Ini Sosok Ainun Najib yang Diminta Jokowi Pulang ke Indonesia - HWMI.or.id

Tuesday 1 February 2022

Ini Sosok Ainun Najib yang Diminta Jokowi Pulang ke Indonesia

Ini Sosok Ainun Najib yang Diminta Jokowi Pulang ke Indonesia

Oleh: Rully Satriadi / FFS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membawa Ainun Najib yang saat ini bekerja di Singapura pulang ke Indonesia. Ainun merupakan seorang praktisi teknologi di bidang data sains. Jokowi yakin, jika yang bersabda para kiai NU, Ainun bersedia pulang ke Indonesia.

Lalu siapa Ainun Najib yang diminta Presiden Jokowi kembali ke Indonesia dan seperti apa sosoknya?.

Dikutip dari berbagai sumber, Ainun Najib lahir pada 20 Oktober 1985 di Balongpanggang, Gresik, Jawa Timur. Dia merupakan sosok di balik lahirnya gerakan kawal Covid-19, dan juga pernah merilis situs kawalcovid19.id. Ainun bersama dua rekannya juga membuat situs kawalpemilu.org pada tahun 2014.

Ainun Najib menempuh pendidikan pertama di Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Islamiyah Ganggang, Balongpanggang, Gresik. Sedangkan pendidikan agamanya belajar langsung kepada ayahnya H Abdul Rozaq yang merupakan alumnus Pondok Pesantren Qomaruddin, Sampurnan, Bungah, Gresik.

Di kampungnya, ayah Ainun Najib merupakan seorang yang dikenal sebagai tokoh masyarakat atau kiai kampung. Selain itu, ayahnya juga tercatat sebagai pengawas pendidikan di Kementerian Agama Kabupaten Gresik. Sementara sang ibu, Rustinah merupakan seorang guru di SDN Klotok I Balongpanggang Gresik.

Semasa pendidikan SMA, Ainun masuk menjadi anggota tim Indonesia dalam Olimpiade Matematika Asia Pasifik 2003, dan meraih honorable mention. Lulus dari SMA dia melanjutkan pendidikan sarjana di Universitas Teknologi Nanyang (NTU), Singapura, dengan jurusan computer engineering.

Di Singapura, Ainun Najib bergabung mewakili NTU dalam perlombaan pemrograman ACM ICPC tahun 2006-2007 bersama dua mahasiswa Indonesia lainnya.

Tim ini menjuarai ACM ICPC level regional Asia di Teheran, Iran (2006), dan ikut bertanding di level dunia di Tokyo, Jepang (2007).

Setelah lulus, ia bergabung dengan IBM Singapura sebagai software engineer, dan setelah itu menjabat sebagai konsultan senior.

Pada 2014, Ainun Najib sempat bekerja dan tinggal di Singapura bersama istri dan dua anaknya. Saat itu pula, dia bersama empat orang Indonesia lain menyumbangkan waktu dan tenaga untuk mewujudkan situs kawalpemilu.org yaitu situs crowdsourcing digitalisasi dan penghitungan hasil pemilihan presiden 2014 berdasarkan scan formulir C1 dari KPU.

Saat itu, Ainun mendapatkan ide ketika mendapat ajakan untuk mengawal pemilu yang disarankan berbagai pihak seperti KPU, Presiden SBY dan kedua calon presiden dan wakil presiden.

Akhirnya, Ainun Najib mendirikan Kawal Pemilu usai berdiskusi dengan Felix dan Andrian. Kedua temannya itu merupakan Googler yang dikenalnya ketika sama-sama menjadi peserta olimpiade programming internasional tingkat perguruan tinggi (ACM ICPC) di Tokyo, Jepang, tahun 2007.

Tiga sekawan itu kemudian menyepakati untuk membangun situs untuk mengawal proses rekapitulasi suara lewat sistem crowdsourcing. Dalam perkembangannya, Andrian turut mengajak dua kawan dari Indonesia yang juga sedang merantau di luar negeri, yaitu Ilham Winata Kurnia di Kaiserslautern, Jerman, dan Fajran Iman Rusadi di Amsterdam, Belanda.

Pada Maret 2015, Ainun dan rekannya Pahlevi Fikri Auliya meluncurkan situs kawalapbd.org, di tengah-tengah terjadinya sengketa APBD DKI Jakarta 2015 antara pihak pemerintah provinsi dan DPRD Jakarta. Situs ini menjabarkan rencana APBD versi kedua pihak, termasuk menunjukkan perbedaan-perbedaan dan kejanggalan yang ada di kedua anggaran tersebut.

Nama Ainun Najib kembali menjadi perbincangan di tengah wabah Covid-19 mulai merebak di Indonesia. Ainun mendirikan gerakan Kawal Covid, dan juga membuat situs kawalcovid19.id.

Dalam perjalanannya, Ainun Najib mengimbau kepada masyarakat untuk menyadari bahayanya Covid-19 dengan berdiam diri di rumah selama dua pekan untuk menghindari semakin meluasnya virus dari Tiongkok itu.

Meski tinggal di negeri jiran Singapura, hati Ainun Najib tak pernah lepas dari Indonesia. Ainun Najib mengaku terpaksa di luar negeri karena kondisi Indonesia belum memberikan ruang nyaman untuknya berkarya di bidangnya.

Ainun harus realistis juga, mengukur kelayakan hidup hal-hal praktis, pendidikan anak, keamanan keluarga, dan potensi untuk maju.

Menurutnya dunia IT belum berkembang dengan baik di Indonesia. Bahkan, perusahaan tempatnya bekerja punya cabang di Indonesia, tetapi ruang kerjanya berbeda. Di Indonesia mereka hanya berjualan.

Ainun berharap pemerintah ke depannya makin berkomitmen dengan pengembangan IT. Sebagai perbandingan, di Singapura, anak-anak muda yang hendak membangun usaha IT akan mendapat dukungan penuh dari pemerintahnya.

Lalu apakah Ainun Najib akan kembali ke Indonesia dengan adanya imbauan Presiden Jokowi melalui PBNU? Kita tunggu.

Sumber: beritasatu.com

(Hwmi Online)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda