"Liberal itu bebas tanpa batas. Saya masih mengikatkan diri pada al-Quran, hadits, ijma’ ulama.
Di manapun forum saya selalu berbicara dengan dalil, ini al-Qurannya, ini haditsnya, dan ini pendapat berbagai ulama. Kalau orang liberal, mereka bebas, tanpa ikatan. Bahwa ketika mengkontekskan khazanah kitab kuning dengan kondisi aktual, saya berbeda dengan kiai lain, itu benar. Itu pun perbedaannya sedikit, saya tetap mengkontekskan dengan ulama lain, apakah itu al-Ghazali, al-Asy’ari, juga ulama-ulama besar lainnya.”
"Tentang pemikiran liberal yang berkembang di kalangan generasi muda NU, itu bukan liberal murni. “Itu hanya kenakalan intelektual yang suatu saat akan kembali lagi ke pangkuan NU, lha wong mereka saja dengan kiai masih cium tangan. Liberal kok cium tangan, itu bisa batal liberalnya,”
Liberal itu tidak percaya agama, tidak punya ikatan apapun, bebas. Selama masih percaya doktrin agama, itu bukan liberal, misalnya masih percaya shalat lima waktu dan mengikuti rakaat yang ditentukan agama, padahal itu kan doktrin yang kalau dilogikakan tidak ketemu. “Selama masih percaya itu, batal liberalnya.”
- Teras Kiai Sa'id -