PKI Diisukan, HTI-FPI Gendong Program
By: Agus Wedi
Dikutip dari Harakatuna.com Tadi malam aku berbincang dengan beberapa teman. Di sebuah warung kopi asri, di Yogyakarta. Jelas perbincangan kami mengarah ke isu-isu mutakhir: tentang PKI. Isu tak datang tiba-tiba. Sebab, di antara teman yang ngobrol, ternyata telah menyiapkan dari lumbung rumahnya.
Salah satu teman yang menyodorkan isu PKI memang terlihat polos. Tetapi karena itulah dia tertarik betul dengan isu-isu PKI, karena tiap tahun sering menggema. Ternyata, ketertarikannya bukan semata dia dapati di media sosial, yangbtekah menjadi isu tahunan. Namun justru dari lingkungan rumahnya.
Isu PKI Lahir dari Grub WA Rumah dan Majlisnya
Keluarga ini didapati masih percaya betul bahwa PKI masih ada dan berjaya. Jika hari ini PKI tidak muncul ke permukaan bukan berarti ia tidak ada. Katanya, mereka hanya sedang bergerak di bawah tanah. Alasan yang begitu kongkrit dari keluarga ini tentang isu PKI, sebab semua orang di tempat pengajiannya percaya atas keberadaan PKI. Maka keluarga ini juga ikut percaya.
Majlis-majlis ibunya temanku, sering mewanti-mewanti agar waspada terhadap PKI. Mereka harus membangun garis damarkasi dalam kehidupannya untuk beberapa soal. Di antaranya: terhadap partai politik nasionalis, partai yang tidak ada Islamnya, buku bacaan, ormas, golongan, dan bangunan bisnis yang dikelola orang Cina.
Jika dirumuskan, ternyata isu-isu PKI justru muncul dan menancap dari keluarga dan tempat pengajian. Dan rata-rata semua keluarga, percaya jika salah satu ustaznya mengatakan isu-isu PKI tersebut. Maka sesungguhnya, isu-isu PKI, lebih jauh berpengaruh dipropagandakan di tempat pengajian. Ketimbang di media sosial.
Buktinya, keluarga temenku itu. Sampai kini, keluarga temenku itu memegang teguh kepercayaan bahwa PKI masih ada dan akan terus ada. Bahkan jika negera Indonesia membangun kerjasama dengan Cina, itu teranggap orang-orang di lingkup kenegaraan dekat dengan PKI. Indonesia jatu hati terhadap PKI dan komunis.
Sebab Terputusnya pada Sejarah
Yang eneh, ternyata temenku itu juga percaya. Bahkan dia saking percaya dan bencinya terhadap PKI, dia juga benci pada pendiri bangsa seperti Tan Malaka, Tjokroaminoto, Haji Misbach, Samaun, Pram, dan lain-lain. Bagi temenku, PKI adalah partai kiri yang bergerak pada kejahatan. Dan semuanya memiliki ideologi sosialisme dan komunisme (ajaran filosof Karl Marx). Dia lalu memahami komunis itu ateis alias tidak beragama.
Dia tidak tahu bahwa tokoh PKI awal adalah orang baik dan sangat islami. Apakah Haji Misbach tidak Islam? Sangat Islam. Dalam konteks di luar Indonesia yang memperjuangkan negara menganut paham sosialisme dalam spirit perjuangannya, seperti Ali Syariati, Hasan Hanafi, Jamal al-Nasser, Sayyid Qutb, apakah tidak Islam? Islam. Kiri tidak selamanya buruk dan tidak otomatis PKI-komunis.
Disitulah permasalah sering terjadi. Di mana ketidaktahuan atas sumber otoritatif, dan keterputusan atas fakta-fakta sejarah, menjadi masalah dan bianglala dalam benak diri pemuda. Tidak semuanya orang yang mempelajari bukunya Marx, Tan Malaka, Soekarno, Pram, otomatis PKI dan ateis. Seperti halnya tidak semuanya, orang yang membaca Ali Syariati, Sayyid Qutb, Ibn Taimiyyah secara otomatis kanan dan wahabi.
Aku kira penting membaca fakta sejara secara bersih. Sebagaimana pentingnya melihat isu-isu dunia dan agama secara akal sehat pula. Isu-isu PKI, sering didengungkan baik melalui artikel, meme, dan video oleh orang yang mempunyai misi di baliknya.
Di Balik Isu PKI-Komunis
Isu Indonesia telah jatuh ke tangan PKI, Indonesia dikuasi PKI, Indonesia berteman dengan PKI, adalah isu murahan. Keturunan PKI telah mati. Dan anak cucunya juga telah mati. Jadi tidak relevan jika masih isu-isu PKI didengungkan hanya untuk dikapitalisasi menjadi suara politis. Warga jadi babak belur, kasihan warga Indonesia.
Kendati, melihat cerita teman di atas, justru yang melempar isu PKI adalah orang majlis dan anggota pengajian. Pengakuan itu, dikuatkan oleh opini Ayik Hermansyah, bahwa isu-isu PKI yang bising di Indonesia, hanya prodak dari organisasi Islam: HTI. Mungkin juga FPI.
Sesungguhnya, yang melempar isu PKI kebanyakan dari kader-kader HTI. Menurutnya, “mereka lempar isu PKI, untuk menyembunyikan agenda HTI”. Maka bisa dibilang, isu PKI didengungkan, HTI dan FPI yang dapat program. Wah, kacau.