Membongkar Dan Melihat Betapa Liciknya Cara Hizbut Tahrir Menukil Pendapat Ulama - HWMI.or.id

Monday 10 August 2020

Membongkar Dan Melihat Betapa Liciknya Cara Hizbut Tahrir Menukil Pendapat Ulama

 

Jawab Al-Jawab

Ibarat Qori yang membaca dengan lagu Bayati jika ada jawab maka dilanjutkan dengan jawabul jawab.



Maka saya menjawab hak jawab ustadz Yuana Ryan Tresna atas protes saya, sehingga makin jelas apa yang saya tidak setujui, apa yang masih bisa ditoleransi, dan akan terlihat kemana arah potensi kerusakan yang dilakukan orang-orang HTI ini.



Pertama, silakan dilihat tulisan saya, bahwa tulisan tersebut dimulai dengan protes atas kegiatan "mencomot" alias menukil sebagian isi kitab Al-Fiqh Al-Manhaji karangan guru dan ulama kami di Syam, dengan membuat narasi, memberikan persepsi, memunculkan image atau gambaran seolah-olah di dalam kitab tersebut Syeikh Musthafa Al-Khin, Syeikh Musthafa Al-Bugha, Syeikh Ali Asy-Syarbaji mendukung khilafah seperti pemahaman hizbut tahrir.

Ini perilaku biadab, karena tidak satu pun dari Masyaikh kami setuju dan mendukung khilafah nya hizbut tahrir bahkan sejak dari masa pendiri nya dulu yaiti Syeikh Taqiyuddin An-Nabahani.  

Pemahaman Khilafah dalam kitab fiqh berbeda dengan konsep khilafah hizbut tahrir.

Kedua, perlu saya jelaskan bahwa mengutip itu memerlukan amanah ilmiyah. Bagaimana mungkin karya yang luar biasa dari guru kami, yang menjelaskan secara sistematis pemahaman fiqh dari bab Ibadah secara runut sampai jihad lalu ditutup dengan bahasan Imamah al-Uzhma (Pemimpin), kemudian dikutip bagian kecil akhirnya lalu dijadikan bagian dari kampanye khilafah (dan juga kampanye film dokumenter HTI "jejak khilafah"). Ini perilaku yang sangat buruk dalam mengkampanyekan sesuatu. 

Ketiga, perilaku comot mencomot ini juga bukan pertama kali nya dilakukan HTI, pendapat Syeikh Wahbah Zuhaily juga pernah dicomot dan dijadikan "memes" seolah Syeikh Wahbah mendukung khilafah. 

Keempat, saya menunjukkan halaman yang tidak sama dengan yang ada di flyer itu hanyalah sebagai bukti betapa tidak perhatian dan tidak peduli akurasi pengutipan nya HTI itu terhadap karya ilmiah. Seandainya mereka peduli maka halaman brp dan juz brp akan disebut. Tapi mereka memang tidak peduli akan hal itu yang penting materi nya cocok dan sesuai dengan gaung khilafah ya cukup. Maka tidak heran jika mereka tidak peduli bagaimana sikap Masyaikh Syam ketika membahas tentang khilafah. Pokok nya Syeikh Musthafa setuju khilafah, yang tidak setuju berdosa. Padahal tidak satu pun dari Masyaikh Syam menjelaskan tentang khilafah dengan cara sembrono begitu.

Terakhir, ustadz Yuana ini mencoba lari dari bahasan utama yaitu masalah pencomotan yang sembrono, lalu berusaha menggembar-gemborkan masalah halaman. Mencoba mengalihkan fokus utama ke masalah kecil tentang beda halaman dengan penerbit. 

Padahal masalah akurasi referensi hanyalah sebuah kecil bukti betapa tidak peduli nya HTI itu tentang penjelasan utuh ulama tentang khilafah, dan hanya mencari keuntungan dari petikan karya para ulama.

Sekian dan terima kasih, postingan saya memang tidak akan saya hapus agar semua orang bisa melihat bukti "licik" nya cara hizbut tahrir menukil pendapat ulama.

Wallahu a'lam.

Sumber: https://www.facebook.com/abdurrahman.lc

www.hwmi.or.id

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda