Pada malam Nisfu Sya’ban, sebagian kaum muslimin ada yang mentradisikan membaca surat Yasin sebanyak 3 kali. Setelah itu, dilanjutkan dengan berdoa yang salah satunya memohon kesehatan dan kekuatan badan agar mampu beribadah lebih baik lagi. Apakah ada hubungan antara pembacaan Yasin saat malam Nisfu Sya’ban dengan manfaat kesehatan?
Bukan suatu kebetulan bila pembacaan Surat Yasin erat kaitannya dengan kesehatan. Oleh karena itu, para ulama menganggap tradisi membacanya pada malam Nisfu Sya’ban ini adalah tradisi yang baik. Apalagi ketika pertengahan bulan Qamariah, banyak perubahan pada tubuh manusia yang berhubungan dengan status kesehatan. Nisfu Sya’ban tepat jatuh pada pertengahan bulan Qamariah sehingga ada relevansi antara Surat Yasin dan waktu pembacaannya yang tepat di pertengahan bulan saat purnama tiba.
Saat bulan purnama, banyak perubahan alam di sekitar manusia yang terjadi. Pasangnya air laut akibat daya tarik atau gravitasi bulan adalah yang paling terlihat. Sebenarnya selain itu banyak pengaruh lain bulan purnama terhadap manusia. Dalam tubuh manusia, bergolaknya darah juga terpengaruh oleh gravitasi bulan.
Darah dalam tubuh manusia yang bergolak saat purnama akan mempengaruhi tekanan darah. Oleh karena itu, bekam tidak dianjurkan tepat pada pertengahan bulan Qamariah. Tingginya pergolakan darah dalam pembuluh juga akan mempengaruhi peredaran darah dan zat-zat yang dibawanya. Padahal, darah mengangkut oksigen dan sari-sari makanan yang diperlukan oleh tubuh. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila tanda-tanda vital tubuh yang berkaitan dengan nutrisi dan oksigen secara keseluruhan akan terpengaruh oleh gravitasi bulan saat purnama.
Uniknya, saat ini Surat Yasin banyak diteliti khasiatnya untuk kesehatan tekanan darah. Beberapa hasilnya adalah sebagai berikut:
Penelitian Mirzaeian dan timnya dari Iran menyatakan bahwa pembacaan Surat Yasin dapat menurunkan tekanan darah sistolik pada pasien-pasien yang tidak sadar di ICU rumah sakit. Tim peneliti tersebut membandingkan tekanan darah pasien sebelum dibacakan Surat Yasin dan setelahnya. Surat Yasin dibacakan selama 15 menit setiap hari selama 4 minggu melalui rekaman suara qari yang diputar melalui headphone. (Mirzaeian dkk, 2017, The Effect of Holy Quran Recitation Sound on Vital Signs and Arterial Oxygen Pressure of Unconscious Patients Hospitalized in ICU, Indo American Journal of Pharmaceutical Science, 4 [05]: halaman 1254-1259).
Berdasarkan penelitian tersebut, Surat Yasin bermanfaat untuk kesehatan dari aspek menurunkan tekanan darah sistolik. Tekanan darah sistolik berhubungan dengan fungsi jantung dan pembuluh darah arteri yang keluar dari jantung. Lebih lanjut, apabila tekanan darah sistolik terlampau tinggi bisa menyebabkan komplikasi berbagai organ lainnya. Ginjal dan otak bahkan bisa terpengaruh oleh tekanan darah sistolik yang tinggi.
Pasien yang dirawat di ruang perawatan intensif atau Intensive Care Unit (ICU) sebagaimana penelitian di atas memang biasanya mengalami komplikasi sehingga sering kali tidak sadar. Namun, di antara ketidaksadaran itu biasanya pasien masih bisa mendengar suara. Oleh karena itu, penurunan tekanan darah sistolik dari pembacaan Surat Yasin yang diperdengarkan kepada mereka sangat berpengaruh terhadap kemajuan kondisi yang diharapkan.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa pembacaan Surat Yasin bermanfaat untuk meningkatkan saturasi oksigen. Sebagaimana yang telah diketahui, oksigen merupakan kebutuhan utama sel-sel manusia agar tetap dapat berfungsi dengan normal. Apabila mendengar bacaan Surat Yasin terbukti mampu meningkatkan saturasi oksigen, maka fungsi sel-sel di berbagai organ vital tubuh manusia juga akan semakin baik.
Penelitian yang lain membuktikan bahwa mendengarkan pembacaan Surat Yasin dapat meningkatkan ketenangan pada pasien yang menjalani cuci darah atau hemodialisa. Babamohamadi dan timnya yang berasal dari Iran, Amerika Serikat, dan Saudi Arabia telah membuktikan hal ini melalui penelitiannya. Pasien-pasien yang akan menjalani cuci darah rutin diperdengarkan Surat Yasin 3 kali seminggu selama sebulan.
Masing-masing pembacaan Surat Yasin berlangsung selama 20 menit yang terbagi menjadi dua waktu. Lima menit pertama dibaca saat akan cuci darah, sedangkan 15 menit berikutnya setelah cuci darah dimulai. Pembacaan Surat Yasin itu berupa rekaman oleh qari’ dan diperdengarkan kepada pasien melalui headphone. (Babamohamadi dkk, 2015, The Effect of Holy Qur’an Recitation on Anxiety in Hemodialysis Patiens: A Randomized Clinical Trial, Journal of Religion and Health 54: halaman 1921-1930).
Pasien yang mengalami cuci darah atau hemodialisa akan mengeluarkan darahnya dan dibersihkan di dalam suatu alat, lalu dimasukkan lagi ke dalam tubuhnya. Oleh karena itu, kecemasan menghinggapi setiap pasien yang akan menjalaninya. Mendengarkan pembacaan Surat Yasin ternyata terbukti memberikan ketenangan terhadap pasien yang akan menjalani cuci darah.
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, Surat Yasin sangat relevan dengan permohonan terhadap kesehatan. Tidak hanya untuk orang yang sakit, orang yang sehat pun akan mendapatkan manfaatnya. Apabila Surat Yasin dibaca saat malam Nisfu Sya’ban, tentu sangat bermanfaat bagi kesehatan fisik maupun mental pembacanya. Orang yang sehat bila membacanya insya Allah akan semakin sehat, sedangkan yang sedang sakit bisa diharapkan memperoleh kesehatan yang lebih baik.
Perubahan kondisi darah dan pembuluh darah manusia di pertengahan bulan, termasuk Bulan Sya’ban, sangat mempengaruhi kesehatan dan kemampuan beribadahnya. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk mengusahakan kestabilan tubuh dengan berbagai cara, salah satunya adalah membaca Al-Qur’an. Banyak cara lain yang juga bisa dilakukan seperti berpuasa pada siang harinya dan memperbanyak zikir di malam hari.
Para ulama yang mentradisikan membaca Surat Yasin di malam Nisfu Sya’ban selayaknya diteruskan oleh Umat Islam agar tetap lestari. Bukan kebetulan bila ternyata Surat Yasin yang dikenal dengan jantungnya Al-Qur’an juga ternyata bermanfaat untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah, yang selanjutnya juga akan bermanfaat untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan. Tercapainya kesehatan ini akan menjadi modal penting untuk mengarungi ibadah di Bulan Ramadhan dan bulan-bulan berikutnya. Wallahu a’lam bis shawab.
Ustadz Yuhansyah Nurfauzi, apoteker, pagiat farmasi, dan anggota MUI Cilacap.
Sumber : NU Online