![]() |
Ustadz Fatih Ihsani,M.PdI saat memberikan materi Kajian Hadits Bulughul Maram Bab Tayammum |
وَعَنْ عَمَّارِ بْنِ
يَاسِرٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: ( بَعَثَنِي اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه
وسلم فِي حَاجَةٍ فَأَجْنَبْتُ فَلَمْ أَجِدِ اَلْمَاءَ فَتَمَرَّغْتُ فِي
اَلصَّعِيدِ كَمَا تَمَرَّغُ اَلدَّابَّةُ ثُمَّ أَتَيْتُ اَلنَّبِيَّ صلى الله
عليه وسلم فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ: إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ أَنْ تَقُولَ
بِيَدَيْكَ هَكَذَا ثُمَّ ضَرَبَ بِيَدَيْهِ اَلْأَرْضَ ضَرْبَةً وَاحِدَةً ثُمَّ
مَسَحَ اَلشِّمَالَ عَلَى اَلْيَمِينِ وَظَاهِرَ كَفَّيْهِ وَوَجْهَهُ )
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَاللَّفْظُ لِمُسْلِم ٍ
وَفِي رِوَايَةٍ
لِلْبُخَارِيِّ: وَضَرَبَ بِكَفَّيْهِ اَلْأَرْضَ وَنَفَخَ فِيهِمَا ثُمَّ مَسَحَ
بِهِمَا وَجْهَهُ وَكَفَّيْه
Artinya :
Ammar Ibnu Yassir
Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah
mengutusku untuk suatu keperluan lalu aku junub dan tidak mendapatkan air maka
aku bergulingan di atas tanah seperti yang dilakukan binatang kemudian aku
mendatangi Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan menceritakan hal itu
padanya. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "sesungguhnya
engkau cukup degnan kedua belah tanganmu begini." Lalu beliau menepuk
tanah sekali kemudian mengusapkan tangan kirinya atas tangan kanannya punggung
kedua telapak tangan dan wajahnya. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut
Muslim.
Dalam suatu riwayat
Bukhari disebutkan: Beliau menepuk tanah dengan kedua telapak tangannya dan
meniupnya lalu mengusap wajah dan kedua telapak tangannya.
وَعَنِ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( التَّيَمُّمُ ضَرْبَتَانِ ضَرْبَةٌ لِلْوَجْهِ وَضَرْبَةٌ لِلْيَدَيْنِ إِلَى اَلْمِرْفَقَيْنِ ) رَوَاهُ اَلدَّارَقُطْنِيُّ وَصَحَّحَ اَلْأَئِمَّةُ وَقْفَه
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tayammum itu dengan dua tepukan. Tepukan untuk muka dan tepukan untuk kedua belah tangan hingga siku-siku." Riwayat Daruquthni dan para Imam Hadits menganggapnya mauquf.
“Kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci).” (QS. An-Nisaa’: 43)
“Usaplah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.” Ada kata “minhu”, kata “min” (berarti: dari) menunjukkan makna “tab’idh” (sebagian).
فَلَمْ تَجِدُوا۟ مَآءً فَتَيَمَّمُوا۟ صَعِيدًا طَيِّبًا فَٱمْسَحُوا۟ بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ
“Usaplah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.”