Ulama Seluruh Dunia Sepakat Bahwa Salafi Wahabi Bukan Ahlussunah - HWMI.or.id

Sunday 2 August 2020

Ulama Seluruh Dunia Sepakat Bahwa Salafi Wahabi Bukan Ahlussunah



Ulama Seluruh Dunia Sepakat Bahwa Salafi Wahabi Bukan Ahlussunnah

Saat ini banyak kelompok yang menyatakan diri sebagai kelompok yang berpaham Ahlussunnah wal Jamaah. Padahal, kelompok-kelompok tersebut sangat jauh dari nilai-nilai Ahlussunnah. Salah satu dari kelompok tersebut adalah Salafi Wahabi.

Dalam Muktamar Ahlussunnah wal Jamaah yang diselenggarakan oleh Ulama Muslim Internasional di Grozny, Ibukota Republik Chechnya pada 2016 lalu, bersepakat mengangkat tema “Siapakah Ahlussunnah wal Jamaah? Penjelasan dan Klasifikasi Metode Ahlussunnah wal Jamaah dalam Aqidah, Fiqih dan Akhlak serta Dampak Penyimpangan Darinya di Tataran Realitas”.

Muktamar yang dikenal sebagai Konferensi Chechnya tersebut dihadiri Imam Besar Al-Azhar Ahmad al-Tayeb, para mufti dan lebih dari dua ratus ulama dari seluruh dunia. Mesir juga menghadiri perjumpaan ini dengan mengutus para ulama terkemuka Universitas Al-Azhar, Kairo. Acara ini terselenggara berkat dukungan dari Presiden Republik Chechnya Ramadhan Ahmed Kadyrov dalam rangka mengenang dan memperingati Presiden Ahmad Haji Kadyrov.

Para ulama peserta Konferensi Chechnya semuanya sepakat dan mengeluarkan fatwa secara resmi bahwa aliran Wahabi bukan bagian dari Ahlussunnah wal Jamaah. Mereka mengatakan dengan tegas bahwa ada beberapa kekuatan berskala regional dan internasional, yang kemudian berusaha menyulut konflik sektarian dan mazhab di tengah negara-negara Islam. 

Hal itu dalam rangka melayani ambisi musuh ummat Islam dan untuk kepentingan-kepentingan sempit.
Dalam Konferensi Chechnya itu, para ulama yang hadir mencoba meluruskan klaim sepihak Wahabi yang merepresentasikan paling “Ahlussunnah Wal Jamaah” dan paling nyunnah. Akibatnya, mazhab Aswaja kemudian menjadi korban stigma, karena paham Wahabi sebenarnya sudah teridentifikasi sebagai ideologi kekerasan.

Perbedaan Aswaja dan Radikal

Dalam rangka meluruskan stigma tersebut kemudian dibedakan yang mana paham Aswaja dan mana paham Wahabi. Dalam Muktamar Aswaja Internasional Chechnya ini pun ditegaskan bahwa Aswaja adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah dalam akidah. Sementara empat mazhab yakni Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali dalam fikih. Kemudian ahli tasawuf yang murni (ilmu dan akhlak) sesuai manhaj Imam Junaeid dan para ulama yang sesuainya.

“Itu adalah manhaj yang menghargai seluruh ilmu yang berkhidmah kepada wahyu (Al-Quran dan Sunnah). Dan telah benar-benar menyingkap tentang ajaran-ajaran agama ini dan tujuan-tujuannya. Dalam menjaga jiwa dan akal. Menjaga agama dari distorsi dan permainan tangan-tangan jahil. Menjaga harta dan kehormatan manusia, serta menjaga akhlak yang mulia,” terang Guru Besar Al Azhar Mesir, Syekh Ali Jum’ah dalam Konferensi Chechnya tersebut.

Selain itu, Ali Jum’ah juga pernah mengingatkan dan mengaskan bahwa Aswaja tidak mengkafirkan siapa pun yang mengaku sebagai Muslim. Ulama Aswaja kelahiran Mesir itu bahkan juga membedakan antara paham Aswaja dengan kelompok radikal atau ekstrimis.

Imam Besar Al-Azhar Syeikh Ahmad al-Tayeb juga menjelaskan mengenai gerakan Salafi Wahabi. Menurutnya, konsep Aswaja yang telah berlaku sekian abad di tengah ummat Islam belakangan ini digugat oleh klaim-klaim tertentu dan hawa nafsu orang-orang yang secara fisik mengenakan jubah agama. Namun batinnya keluar dari pokok (ushul/aqidah), kaidah (fikih) dan toleransi agama. Fenomena seperti ini nyatanya sudah membikin konsep yang telah berabad-abad goyang di kalangan awam ummat Islam. Lebih dari itu, para pengklaim itu pun tampil dengan label Aswaja (Sunni) dan berlagak selaku satu-satunya juru bicara Aswaja.

Konsekuensi dari hal ini menyebabkan barisan ummat Islam terpecah. Pemahaman yang salah soal Aswaja itu bercokol dalam pikiran kalangan awam dan bahkan kalangan pendakwah. Mereka yang sesungguhnya bukan Aswaja mempercayai bahwa dirinya Aswaja (Sunni). Sehingga maraklah faham radikalisme, ekstrimisme, terorisme, dan aksi tindakan mematikan seakan-akan ditunaikan kaum Sunni (Aswaja).

Tentang Ahlussunnah wal Jamaah

Mengenai paham Aswaja, Syeikh Ahmad al-Tayeb menerangkan bahwa dalam metode pendidikan Al-Azhar, Aswaja ialah sebutan untuk kalangan pengikut Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari. Dan Imam Abu Mansur al-Maturidi dalam beraqidah. Mereka meliputi para ulama mazhab fikih Hanafi, Maliki, Syafi’i dan para ulama moderat dari mazhab fikih Hanbali. Pengertian yang sedemikian luas ini juga meliputi para ahli hadis dan penganut tasawwuf. Pengertian inilah yang dipahami oleh umat Islam selama berabad-abad sejak munculnya istilah ini sepeninggal Imam Abu Hasan al-Asy’ari.

Syeikh Ahmad al-Tayeb juga menjelaskan bahwa mazhab Asy’ari bukanlah aliran baru, tetapi merupakan mazhab yang menjelaskan dengan penuh amanah tentang akidah salaf saleh dengan manhaj/metodologi baru yang menggabungkan antara teks dan akal. Hal inilah yang tidak mampu dilakukan oleh kalangan tekstualis yang sulit untuk melakukan kajian analitik, juga kalangan Muktazilah dan kelompok-kelompok lainnya. Mazhab Asya’ri adalah satu-satunya mazhab yang tidak mengafirkan seorang pun dari kalangan ahli kiblat (muslim).

Bukti otentik dari sikap ini adalah Imam Abu Hasan al-Asy’ari mengarang kitab yang berjudul “Maqalat al-Islamiyyin wa Ikhtilaf al-Mushallin” di mana judulnya menunjukkan bahwa kelompok-kelompok Islam yang dibahas di dalam kitab tersebut masih berstatus muslim.

Inilah realitas yang telah berjalan di tengah ummat Islam selama lebih 1000 tahun. Dengan realitas inilah mereka menjalani kehidupan yang satu tapi meliputi keragaman dan perbedaan pandangan yang terpuji.
Adapun yang hadir dalam Muktamar Ahlussunnah wal Jamaah di Chechnya ini adalah lebih dari 200 ulama seluruh dunia, di antaranya adalah:

Syeikh al-Azhar al-Imam al-Akbar, Prof. Dr. Ahmad Muhammad al-Tayyeb.

Mufti Mesir, Syiekh Prof. Dr. Syauqi Ibrahim ‘Allam.

Mantan Mufti Mesir, Syeikh Prof. Dr. Ali Jum’ah.

Mufti Syiria, Syeikh Ahmad Badruddin Hassoun.

Syeikh Prof. Dr. Taufiq Ramadhan al-Buthi, putra Syeikh al-Syahid M. Sa’id Ramadhan al-Buthi.

Al-Da’i ila Alloh, al-Habib Umar ibn Hafidz, Yaman.

Al-Da’i ila Alloh, al-Habib Ali al-Jufri, Yaman.

Syeikh Prof. Abu Bakr Ahmad Musliyar, Kerala-Hindia, Sekjen Jam’iyyah Ulama’ al-Hind.

Syeikh Prof. Dr. Ahmad al-‘Abbadi, Sekjen Robithoh Muhammadiyah lil-Ulama’, Maroko.

Syeikh Dr. Usamah al-Sayyid al-Azhari, Mesir.

Syeikh Prof. Dr. Syarif Hatim al-Auni, Saudi Arabia.

Syeikh Dr. Sa’id Abdullatif Foudah, Yordania.

Dan Ulama’-ulama’ lain dari seluruh Dunia termasuk dari Malaysia dan Indonesia

Sumber: Laduni.id

www.hwmi.or.id

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda