Madrasah Darul Ulum Makkah, Promotor Islam Nusantara di Tanah Suci - HWMI.or.id

Thursday 22 February 2024

Madrasah Darul Ulum Makkah, Promotor Islam Nusantara di Tanah Suci

Asal-usul kemunculan Madrasah Darul Ulum Makkah sebagai promotor Islam Nusantara di Tanah Suci Umat Islam Dunia:

Berikut penuturan H. Aboebakar Atjeh, yang disampaikan kepadanya oleh KH. Muhammad Iljas (mantan menteri agama RI) dalam bukunya, Sejarah Hidup KH. A. Wahid Hasjim (terbit pertama kali 1958):

"Pada waktu itu di Makkah ada sebuah madrasah yang bernama Madrasah Shaulatiyah, didirikan atas usaha seorang dermawan dari India (Pakistan). Dalam madrasah itu belajar tidak kurang dari 95% anak-anak dari bangsa Indonesia.

Di antara peraturan madrasah itu, anak-anak dilarang pada waktu pelajaran dalam kelasnya membaca surat kabar, majalah atau buku-buku selain pelajarannya.

Ada seorang murid Indonesia bernama Zulkifli, adik K. Zuber [Umar Salatiga], menerima sebuah majalah Berita Nahdlatul Ulama [terbitan PBNU di Surabaya di awal 1930-an] dan dibaca dengan temannya, keponakan K. Zuber itu, dalam kelas sedang belajar.

Hal ini diketahui oleh gurunya, lalu mengambil majalah itu dan merobeknya, lalu melemparkannya ke luar jendela dari tingkat ketiga. Anak-anak Indonesia sangat marah melahirkan sikap yang kasar demikian itu dan mengadukan hal itu dengan memperlihatkan majalah itu kepada guru kepala.

Guru kelas yang dimarahi oleh guru kepala. Guru kelas bertambah marah terhadap anak-anak itu dan mengeluarkan perkataan, "Bangsa Jawa (Indonesia) [menyebut kata Jawi dalam bahasa Arab] adalah suatu bangsa yang rendah budinya".

Ucapan ini menyakitkan hati anak-anak Indonesia dan meluas kepada seluruh murid Indonesia yang 95% itu. Anak-anak itu serentak mogok dan tak mau masuk belajar di madrasah itu lagi.

Desakan kejadian itu menimbulkan perhatian para wali murid untuk mendirikan sebuah madrasah sendiri. Dengan bantuan para Syaikh haji Indonesia yang ada di Makkah yang digerakan oleh Syaikh Abdul Manan dapat dikumpulkan biaya, tiap orang dua jeneh, terkumpul sekian banyak.

Sehingga dengan sokongan yang digerakan oleh perasaan kebangsaan Indinesia dapatlah didirikan suatu madrasah baru dalam sebuah gedung bertingkat empat yang diberi nama Madrasah Daru Ulum Ad-Diniyyah di Suq al-Lail dalam tahun 1934 itu sampai sekarang.

Gedung tersebut dusediakan oleh Syaikh Yaqub Perak dan pimpinan madrasah diserahkan kepada almarhum Sayyid Muhsin Al-Musawa berasal dari Palembang."

Lihat H. Aboebakar Atjeg, sejarah Hidup KH. A. Wahif Hasjim (Jombang: Pustaka Tebuireng, 2015 [1958]), halaman. 100-1.

Sumber: Yai Ahmad Baso (Website galerikitaa.blogspot.com)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda