Membaca Analisa Pemikiran - HWMI.or.id

Friday 27 November 2020

Membaca Analisa Pemikiran

Ketika Banser punya masalah dg Bendera HaTeI di Garut, eFPeI bela HaTeI dan menyalahkan Banser. Ketika Banser Bangil memarahi Ust. HaTeI krn menghina Hbb Luthfi, eFPeI bela Ust. HaTeI, menyalahkan Banser. Ketika NU dihina oleh Gus Nur lalu dilaporkan kepolisi, FPI bela Gus Nur. Ketika sekarang ada masalah antara eFPeI vs TNI, lalu didengungkan persatuan antar ormas Islam, bisakah...?! Hehehe. Siapapun kalau selalu dipersalahkan, akan ada perasaan kecewa dihatinya.

Sekarang tantangan sdh jelas dari TNI terhadap eFPeI. Bagi yg punya keyakinan bhw berperang melawan pemerintah itu adlh Jihad fi Sabilillah dan kalau mati akan mati Syahid, berangkat saja utk melawan TNI, tdk perlu mengajak NU. Kan katanya NU sdh banyak Libral dan Munafiqunnya, kenapa hrs dijadikan teman didalam berjihad.!?

Tepatnya, ketika eFPeI Belum terkontaminasi Ide² HaTeI dengan Jargon Khilafah.

Saya Tahu Betul, eFPeI dulu.

FPI menjadi Bringas dan Menyerang Pemerintah, sejak Presiden Jokowi menjabat. Karena sejak Presiden Jokowi menjabat, para Mafia Cendana dan Cikeas diberangus serta para cecunguk²nya tidak diberi jatah oleh Presiden Jokowi.

Sebenarnya puncaknya amarah mereka ketika Presiden Jokowi mengakui keberadaan NU dan memberikan Hadiah Istimewa kepada NU.

Mulai dari Hadiah : Hari Santri Nasional, Tokoh Pahlawan Nasional dan terakhir Menggandeng KH. MA'RUF AMIN menjadi Wakil Presiden.

Kita Tahu, sebelumnya KH. MA'RUF AMIN dibawah kendali mereka ketika masih menjabat MUI.

KH. MA'RUF AMIN dicoba oleh mereka untuk menggerakkan NU, dalam Aksi 411 dan Puncaknya 212 dengan memasang Gambar Beliau dalam Poster Ajakan

 Ormas itu, memang sangat tergantung dengan SEJARAH PEMBENTUKANNYA

Kalau NU terbentuk atas dasar kegelisahan Ulama dan Kiai atas Berlangsungnya Ajaran ASWAJA

Kalau eFPeI terbentuk atas dasar Mempertahankan Kekuasaan Orde Baru, yang sengaja ingin dibenturkan dengan masyarakat (PAMSWAKARSA). "Katanya begitu"

Makanya jangan Terkejut, kalau eFPeI gak pernah menghujat "SOEHARTO dan KRONINYA"

Coba lihat jejak digitalnya, apa eFPeI menghujat SBY. Walaupun HaeReS ditahan Zaman SBY, tapi bukan karena mencaki SBY, tapi karena Menyerang Massa Gus Dur.

Fakta kedua. Pada Rezim Jokowi-Kalla. Apakah eFPeI menyerang Jusuf Kalla, tidak?

Coba sekarang, Pada Masa Jokowi-KH. Ma'ruf Amin. Kedua Tokoh ini, sepertinya sudah kenyang dengan caci-makian eFPeI. 

"WAHAI SAUDARAKU SE-IMAN DAN SE-IDIOLOGI ASWAJA ANNAHDHIYAH"

"POLA STRATEGI SOEHARTO DALAM MERAIH ATAU MELANGGENGKAN KEKUASAAN ITU SELALU MEMAKAI POLA SAMA, YAITU POLA SENSITIF DAN SENTIMEN AGAMA"
Selain itu, "CENDANA" sangat cerdik akan kelemahan NU, dimana "NU itu sangat memuliakan Guru/Ulama dan Durriyah Nabi, baik yang Habaib maupun Bukan"
Makanya dia, ciptakan "Ulama-Ulama Baru" atau Mencari "Ulama/Durriyah Nabi yang bisa di BAYAR"
Maka NU tidak akan berani melawannya, karena kalau melawan pasti akan di cap "ANTI ULAMA/DURRIYAH NABI" atau "KRIMINALISASI ULAMA/DURRIYAH NABI"
Saya tulis di atas cuma agar supaya KITA kuatkan barisan dan jangan sampai terprovokasi media.
Dan itu semua sebagai analisa kejadian yg ada terjadi skrang ini.
CAK MADURENAH : KITA jek lata taonah keng norok buntek.
Jangan terkecoh dengan bungkus (casing).
KITA perlu mendalami untuk memahami jauh kedepan bagaimana kelestarian ajaran ASWAJA dan benteng NKRI tidak terkoyak.
Kurang lebih intinya begitu.
Salam settong dere
Marwan Fatih, Reng Jember
#HubbulWathonMinalIman
Harus pintar memilah mana yang obyektif nan positif ke depan jangka panjangnya.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda