Semua jenis pakaian, semua jenis celana, yg menutupi tubuh kita hanyalah sekedar bungkus belaka. Apapun namanya, semua pakaian agamis hanya sekedar bungkus belaka.
Supaya keren, dgn kata hijrah dirinya dibungkus.
Supaya keren, dgn kata sudah mendapat hidayah dirinya dibungkus.
Setelah itu tubuhnya dgn busana agamis dibungkus.
Sementara itu, apakah hatinya sudah dibungkus ? Dibungkus supaya terhindar dari kemaksiatan, terhindar dari kedengkian dan kebencian.
Teryata tidak, bungkus agamis yg melekat ditubuhnya itu hanya sekedar aksesoris belaka, hanya sekedar kamuflase belaka, korupsi tetapi dilakukannya, menyebarkan hoax dan fitnah sering dikerjakannya, kemaksiatan tetap dikerjakannya.
Semua bungkus agamis itu hanya untuk menutupi kemunafikan belaka.
Semua pakaian agamis itu hanyalah sekedar bungkus ditubuh kita saja dan bukanlah esensi ( Hakikat ) agama.
Mereka yg selalu meributkan bungkus tubuh, dgn ancaman mereka bahwa akan masuk neraka jika tubuh tdk dibungkus seperti apa yg kami lakukan, maka orang yg seperti ini dlm beragama hanya sebatas kulit saja, hanya sibuk sebatas bungkus saja dan tdk pernah sampai ke esensi ( Hakikat ) agama, hanya sampai pd bungkus belaka.
Sebaliknya, orang yg tdk ributkan bungkus dlm beragama, tetapi dia terus membenahi hatinya, membenahi akhlaknya ( Kelakuan, budi pekerti, moral ) maka dia akan sampai pd akhlak mulia yg dilaksanakan, akan sampai pd esensi agama " Kemanusiaan ".
Esensi agama itu tidak terletak pd pakaian yg dikenakan, melainkan pada akhlak yg dilaksanakan.
Tuhan tdk menilai manusia sekedar dari bungkus belaka.
Tuhan menilai manusia itu dari hatinya, dari akhlaknya, dari esensi agamanya.
Bungkus bisa menipu ( tdk digeneralisasi ), tetapi hati tdk bisa menipu.
Esensi agama tdk terletak pd pakaian yg dikenakan, melainkan pd akhlak yg dilaksanakan dan puncak esensi agama itu adalah kemanusiaan. Sudahkah dilaksanakan ?
SALAM DAMAI.
Asrof Husin