AHY Silaturrahmi Ke Ketua PBNU Bahas Situasi Global Dan Nasional - HWMI.or.id

Thursday, 25 June 2020

AHY Silaturrahmi Ke Ketua PBNU Bahas Situasi Global Dan Nasional




Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersilaturahmi ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama membicarakan kondisi bangsa Indonesia akibat pandemi Covid-19, Kamis, (25/6).

AHY bersama Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya, Bendahara Umum Demokrat Renville Antonio, Kepala Badan Pembinaan Jaringan Konstituen Zulfikar Hamonangan, serta Kepala Departemen Agama dan Sosial Munawar Fuad Noeh bersilaturahmi ke PBNU.

Mereka disambut oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama,KH. Said Aqil Siroj, Ketua PBNU Bidang Hukum Perundang-undangan, KH. Robikin Emhas, Wakil Sekretaris Jenderal, KH. Isfah Abidal Aziz, dan Sekretaris Lembaga Perekonomian NU, KH. Arif Marbun.

“Kami berbincang-bincang tentang berbagai hal dari apa yang terjadi di dunia hari ini dan dampaknya terhadap Indonesia pada masa pandemi,” ungkap AHY.

NU, menurut dia, selalu menjadi garda depan dalam memperjuangkan umat Islam di Indonesia, hal itu tentu dengan ideologi yang jelas dan diterima oleh semua kalangan, NU berada di tengah secara moderat.

“Dalam aspek politik, Partai Demokrat juga partai yang berada di tengah, ingin juga merangkul semua, itulah mengapa kami memiliki landasan nasionalisme dan religius,” katanya.

Sebagai negara berkembang Indonesia terus menerus dihadapkan pada situasi yang mengarah pecahnya persatuan dan kesatuan anak bangsa. Karena itu AHY merasa penting meminta arahan tokoh agama seperti Ketua Umum PBNU Kiai Said Aqil Siroj untuk dimintai gagasannya. Selain itu, AHY mengundang Kiai Said mengisi taushiyah pada acara yang akan digelar partainya dalam waktu dekat ini.

“Kerja sama, kolaborasi semacam ini. Mudah-mudahan antara partai politik, civil society seperti NU yang terbesar saat ini juga dengan elemen bangsa lainnya kita bisa menjaga Indonesia kita, dan ini yang kita harapkan ke depan,” katanya.

“Mudah-mudahan kebersamaan seperti ini bisa kami terus rajut karena tujuan besarnya sama untuk utuhnya NKRI untuk makin lestarinya Islam tetapi juga budaya Indonesia yang tidak tercabut dari akarnya,” sambungnya.




Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siroj menyebutkan beberapa hal yang dibincangkan bersama AHY, yakni seputar tema umum tentang kepentingan bangsa dari sisi sosial, pendidikan, kebangsaan, dan tantangan-tantangan yang akan dihadapi pada masa mendatang.

Hal itu, menurut Kiai Said terutama tentang radikalisme, baik dari sisi kanan maupun kiri, semua pihak harus mempertahankan keselamatan keutuhan, kepribadian, dan jati diri bangsa.

“Ini kewajiban bersama tidak bisa hanya satu pihak, tetapi bersama-sama, baik dari pemerintah, partai politik, maupun kekuatan civil society, yang harus menjaga keutuhan keselamatan bangsa ini,” ujarnya

Menurut Pengasuh Pesantren Al-Tsqafah ini, Nahdlatul Ulama memiliki tokoh-tokoh yang berkapasitas dalam berbicara dinamika kebangsaan tentang Islam dan Pancasila, salah satunya adalah Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus).

Gagasan tokoh-tokoh NU mengenai Islam dan Pancasila, Islam dan nasionalisme sangat tepat untuk diadopsi oleh tokoh muda seperti AHY.

“Gagasan Gus Mus misalnya bisa jadi referensi anak muda,” tutur kiai Alumni Ummul Qurro Arab Saudi ini. (Fqh

www.hwmi.or.id

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda