Astaghfirullah! Sugik Nur Hina Syekh Ali Jaber Karena Gagal Manfaatkan Kasusnya - HWMI.or.id

Friday 18 September 2020

Astaghfirullah! Sugik Nur Hina Syekh Ali Jaber Karena Gagal Manfaatkan Kasusnya

 Astaghfirullah! Sugik Nur Hina Syekh Ali Jaber karena Gagal Manfaatkan Kasusnya

Ilustrasi


Sugi Nur Raharja alias Sugi Nur menyindir Syekh Ali Jaber usai tampil dalam podcast Deddy Corbuzier pada 16 September 2020.

Podcast Deddy bersama Syekh Ali Jaber mendapat banyak pujian dari warganet karena pernyataan-pernyataan Syekh Jaber yang begitu adem hingga membuat penonton merasa tersentuh, damai dan tentram.

Dalam podcast tersebut, Deddy bertanya kepada Syekh Ali Jaber bagaimana perasaannya usai ditusuk oleh Alfin Andrian dalam hitungan detik saat safari dakwah di Lampung, Minggu (13/9).

Syekh Ali Jaber menjawab perasaannya begitu adem, ikhlas mengalami kejadian tersebut bahkan mengaku tidak memiliki rasa dendam.


Dia juga tidak mau kalau kasusnya ini dikaitkan dengan politik. Bahkan kalaupun kepolisian menyatakan penusuknya adalah orang gila, dia akan menerimanya dengan ikhlas.

Namun, Jawaban Syekh Ali Jaber ini membuat Sugi Nur heran. Menurut dia, jawaban Syekh Ali Jaber sangat aneh. Sebab, sebagai manusia biasa, ketika ada orang yang tiba-tiba menusuk dalam hitungan detik harusnya kaget dan emosi sesaat. Bukanya malah adem dan ikhlas.

“Mestinya kan Syekh Ali Jaber jawab, saat itu saya kaget dan sedikit emosi. Namun tidak berapa lama saya tersadar dan iba melihat pelakunya dihajar jemaat,” kata Gus Nur, dalam Munjiat Channel yang diunggah, Kamis (17/9).

Dia menambahkan, reaksi masyarakat yang marah karena melihat Syekh Ali Jaber ditusuk adalah manusiawi. Sebab, kejadian seperti ini bukan baru sekarang.


“Syekh Ali Jaber mungkin ulama yang tatarannya sudah sangat tinggi sehingga selalu mengikhlaskan orang-orang yang mencoba berbuat jahat kepadanya. Kalau saya, pasti saya marah tetapi selanjutnya saya akan memaafkan karena namanya ulama harus begitu,” tuturnya.

Entah kecewa atau tidak, Gus Nur menyampaikan, ke depan bila ada yang ingin berbuat jahat kepada ulama, jemaah harus bertanya dulu. Apakah ulama itu ikhlas atau tidak dijahati. Kalau ikhlas, jemaah tidak perlu menghajar pelaku.

“Besok-besok kalau ada kejadian kayak tu lagi tanyain ulamanya, Pak Kiai ikhlas tidak ditusuk. Kalau kiai-nya bilang adem dan ikhlas, ya biarkan saja pelakunya, jangan dihajar. Bila perlu kasi makan, diajak ngobrol sambil menunggu polisi datang,” tandasnya.

Gus Nur menambahlkan, awalnya dia ingin bertemu dengan Syekh Ali Jaber untuk saling menguatkan. Namun, karena melihat sikap Syekh Ali Jaber itu, Gus Nur urung niatnya.

“Saya bicara begini apa adanya. Saya bicara bukan karena pesanan dan dibayar,” tegasnya.

(Suara Islam)

Bagikan artikel ini

2 comments