Islam Agama Kemanusiaan, Tak Ada Tempat Bagi Radikalisme Dan Terorisme - HWMI.or.id

Thursday 10 December 2020

Islam Agama Kemanusiaan, Tak Ada Tempat Bagi Radikalisme Dan Terorisme

 Islam Agama Kemanusiaan, Tak Ada Tempat bagi Radikalisme dan Terorisme

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Robikin Emhas bersama Menko Polhukam Moh Mahfud MD berdiskusi tentang moderasi Islam dengan Sekjen Liga Muslim Dunia (World Moslem League) atau Rabithah Alam Islami, Syekh Muhammad bin Abdul Karim Al Issa di kantornya, Riyadh, Arab Saudi, Selasa (8/12).

Dalam pertemuan dengan Syekh Muhammad bin Abdul Karim Al Issa yang berlangsung selama satu setengah jam, keduanya menegaskan perlunya penerapan wawasan moderasi Islam atau wasathiyyah Islam di kalangan kaum muslimin di seluruh dunia. “Islam adalah agama kemanusiaan,” ungkap Syekh Muhammad.

Sementara itu, Mahfud MD mengungkapkan bahwa umat manusia di dunia mempunyai agama dan keyakinan yang berbeda-beda. Karenanya, kata Mahfud, inklusivisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara amat diperlukan. Mahfud pun meminta kaum muslimin tidak terjebak dalam sikap ekstrimisme radikal atau liberalisme. Umat Islam harus menjadi umat jalan tengah dan agen perdamaian.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menambahkan, konsep wasathiyyah Islam sangat cocok bagi umat Islam di Indonesia. Sebab di Indonesia banyak agama dan keyakinan yang dianut. “Indonesia adalah laboratorium pluralisme dan toleransi yang paling efektif di dunia karena merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan dengan berbagai agama dan madzhab keagamaan yang sangat lengkap. Semua bisa hidup berdampingan,” kata Mahfud MD dalam keterangannya dikutip dari rmco.id, Selasa (8/12).

Dalam pertemuan tersebut, Syekh Al Issa juga mengungkapkan rasa bangganya kepada umat Islam di Indonesia yang mengarusutamakan wasathiyyah Islam. “Beberapa waktu yang lalu, saya berkunjung ke Indonesia meresmikan Museum Sejarah Nabi Muhammad dan berceramah di berbagai tempat. Kaum muslimin di sana benar-benar mencerminkan kesadaran bahwa manusia itu diciptakan berbeda-beda, tetapi derajatnya sama dalam kehidupan bersama. Kaum muslimin Indonesia mengikuti Piagam Madinah yang dulu dibuat sendiri oleh Nabi Muhammad,” ungkap Syekh Al Issa.

Selanjutnya keduanya sepakat menjalin kerjasama dalam mendakwahkan Islam yang berwawasan wasathiyyah Islam melalui jaringan yang dimiliki Kemenko Polhukam maupun Liga Muslim Dunia. Sehari sebelumnya, Mahfud MD menemui Sekretaris Jenderal Global Center for Combating Extremist Ideology (Etidal) Mansour Alshammari di Riyadh, Senin (7/12/2020). Lembaga Anti Radikalisme dan Terorisme Arab Saudi besutan Raja Salman.

Selain dari NU ( Kiai Robikin Emhas), Menko Polhukam yang didampingi Dubes RI untuk Saudi Arabia Maftuh Abegebreil juga bersama Syarikat Islam (Hamdan Zoelva) dan ICMI (Yasril A Baharuddin). Dari penjelasan Pimpinan Etidal Manshur Alshammari, rasanya tak ada tempat bagi radikalisme dan terorisme. (ahn/dakwahnu.id)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda