaksana. Namun sebaliknya semakin dangkal ilmu seseorang maka tabiatnya kaku, keras, radikal, emosi dan merasa benar sendiri. Dengan kata lain jika ada orang Islam yang suka kekerasan, menteror, mengklaim hanya dirinyalah yang benar dan selain mereka dipaksa ikut dengan pemahamannya maka sejatinya mereka masih dangkal ilmunya.

Semakin tinggi ilmu silat dan kanuragan seseorang maka ia semakin rendah hati dan tidak sombong. Sebaliknya seseorang yang pemula mempelajari ilmu silat tahap awal (sabuk putih) maka tingkah polahnya buka main angkuhnya, petentang-petenteng seakan tidak ada yang bisa mengalahkannya.

Semakin tinggi ilmu agama seseorang yang dilihat bukan kulitnya namun isinya, yang dilihat bukan hanya tataran syariat, namun yang menjangkau hakikat. Seseorang yang ilmu agamanya masih rendah maka pola pikirnya masih formalis dan simbolis. Ia masih tergiur dengan simbol-simbol, menyembah nama, pelembagaan dan bentuk formal lainnya. Dan sebaliknya jika ilmu agama seseorang sudah tinggi dan mendalam, ia bisa dilihat dari cara berfikirnya yang substansialis dan fungsionalis. Jadi ranah pikirnya pada hal-hal yang substansi dan fungsi utamanya.

Lambang bendera, tulisan tauhid yang disablon pada bendera hanyalah sebuah simbol. Tauhid itu letaknya bukan di lembaran kain bendera, bukan disablon di kaos, bukan di topi dan bukan di slayer. Namun tauhid itu letaknya di hati yang diimplementasikan pada amal perbuatan. Itulah hakikinya tauhid.

Orang yang masih tergiur tauhid dalam sebuah simbol, tauhid sablonan, bendera tauhid, mengindikasikan bahwa ilmu agamanya masih dangkal. Dikiranya apa-apa yang menggunakan bendra tauhid itu pasti benar, pasti berjuang menegakkan Islam. Padahal justru simbol-simbol keislaman saat ini banyak dijadikan sebagai asesoris politik, lipstrik peraih kekuasaan dan mesin pendongkrak suara dalam meraup jumlah massa.

Intinya jangan pernah berhenti belajar (menuntut ilmu). Rasulullah bersabda:
“Tholabul ‘ilmi faridhotun ‘alaa kulli muslimin wal muslimat minal mahdi ilal lahdi”, menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimah sejak dari ayunan hingga liang lahat. (HR Ibnu Majah: 224 dari Anas bin Malik RA).

Ketika menuntut ilmu samakin mendalam maka ilmunya tidak sebatas kulitnya saja tapi sudah merasuk ke dalam isi. Ilmu bukan tataran cap saja namun sudah masuk ke ranah isi.

Pilih mana, bentuk formalnya tidak dicap Islam namun isinya islami, atau bentuk formalnya Islam namun pelaksanaannya jauh dari nilai-nilai Islam? 

Pilih mana, pakai bendera merah putih namun isinya kedamaian, ketentraman sebagaimana dikehendaki maqasyidus syariah, dari pada pakai bendera tauhid namun negara perang saudara, dan konflik antar anak bangsa? 

Pilih mana, minyak tawon cap babi atau minyak babi cap tawon?

Jika hanya terhipnotos simbol bendera tauhid dan tidak dilihat isi atau pelaksanannya, ISIS juga berbendera tauhid. Untuk itu marilah berislam secara cerdas dan bukan dengan cara doktrin.

www.hwmi.or.id

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda