WASPADA!!! INILAH GRAND DESAIN HIZBUT TAHRIR INDONESIA
Oleh: Muhammad Anwar
Ketua PC GP Ansor Jakarta Selatan
Pagi ini saya agak terusik ketika melihat WA Grup yang sedikit menyinggung soal isu khilafah. Mengingat bahwa baru saja kita merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-75 kemarin membuat saya semakin bersemangat untuk mencerahkan sahabat dalam memahami apa itu Hizbut Tahrir Indonesia sehingga organisasi tersebut dibubarkan pada 2017 lalu. Oleh karena itu kita perlu tingkatkan kewaspadaan terkait apa rencana mereka terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercinta ini.
Berdasarkan gambar di atas, ada 3 fase grand desain mengenai bagaimana khilafah ala HTI ini dijalankan. Namun sebelum kita bahas lebih jauh, mohon difahami kenapa saya sebutkan disini dengan 'khilafah ala HTI' dikarenakan secara global Ummat Islam di Indonesia bahkan di dunia sepakat dan diajarkan sejak kecil bahwa pada akhir zaman nanti akan berdiri tegak kembali khilafah 'ala minhajin nubuwwah yang di pimpin oleh Imam Mahdi.
Lalu muncul pertanyaan apakah HTI sudah mengetahui siapa Imam Mahdi atau hanya akal-akalannya saja?
Paham tentang Imam Mahdi pada mulanya termasuk rekayasa dan strategi Syiah Imamiyah untuk mengimbangi kerajaan Bani Umayyah yang memerintah dengan penuh penindasan kepada pengikut Ali bin Abi Thalib pada waktu itu. Sementara menunggu munculnya Imam Mahdi, maka dunia ini dipimpin oleh tokoh-tokoh spiritual Syiah yang kasat mata (rijalul qhaib). Yang susunannya terdiri dari seorang Quthub atau Qhaus yang diberi nama Insan Kamil. Empat orang Autad sebagai menteri, tujuh orang Abdal, dua belas orang Nukaba’ dan tiga ratus orang Nujaba. Kerajaan batin itu yang dikendalikan oleh orang-orang kasat mata tersebut (rijalul qhaib) pada hakikatnya tidak ada. Itu hanya imajinasi orang Syiah, tidak bisa diterima oleh akal dan naql (Syara). Begitu pula dengan Imam Mahdi yang dalam masyarakat Jawa disebut Ratu Adil.
Paham tentang adanya Imam Mahdi sebagai salah satu tanda-tanda kiamat berkembang dalam kalangan Syiah Imamiyah. Menurut Syiah Imamiyah pada akhir zaman akan datang seorang khalifah yang adil dari keturunan Ali bin Abi Thalib r.a. dengan nama-nama Mahdi, yang akan berkuasa di seluruh dunia Islam.
Imam as-Suyuthi pernah menyebutkan bahwa ciri-ciri al-Mahdi palsu adalah mereka membuat standar keimanan sendiri bahwa umat Islam yang mendukungnya sebagai mukmin dan yang menolak bergabung bersama mereka disebut kafir. Ciri lainnya, mereka berani membunuhi para ulama. (Lihat: Al-Suyuthi, Syarah Sunan Ibn Majah, [Karaci: Qadimi Kutb Khanah, t.t], j. 1, h. 300).
Mari sekarang kita kaji lebih dalam mengenai 3 fase grand desain Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Fase 1 - Pembinaan
Pada gambar tertulis bahwa dalam fase ini adalah membangun kepribadian Islam pada Kader Dakwah; Membentuk kader dan kelompok dakwah; Memperbanyak anggota dakwah.
Lalu dibawahnya ditambahkan (untuk disama-samakan) seakan-akan mereka pada fase ini sama dengan fase Nabi Muhammad SAW di kala itu sebagai pembenaran. Dengab menulis "Rasulullah saw membina para shahabat di rumah Al Arqam Rasulullah saw mengajari para shahabat sholat dan membaca Al-Qur'an.
Fase 2 - Interaksi Dengan Masyarakat
Menanamkan ideologi ke tengah-tengah masyarakat; Menyerang seluruh keyakinan dan sistem masyarakat yang rusak; Mengungkap makar musuh-musuh Islam dan antek-anteknya.
Di bawahnya juga ditambahkan korelasi dengan zaman Rasulullah SAW yaitu: "Rasulullah menyampaikan dakwah terang-terangan, menyerang keyakinan, dan sistem kufur, beserta pendukung-pendukungnya.
Jika kita lihat kejadian baru-baru ini sepertinya mereka sudah dalam fase ini dimana belum lama terjadi di Solo pada Sabtu, 8 Agustus 2020 lalu sebuah penyerangan terhadap keluarga Habib Umar Assegaf yang sedang menggelar acara doa bersama menjelang pernikahan anaknya.
Selain itu muncul lagi isu-isu terkait kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan pemberian label antek-antek PKI apabila ada orang yang tidak sependapat dengan mereka. Kejadian-kejadian ini adalah rangkaian dari fase 2 ini setelah mereka telah menjalankan penanaman ideologi kepada Ummat Islam yang masih awwam dengan kampanye bendera HTI yang bertuliskan kalimat tauhid.
Sehingga membuat kekhawatiran bagi Ummat Islam awwam lainnya yang tidak sepaham dengan mereka dianggap 'kafir', 'munafik' dan benci Islam. Padahal yang mereka tolak adalah penyalahgunaan kalimat tauhid untuk memprovokasi dan memecah belah Ummat Islam.
Hanya NU dan GP Ansor dengan BANSER (Barisan Ansor Serbaguna) sebagai kader inti Gerakan Pemuda Ansor yang berani bersuara untuk memberikan pemahaman kepada Ummat Islam yang masih awwam agar tidak terprovokasi.
Fase 3 - Pengambil Alihan Kekuasaan
Ini adalah puncak dari grand desain Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yakni Menegakkan pemerintahan Islam dengan cara membai'at seseorang yang akan menduduki jabatan Khilafah; Menerapkan hukum Islam di dalam negeri dengan syamil dan kamil, mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.
Lagi-lagi dimunculkan korelasi seperti saat Bait Aqabah II; Rasulullah menegakkan Daulah Islam di Madinah.
Jadi sangatlah jelas mengapa Hizbut Tahrir di dunia di tolak dan dibubarkan sehingga menjadi organisasi terlarang dikarenakan tujuannya adalah membangun negara baru dengan sistem khilafah versinya sendiri. Selain itu mereka juga telah berulang kali gagal untuk mencapai tujuannya ini. Sedangkan Indonesia, sebagai negara muslim terbesar di dunia telah lama menjadi incaran mereka namun juga harus gagal kembali karena NU sebagai organisasi Islam terbesar masih setia menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga mengusulkan pada pemerintah untuk membubarkan organisasi yang bisa membahayakan keutuhan berbangsa dan bernegara ini.
Maka sangat wajar apabila Nahdlatul Ulama dan Badan Otonomnya difitnah dan dihajar habis-habisan oleh mereka agar menjadi lemah sehingga mereka mampu melaksanakan tujuannya untuk merebut kekuasaan.
Namun mereka seperti tidak kehabisan cara, meskipun telah dibubarkan, mereka masih tetap bergerilya dikarenakan sudah mengakarnya pemahaman yang diberikan oleh mentor-mentor mereka seperti telah di cuci otaknya bahwa "wajib hukumnya menegakkan khilafah".
Dengan adanya pandemi COVID-19 ini menjadi peluang bagi mereka untuk memuluskan tujuannya tersebut. Ketika terjadi kekacauan, mereka akan dengan sangat mudah membuang badannya dengan jawaban 'HTI Telah dibubarkan' jika kekacauan yang mereka buat gagal total. Namun mereka akan membusungkan dada dan tampil paling depan ketika usahanya membuahkan hasil.
Propaganda demi propaganda terus dilakukan dengan diskusi, aksi-aksi demo dan yang belum lama melalui pembuatan film. Belum lagi propaganda bahwa pandemi COVID-19 adalah sebuah rekayasa dan konspirasi global.
Hizbut Tahrir jika ditelisik lebih mendalam memiliki kesamaan dengan Partai Komunis. Bedanya, Hizbut Tahrir menggunakan dalil-dalil agama sebagai pembenaran segala aktivitas mereka. Kesamaan mereka juga adalah penyebarluasan pemikiran lintas negara (transnasional / multinasional) dimana pemikiran - pemikiran tersebut sebagai kepanjangan tangan dari negara yang pertama kali mendirikan partai tersebut.
Di Indonesia para penganut Komunisme pernah terdaftar menjadi sebuah partai dan ikut dalam pemilu dengan nama Partai Komunis Indonesia (PKI). Sedangkan Hizbut Tahrir Indonesia belum sempat mendaftar sebagai partai karena lebih dulu dibubarkan organisasinya oleh pemerintah.
Oleh karena itu, apabila Hizbut Tahrir di Indonesia dibiarkan berkembang dan semakin pesat sehingga tujuannya tercapai, maka Negara Kesatuan Republik Indonesia akan bubar. Digantikan dengan sistem pemerintahan 'khilafah ala HTI' dimana akan terjadi pertumpahan darah sesama anak bangsa sebagaimana yang telah terjadi di Iraq dan Syuriah.
Semoga kita semua diberikan perlindungan oleh Allah SWT dari bahaya apapun. Aaamiin
www.hwmi.or.id