Tuan Guru Zainul Majdi: Musikalitas Al-Quran Menunjukkan Kebolehan Bermusik - HWMI.or.id

Tuesday 3 August 2021

Tuan Guru Zainul Majdi: Musikalitas Al-Quran Menunjukkan Kebolehan Bermusik

Tuan Guru Zainul Majdi: Musikalitas Al-Quran Menunjukkan Kebolehan Bermusik

Penulis: Fahmi Suhudi

 Bagi sebagian kalangan music dianggap haram, dan melalaikan manusia dari mengingat Tuhan. Kecendrungan yang bersifat haram dan legal formalistic ini ditanggapi secara cerdasa oleh Dua orang pembicara pada acara Picknikustik pada 29/1/2019/ Picknikustik kali ini Mengangkat tema “The Miracle of Quran”. Dua pembicara itu adalah Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi dan Zastrouw el-Ngatawi. 

Menurut Tuan Guru Bajang, bahwa meski terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait musik, akan tetapi bagi TGB musik itu adalah sarana dan mampu memberikan wajah Indah dan keindahan bagi Islam. “Islam itu mengajarkan keindahan. Dengan begitu, bermusik bisa menjadi jauh lebih efektif terhadap pesan Islam nan Indah disbanding seribu pendakwah”.  Ungkap TGB yang menjabat sebagai Ketua Alumni Lulusan al-Azhar Kairo ini.


Lebih jauh, TGB mengeskplorasi pesan-pesan utama di dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi. Menurutnya keberagamaan yang tidak menampil Islam yang damai dan mencintai keindahan sejatinya telah menjauhi dari esensi ajaran agama Islam itu sendiri. Ia juga menyitir sabda Nabi.

إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ

“Sesungguhnya Allah Swt itu Maha Indah dan menyukai keindahan”. (HR. Muslim, No. 1686).

Melalui hadis ini, banyak orang bisa mempelajari keindahan dan komprehensifnya ajaran Islam sehingga tidak disalahpahami oleh sebagian kalangan. Menurutnya mempelajari agama Islam harus melalui guru yang tepat memahami seluk-beluk seluruh keilmuan dalam Islam dan tidak mudah untuk menyalahkan dan menganulir adanya perbedaan pendapat (khilafiah) dalam Islam.

Dalam kesempatan yang sama, TGB juga menceritakan bagaimana sahabat Umar bin al-Khattab Ra, ketika belum masuk Islam begitu keras terhadap ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw. Namun seiring berjalannya waktu, hidayah Islam yang Allah berikan kepada Umar tidak melalui pendakwah melainkan melalui “suara”/musik yang dibacakan oleh salah seorang sahabat Nabi.

Zastrouw el-Ngatawi juga menambahkan bahwa musik di kalangan ahli tasawwuf menjadi sarana/ washilah untuk mendekatkan diri (taqarruban) kepada Allah Swt. “Musik itu intinya adalah sarana. Jika digunakan dengan baik, ia menjadi salah satu sarana untuk menebarkan kebaikan kepada sesama. Hal itu sebagaimana dipahami oleh kalangan ahli tasawwuf.” Ungkap Zastrouw.

Ia lebih jauh menyebutkan ungkapan dari Hasan al-Bashri. Bahwa musik itu adalah suara kebenaran jika didasarkan kepada kebaikan. tambahnya

Sumber artikel ini juga di tulis di bincangsyariah.com

(Hwmi Online)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda