TNI Dalam Genggaman HTI - HWMI.or.id

Friday 17 September 2021

TNI Dalam Genggaman HTI

TNI Dalam Genggaman HTI

Dikutip dari Harakatuna.com, apa jadinya kalau pertahanan negara berhasil digerus oleh kekuatan transnasional? Pertanyaan semacam ini sangat penting karena masifnya gerakan Islam transnasional di satu sisi, dan mulai terjerumusnya militer—TNI dalam hal ini—ke dalam genggaman misionaris Islam transnasional di sisi lainnya. Militer dimaksud meskipun tidak keseluruhan namun tidak bisa diremehkan. Propaganda HTI tidak membidik oknum dan dilakukan dengan sangat sistematis.

Baru-baru ini terjadi kerja sama antara representasi HTI dengan TNI bermodus wakaf Al-Qur’an yang mengambil tajuk “Sinergi TNI Bersama Cinta Quran”. Pasalnya, Cinta Quran Foundation adalah yayasan milik Fatih Karim, tokoh HTI yang merekrut Ustaz Felix Siauw. Hadirnya Fatih Karim dalam TNI AD menjadi sesuatu yang mengganjal. Tidak ada yang menduga bahwa HTI bergerak secara kamuflase sejauh itu, bahkan TNI pun tidak menyadarinya.

Merasuknya HTI pada tubuh TNI merupakan bukti yang jelas bahwa TNI berada dalam genggaman HTI. Artinya, dalam peta gerakan aktivis khilafah, militer sebagai elemen terpenting bangsa tercatat sebagai pihak yang harus disterilkan. Caranya adalah diajak bekerja sama yang kemudian melahirkan kedekatan, jika tidak secara institusional maka secara individual. Yang penting bagi HTI adalah TNI harus menjadi mitra, simpatisan yang siap mendukung gerakannya.

Acara tatap muka Pangdam XII/Tanjungpura dengan CEO Badan Waqaf Al-Qur’an (BWA) yang merupakan kelanjutan wakaf 20.000 eksemplar Al-Qur’an untuk Kalimantan Barat menjadi bukti kuat dua hal. Pertama, militer sedang berusaha digenggam oleh kelompok transnasional melalui kegiatan amal. Kedua, pewakafan Al-Qur’an merupakan modus baru aktivis khilafah menggaet simpatisan. CEO BWA Heru Binawan yang notabene petinggi DPP HTI telah melakukannya.

Mengapa TNI ditarget HTI dan mengapa pemerintah perlu segera menindaknya? Karena TNI adalah pasak pertahanan bangsa dan pemerintah akan digusur melalui propaganda jika sampai kecolongan. NKRI dalam hal ini berada dalam ancaman, ketika di antara anggota TNI ada yang tidak percaya BWA sebagai afiliasi HTI. Anggota TNI tersebut telah berhasil ditipu, dan posisinya sebagai pertahanan bangsa sudah lunak di bawah propaganda.

Kerentanan TNI dirasuki HTI disebabkan kemasifan HTI adalah satu sisi. Di sisi yang lain, latar belakang dan basis keislaman yang kurang kokoh juga menjadi persoalan. Secara keagamaan, kebanyakan TNI berasal dari masyarakat urban, atau berlatar belakang kaum abangan. Ibaratnya, TNI sama dengan pelajar PTUN. Selama ini, PTUN seperti UI dan UGM menjadi sarang HTI dan kelompok islamis lainnya karena minimnya pengetahuan keislaman mereka.

Melihat sepak terjang HTI yang mendekati militer sebagai simpatisan mereka, yang dikhawatirkan ialah kepemimpinan TNI ke depan. Jangan sampai di tubuh TNI yang menjadi simpatisan HTI semakin banyak dan menempati jabatan strategis. Kalau sampai struktur TNI dikuasai tentara yang dapat dukungan atau simpatisan HTI, maka tamatlah riwayat TNI. TNI tidak hanya akan berada dalam genggaman HTI, melainkan menjadi representasi HTI itu sendiri.

Ini harus menjadi perhatian bersama. Modus gerakan HTI semakin lebar dan menjangkau segala arah. Bayangkan jika pendidikan dikuasai HTI, militer juga demikian, pelajar dan tentara juga berada di genggamannya. Yang kurang cuma satu, yaitu momentum yang pas untuk melakukan bughat atau pemberontakan. Bayangkan jika pemerintah tidak lagi mendapat kepercayaan masyarakat dan militer pun bersimpati pada HTI: apa yang tersisa dari NKRI?

(Hwmi Online)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda