Pembunuhan Sayyidina Utsman Ibnu Affan, Konspirasi Politik Paling Brutal di Era Khilafah - HWMI.or.id

Tuesday 7 December 2021

Pembunuhan Sayyidina Utsman Ibnu Affan, Konspirasi Politik Paling Brutal di Era Khilafah

Oleh: Islah Bahrawi (Pimpinan Jaringan Moderat Indonesia)

Rakyat Mesir datang berbondong-bondong ke Madinah mengadukan sikap gubernurnya, Abdullah bin Abi Sarh, yang totaliter. Tujuannya agar Sayyidina Utsman selaku pemimpin mau mengganti gubernur Mesir. Akhirnya sang Khalifah sepakat untuk mengganti gubernur Mesir dengan putra sahabat terbaiknya, Muhammad bin Abu Bakar. Setelah surat penetapan dibuat, berangkatlah Muhammad ke Mesir beserta rombongan untuk melakukan "Sertijab".

Di tengah perjalanan, rombongan "gubernur baru" itu bertemu dengan seseorang yang memacu untanya terburu-buru. Dia diberhentikan dan mengaku sebagai pesuruh Utsman bin Affan, namun dia juga mengaku sebagai pelayan Marwan bin Hakam. Setelah diperiksa ternyata dia membawa sepucuk surat yang terselip di dalam kantong kulit yang mengering. Surat ini lah yang menjadi awal petaka. Isi surat itu adalah perintah Utsman kepada Abdullah untuk membunuh seluruh rombongan dan membatalkan surat penunjukannya.






Semua marah!

Surat itu lalu dibawa Sayyidina Ali untuk dikonfirmasi kepada Khalifah Utsman. Dia bersumpah atas nama Tuhan tidak membuat surat itu dan tidak pernah memerintahkan pelayannya untuk pergi ke Mesir. Belakangan diketahui, tulisan itu identik dengan goresan tangan Marwan. Persoalannya kemudian; Utsman tidak mau menyerahkan Marwan. Hingga beredar fitnah bahwa Utsman bin Affan dan Marwan bin Hakam "bekerjasama untuk membuat surat itu".

Singkat cerita, Sayyidina Utsman bin Affan, salah satu menantu dan sahabat terbaik Nabi, orang yang paling berjasa telah membukukan Al-Qur'an, dikepung berhari-hari tanpa air dan dibunuh dengan keji pada usia senjanya berkat konspirasi putra sahabatnya sendiri, Muhammad bin Abu Bakar.

Sejarah menjadi getir. Ambisi buta politik selalu menciderai keluhuran agama. Politisasi agama hingga hari ini membuat orang kehilangan empati, memfitnah sana-sini dan menghasut umat secara brutal. Entah karena merasa keturunan Nabi atau ulama, lalu menghipnotis umat agar membenci satu sama lain yang difabrikasi dengan "atas nama agama dan tuhan". Sejarah selalu berulang dan darinya kita belajar, bahwa politisasi agama seringkali melahirkan setan yang berdandan ala manusia.

#lawanpolitisasiagama#antiradikalisme

(Hwmi Online)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda