KH. Hasyim Asy'ari, Sang Anak Mas Zaman - HWMI.or.id

Monday 15 November 2021

KH. Hasyim Asy'ari, Sang Anak Mas Zaman

 


KH. Maimoen Zubair bercerita:

Jika kita telusuri sejarahnya, diantara pondok pesantren yang ada di Indonesia ini memiliki tali yang saling kait-mengait. Artinya Ulama satu tidak terputus dengan Ulama yang lainnya. Dari situ kita bisa mengetahui bahwa Alloh.SWT ternyata mempunyai “anak mas zaman”, yang di maksud anak mas zaman itu adalah “AL-INSAN ABNA' AZ-ZAMAN”, dimana Alloh menciptakan"zaman" bagi orang yang baik-baik dan kebaikan zaman itu harus diketahui oleh kita. Kalau di zaman Mbah Hasyim Asy'ari, orang nggak akan bisa menjadi Kyai besar tanpa adanya Mbah Hasyim.

Salah satu contoh di daerah Lasem, disana itu Kyainya besar-besar, Mbah Kyai Baidlowi malah lebih alim, ada Kyai Masduqi, Mbah Kyai Kholil Kasingan dan Mbah Kyai Ma'sum Lasem. Dari keempat Kyai ini yang paling erat hubungannya dengan Kyai Hasyim adalah Kyai Ma'sum. Maka tak heran jika beliau santrinya paling banyak.

Tidak ada dalam sejarahnya pondok pesantren yang diasuh Mbah Kyai Baidlowi (Lasem) itu santrinya banyak, paling pol adalah khomsin (50), dikarenakan hal itu memang sudah waktunya. Jadi pada waktu itu yang menjadi “Abna' az-Zaman” adalah Mbah Kyai Hasyim Asy'ari.

“Pondok yang ada di Sarang juga begitu, seumpama Mbah saya (Kyai Ahmad bin Syu'aib) tidak ngaji ke Kyai Hasyim, yah habis pondok Sarang. Begitu juga dengan Lirboyo Kediri, jika Mbah Manab (Abdul Karim) tidak mondok di Tebuireng ya habis santrinya. Pengasuh pondok Ploso Kediri, pondok Njoso (Rejoso) Peterongan Jombang, pondok Buntet Cirebon juga mengaji kepada Mbah Kyai Hasyim Asy'ari”.

Mbah Moen juga dawuh,

“Setelah itu kurunnya Lirboyo. Jadi, Lirboyo juga banyak menelorkan Kyai besar, saat saya mondok disana, tidak ada seorang kyai menjadi besar kecuali nempel dengan Lirboyo.

Pondok Lirboyo adalah satu-satunya pesantren saya nyantri. Meski di Lirboyo hanya tiga tahun, saya sangat bersyukur sekali dikarenakan dekat dengan Mbah Kyai Abdul Karim, Mbah Kyai Marzuqi Dahlan, dan Mbah Kyai Mahrus Ali. Saya sangat terkesan yang mendalam dengan pendiri pertama, Kyai Abdul Karim. Beliau kerap kali bertanya kepada saya  tentang kawan karib beliau ketika masih nyantri di pondoknya Kyai Kholil Bangkalan Madura, dia adalah Mbah Miftah dari Sarang, dan juga kawan karib beliau ketika nyantri di Tebuireng Jombang yakni Mbah saya, Kyai Ahmad bin Syu'aib yang kebetulan mereka berdua meninggalkan Tebuireng asuhan Kyai Hasyim Asy'ari pada tahun yang sama, yakni tahun 1909 Masehi”.

Lha sekarang Abna' az-Zaman itu berada dimana? Wallohu A'lam. Saya sendiri tidak tahu, “tutur Mbah Moen”.

Lahumul Fatihah 🤲🤲

By. Bintang TOHA

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda