Islam Nusantara Hadir Sebelum Amerika Lahir - HWMI.or.id

Tuesday 18 January 2022

Islam Nusantara Hadir Sebelum Amerika Lahir

ISLAM NUSANTARA HADIR SEBELUM AMERIKA LAHIR

Oleh Ayik Heriansyah

Setelah membaca artikel yang berjudul Strategi Global Penghancuran Ajaran Islam di Indonesia Melalui Islam Nusantara, mau ketawa rasanya. Judulnya bombastis, tapi isinya maksa.

Artikel yang diatasnamakan seorang Irjend Pol ini, bau HTI dan FPI sangat menyengat. Saya ragu, kalau itu tulisan dari seorang Irjend.

Artikel tersebut di alinea pertama sudah salah konteks. Penulisnya mengutip artikel Daniel Pipes (2004) berjudul:

“Rand Corporation and Fixing Islam”. Dalam tulisannya Daniel Pipes mengutip buku kecil yang berjudul Cheryl Benard: Civil Democratic Islam: Partners, Resources, and Strategies.

Cheryl Benard sama sekali tidak membahas Islam Nusantara. Dia membahas Taliban, Islam di Turki, Libya, dan Arab Saudi. "[The RAND Corporation and] Fixing Islam :: Daniel Pipes" https://www.danielpipes.org/1704/the-rand-corporation-and-fixing-islam 

Kelanjutan dari narasi tersebut, Rand Corporation sebuah lembaga pengkajian kebijakan publik di Amerika pada tahun 2007 telah meliris sebuah Brief Review yang berjudul "RAND Proposes Blueprint for Building Moderate Muslim Networks | RAND" https://www.rand.org/pubs/research_briefs/RB9251.html

Brief review yang berisi saran dan rekomendasi kepada pemerintah Amerika tentang bagaimana berhubungan dengan umat Islam.

Rilisan dari Rand Corp juga menjadi referensi kelompok radikal untuk menunjukkan bahwa ada konspirasi, agenda dan campur tangan serta sokongan dana Amerika di balik gerakan moderasi beragama.

Tanpa tedeng aling-aling telunjuk kelompok radikal mengarah kepada konsep Islam Nusantara sebagai konsep ciptaan Amerika.

Tudingan tersebut tudingan asal nguap, sebab, Islam Nusantara artinya Islam di Nusantara. Islam yang dianut, diamalkan, dan dipraktikkan oleh penduduk di Nusantara sejak awal masuk dan tersebarnya Islam di Nusantara pada abad 12-14 M

Karena pembawa dan penyebar Islam di Nusantara menganut paham Asy'ariyah dalam teologi, Syafi'iyah dalam fiqih dan Ghazaliyah dalam tasawuf, mendominasi corak keislaman di Nusantara sampai masuk abad 20. 

Asy'ariyah, Syafi'iyah 

dan Ghazaliyah diakui berhasil menjembatani, menengahi dan memoderatisasi pemikiran-pemikiran ekstrim di bidang teologi, fiqih dan tasawuf. Hal ini yang membawa corak keislaman di Nusantara cenderung moderat.

Islam Nusantara sudah moderat berabad-abad sebelum Rand Corp menerbitkan brief review. Moderatisasi Islam di Nusantara sudah terjadi sebelum negara Amerika berdiri tahun 1776.

Jadi, bagaimana mungkin Islam Nusantara dapat disebut konsep buatan Amerika guna menghancurkan Islam dari dalam?!

Tudingan bahwa Islam Nusantara buatan Amerika, sangat tendensius. Tudingan itu ingin menanam kebencian kepada pembawa konsep tersebut, dan ingin mengadu domba sesama umat Islam, sehingga umat Islam terpecah belah.

Tanpa brief review dari Rand Corp pun, gerakan moderasi beragama menjadi keharusan di tengah merebaknya paham-paham ekstrim dan radikal.

Tarik menarik antar paham tersebut menyebabkan ketegangan yang dapat menimbulkan krisis kehidupan beragama yang berpotensi menciptakan konflik horizontal.

Ketegangan, perpecahan, krisis dan konflik sosial membawa kemudlaratan bagi semua orang. Oleh karena itu, harus dicegah.

Moderasi beragama salah satu strategi mencegah hal tersebut. Mencegah terjadinya kemudlaratan bagian dari kewajiban umat Islam, yaitu kewajiban nahi mungkar.

(Hwmi Online)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda