25 Tokoh Agama Dan Politik Amerika Dukung "Seruan Masjid Muhammad" - HWMI.or.id

Thursday 15 July 2021

25 Tokoh Agama Dan Politik Amerika Dukung "Seruan Masjid Muhammad"

 25 Tokoh Agama Dan Politik Amerika Dukung “Seruan Masjid Muhammad”

Katib Aam PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf, menyampaikan pidato didampingi para pimpinan Komunitas W. Deen Mohammed dan WEA. | Foto: Dok. Terong Gosong

Tokoh-tokoh agama, politik dan intelektual Amerika Serikat berkumpul di Masjid Muhammad di Washington, DC, pada Selasa (13/7) siang waktu setempat. Mereka hadir untuk menyaksikan diumumkannya pembentukan aliansi antara Gerakan Global Humanitarian Islam, Komunitas Warith Deen Mohammed dan World Evangelical Alliance (WEA) untuk membangun ikatan yang kokoh di antara agama-agama dunia dalam upaya bersama mencari jalan keluar dari konflik antar identitas dan memperjuangkan perdamaian.


Di kutip dari teronggosong.id diantara mereka adalah Johnnie Moore, juru bicara komunitas Evangelis Amerika dan tokoh Partai Republik, David Saperstein, pemimpin Yahudi Reformis yang juga tokoh Partai Demokrat, Paul Marshall dari The Hudson Institute, dan Imam Talib Shareef, pimpinan komunitas W. Deen Mohammed. Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf–yang biasa dipanggil Gus Yahya, dan Sekretaris Jenderal WEA, Dr. Thomas Schirrmacher, menyampaikan pidato kunci dalam forum yang diprakarsai oleh The Center For Shared Civilizational Values (CFSCV) itu. Beberapa utusan KBRI di Washington, DC juga hadir dalam kesempatan itu.

“Kita mewarisi sejarah ratusan tahun konflik antar agama. Kini, dalam konteks realitas abad ke-21, Dunia tidak mungkin menahankan konflik seperti di masa lalu karena jelas akan membawa keruntuhan peradaban umat manusia seluruhnya,” Gus Yahya menyatakan, “kini saatnya agama-agama dituntut untuk membangun landasan teologi yang kokoh di lingkungan masing-masing, untuk memberikan panduan bagi ummatnya agar mampu hidup berdampingan secara damai di tengah perbedaan.”

Kepada hadirin, Gus Yahya menyampaikan salam dari Ketua dan Pendiri CFSCV, KH. Ahmad Mustofa Bisri. Gus Yahya juga menjelaskan bahwa apa yang dia jalankan merupakan pelaksanaan amanat dari mendiang KH. Maimun Zubair bahwa, “Indonesia harus memberi teladan kepada Dunia tentang Bhinneka Tunggal Ika.”


Dr. Thomas Schirrmacher mengungkapkan keyakinannya akan kerja sama dengan Nahdlatul Ulama.

“Kami telah melihat bukti-bukti nyata bahwa Nahdlatul Ulama–berbeda dari aktor-aktor global lainnya–tidak hanya bermulut manis dalam soal perdamaian, tapi sungguh-sungguh bergulat dalam pemikiran dan gerakan nyata”, katanya.


Aliansi Luar Biasa untuk Mempromosikan Martabat dan Kesetaraan Manusia

Aliansi tiga pihak tersebut mengumumkan pernyataan bersama yang mereka sebut “The Nation’s Mosque Statement” (Seruan Masjid Muhammad). Mereka mengajak semua orang yang berkehendak baik dari semua agama dan kebangsaan untuk bergabung dalam aliansi global yang dibangun di atas landasan nilai-nilai keadaban bersama (shared civilizational values). Aliansi global itu bertujuan untuk mencegah dijadikannya identitas sebagai senjata politik, membendung penyebaran kebencian komunal, mempromosikan solidaritas dan saling menghormati di antara berbagai kelompok, budaya, dan bangsa yang berbeda, serta memperjuangkan terwujudnya tata dunia yang sungguh-sungguh adil dan harmonis berdasarkan penghormatan terhadap kesetaraan hak dan martabat bagi setiap manusia.

Lebih dari 25 tokoh agama dan politik Amerika yang hadir ikut membubuhkan tanda tangan sebagai tanda dukungan mereka bagi seruan tersebut.

Mengapit “Seruan Masjid Muhammad”, dari kiri ke kanan: David Saperstein, Yahya Cholil Staquf, Talib Shareef, Thomas Schirrmacher dan Paul Marshall. | Foto: Dok. Terong Gosong

Dalam kesempatan itu pula diluncurkan sebuah buku berjudul “Reimagining Muslim-Chistian Relations in the 21st Century” (Merangkai Kembali Hubungan Muslim-Kristen di Abad ke-21), yang merupakan kompilasi tulisan-tulisan dari para tokoh NU seperti: KH Abdurrahman Wahid dan KH A. Mustofa Bisri; dan para tokoh WEA. Sebagai tulisan utama adalah versi bahasa Inggris dari “Muqaddimah Qanun Asasi”, yang merupakan pidato pembukaan dalam Muktamar NU yang pertama oleh Hadratus Syaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari.


“Dengan buku ini, untuk pertama kalinya Muqaddimah Qanun Asasi diterjemahkan dan diterbitkan dalam Bahasa Inggris,” kata C. Holland Taylor, Duta Khusus GP Ansor untuk Amerika, Eropa, dan PBB.

Buku “God Needs No Defense: Reimagining Muslim-Christian Relations in the 21st Century” (kiri), dan versi Bahasa Inggris Muqaddimah Qanun Asasi (kanan). | Foto: Dok. Terong Gosong

“Sebenarnya sangat terlambat bahwa Dunia harus menunggu hampir seratus tahun sebelum memperoleh akses kepada pemikiran Pendiri NU yang isinya sangat dibutuhkan bagi pencerahan umat manusia, karena menjelaskan kenapa suatu masyarakat dan peradaban bisa runtuh dan bagaimana membangkitkan dan membangun peradaban mulia yang kokoh. Apabila dunia mau memperhatikan dan mengikuti panduannya, pemikiran Hadratus Syaikh ini akan menjadi pertolongan besar di tengah kemelut yang melanda saat ini,” tegas Holland.

(Hwmi Online)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda