Mengenal Gerakan Transnasional Dan Perbedaan HTI Dan Ikhwanul Muslimin - HWMI.or.id

Thursday 3 September 2020

Mengenal Gerakan Transnasional Dan Perbedaan HTI Dan Ikhwanul Muslimin

 Perbedaan HTI dan Ikhwanul Muslimin


Di Indonesia terdapat banyak sekali ormas Islam yang berbeda latar belakang dan bertujuannya memajukan semangat transnasional secara politik dan kekuasaan, sehingga menghasilkan cara pandang yang berbeda dengan ormas yang sudah ada  Indonesia sebelumnya. 

Misalnya  Salah satu dari mereka ialah ormas Hizbut Tahrir dan ihkwanul muslimin yang jelas jelas sudah melakukan cara pandang berhadap hadapan dan soal benar dan salah tentang agama islam terhadap masyarakat Indonesia. Terlebih kedua ormas ini tidak melakukan pendekatan budaya dan kultur.  

Hizbut Tahrir masuk ke Indonesia dan menyebarkan paham-paham kekhalifan di wilayah Sumatra dan Jawa pada tahun 1980-an di pelopori  oleh Abdullah bin Nuh dan Abdurrahman Al-Baghdadi. 

Gerakan HT tidak berhenti pada wilayah saja namun mereka  berdua merintis dakwah di kampus-kampus besar di seluruh Indonesia. Pada era 1990-an ide-ide dakwah Hizbut Tahrir merambah ke masyarakat, melalui berbagai aktivitas dakwah di masjid, perkantoran, perusahaan, dan perumahan.

Sedangkan gerakan IM di Indonesia yang mulai ada pada 1980-an oleh Rahmat Abdullah dan Hilmi Aminudin Hasan. 

IM di Indonesia disinyalir masih berhubungan dengan salah satu partai politik yang berada di Indonesia yang berdiri pada tahun 1998 dan masih eksis hingga sekarang yang bernama Partai Keadilan Sejahtera yang para pendirinya merupakan tokoh Ikhwanul Muslimin.

 Apa perbedaan yang paling menyorot antara  HTI dan IM ?

organisasi  HTI awalnya ini memiliki cita-cita besar, yakni melangsungkan kehidupan Islam dan mengemban dakwah ke seluruh penjuru dunia. 

Untuk menegakkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan bermasyarakat, HTI berpendirian harus dilakukan melalui negara dengan menekankan pada daulah Islamiyah atau daulah khilafah yang dipimpin oleh seorang khalifah yang dipilih secara demokratis oleh rakyat. 

Khalifah tersebut prosesnya dibaiat oleh kaum muslim untuk didengar dan ditaati agar menjalankan pemerintahan berdasarkan kitabullah dan sunnah rasul-Nya serta mengembangkan risalah Islam ke seluruh dunia dengan dakwah dan jihad.

Modus operasi HTI dalam melakukan pendekatan mendirikan khilafah secara politik dan kekuasaan  ialah dengan cara cara melakukan kritik terus menerus dan menunjukkan kekurangan-kekurangan sistem pemerititahan yang ada sembari menawarkan konsep khilafah islamiyah sebagai alternatifnya.

Sedangkan Ikhwanul Muslimin punya kerangka tersendiri untuk memasukan unsur kepetinganya. 

Mereka berjuang melalui jalur partai politik, maka semakin besar dan berkembang di Indonesia maka bisa jadi gerakannya dapat mengancam keutuhan NKRI, terlebih dengan adanya tujuan Ikhwanul Muslimin yang menginginkan adanya negara Islam. 

Apabila gerakan ini berhasil menduduki pemerintahan dan merubah sistem secara keseluruhan maka tidak menutup kesempatan bagi kalangan minoritas agama serta idelogi lainnya tidak bisa hidup Bersama untuk mencita citakan bhineka tunggal ika.

CarubanNusantara.or.id

By. Mohammad Nuruzzaman

www.hwmi.or.id

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda