Habib Jindan Bin Novel: Cacian Bukan Jalan Nabi muhammad, Itu Jalan Setan - HWMI.or.id

Tuesday 24 November 2020

Habib Jindan Bin Novel: Cacian Bukan Jalan Nabi muhammad, Itu Jalan Setan

 Habib Jindan bin Novel: Cacian bukan jalan Nabi Muhammad, Itu Jalan Setan


Habib Jindan bin Novel mengingatkan umat Islam agar tidak memaki, menghina, dan mencaci orang lain


Hengki Ferdiansyah, Lc. MA


Mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran (amar ma’ruf nahi munkar) memang bagian dari ajaran agama. Tidak ada satupun muslim yang menyangkal itu. Tapi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara amar ma’ruf nahi munkar. Tanpa cara yang baik, yang terjadi justru sebaliknya. Orang tidak akan mau melakukan kebaikan kalau diajak dengan cara yang tidak sopan. Begitupun dalam nahi munkar, kemungkaran akan semakin berkembang, kalau cara mencegah dengan cara yang tidak baik.

Dalam melakukan amar ma’ruf nahi munkar, perlu memperhatikan nilai-nilai dan etika Islam. Habib Jindan bin Novel dalam pengajiannya mengatakan, “Amar ma’ruf jalannya Nabi Muhammad, nahi munkar jalannya Nabi Muhammad, tapi cacian itu bukannya jalan Nabi Muhammad, itu jalannya setan. Menyebar kebencian, provokasi, namimah, itu jalannya iblis, bukan jalannya Nabi Muhammad.”

Maksudnya, amar ma’ruf nahi munkar memang ajaran Nabi Muhammad. Nabi kalau ada yang melakukan itu dengan cara mencaci-maki, menyebar kebencian, dan provokasi, ketahuilah perbuatan itu bukan yang dicontohkan Nabi Muhammad. Malahan, orang yang melakukan itu dianggap mengikuti jalan iblis dan setan, bukan jalannya Nabi Muhammad.

Habib Jindan menjelaskan, dalam hidup ini pasti ada di antara manusia itu antara yang menganggu dan yang diganggu. Kalau memang kena salah satunya lebih baik diganggu. Jangan menganggu. Lebih baik dimusuhi, jangan memusuhi. Lebih baik dicaci, dimaki, dan dihina. Jangan mencaci, memaki, menghina.

Semasa hidupnya, Rasulullah juga sering diganggu, dimaki, dan dihina. Tapi beliau tidak pernah menganggu, memaki, dan menghina orang lain. Betapa banyak syair yang dibuat pada masa itu dengan tujuan untuk menghina Nabi Muhammad. Rasulullah tidak pernah membalasnya dengan makian. Sahabatpun tidak ada yang menghafalkan syair hinaan itu dan menyampaikannya kepada Nabi Muhammad.

“Kemungkaran jangan kita iklankan. Kemungkaran kita padamkan. Kita hilangkankan. Bukan diiklankan,” Tegas Habib Jindan.

Kalau ada orang yang memaki kita misalnya, jangan diungkit terus-menerus, dan disebarluaskan. Karena secara tidak langsung kita membantu untuk mengiklankan makian itu. Jadi kalau ada orang yang menghina kita, perlakukanlah mereka dengan cara yang baik. Makian yang dibalas dengan makian pada gilirannya tidak akan menyelesaikan masalah.(Islam.co)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda