7 Ramadhan 1366 H: Wafatnya Hadratussyekh - HWMI.or.id

Saturday 9 April 2022

7 Ramadhan 1366 H: Wafatnya Hadratussyekh

 


Ramadhan tahun itu, umat Islam Indonesia sebetulnya telah memulai menghirup udara kemerdekaan. Namun situasinya tak jauh beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan mungkin lebih menderita.

Pasalnya, mereka tengah menghadapi Agresi Militer Belanda pertama pada 21 Juli 1947. Persis 2 hari memasuki bulan Ramadhan. Beberapa hari kemudian, pada 25 Juli 1947 atau 7 Ramadhan 1366 H, di kediaman Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari yang tengah berusia 76 tahun itu kedatangan dua utusan Panglima Besar Jenderal Soedirman dan Bung Tomo.  

Salah seorang utusan itu bernama Kiai Gufron, pemimpin Sabilillah Surabaya. Keduanya mengabarkan situasi bangsa selepas Agresi Militer Belanda I 21 Juli 1947.  

“Jenderal Spoor sudah merebut Singosari, Malang,” ujar perwakilan itu. Rais Akbar Nahdlatul Ulama itu kaget luar biasa. Jatuhnya kota perjuangan, pusat markas tertinggi Sabilillah, badan kelaskaran rakyat yang dipimpin KH Masykur itu, sangat mengejutkannya.  

“Masya Allah, masya Allah!” pekiknya. Lalu ia memegang dan menekan kepalanya kuat-kuat. Keterkejutan yang hebat ini membuatnya pingsan.   

Mendengar kabar itu, KH Hasyim Asy’ari mengalami pendarahan otak. Dokter Angka yang didatangkan dari Jombang, tidak bisa berbuat apa-apa karena keadaannya sangat parah sekali. Hadratussyekh wafat hari itu, pada 7 Ramadhan. 

KH Hasyim Asy’ari dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Jombang, Jawa Timur, sebagai kusuma bangsa. Atas jasa-jasa perjuangannya, Pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional kepadanya.

Untuk Mbah Hasyim dan seluruh pejuang, Al-Fatihah

Sumber: NU Online

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda