Kemenangan Hakiki: Apakah Hari Raya Merupakan kemenangan? - HWMI.or.id

Tuesday, 3 May 2022

Kemenangan Hakiki: Apakah Hari Raya Merupakan kemenangan?

 


Oleh : K. Halimi Zuhdy

Pertarungan, kompetisi, persaingan dari tingkat kepala desa sampai presiden telah terjadi di negeri ini, para pemenangnya bersorak, kemudian selesai. Kontestasi di perusahaan, lembaga pendidikan, pemerintahan, kelompok masyarakat, organisasi dan lainnya, para pemenangnya pun sudah terpampang. Selesai. 

Peperangan demi peperangan dari zaman buhalak sampai kini, pemenangnya juga termaktub dalam kitab sejarah. Menjadi renungan. Selesai. 

Hari Raya, hari kemenangan muslim yang berpuasa. Mereka melewati liku dan laku tirakat yang mubah sampai yang haram, menahan agar tidak merasuk pada dirinya, hanya demi perintahNya. Bertakbir.

Kemenangan demi kemenangan sudah banyak dirasakan setiap insan di muka bumi ini dari urusan harta, tahta, cinta, dan lainnya. Kemudian muncul kebanggaan atas nama kemenangan walaupun membuat darah mengalir pada insan lainnya. 

Sungguh, apa kemenangan itu? 

Mari kita renungi Ayat al-Qur'an, Surat An-Naziat ayat 31. "Inna lil Muttaqina Mafaza. Sungguh, orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan". Dalam ayat ini pemenang bukan mereka yang berharta, bukan tertampan, bukan pula tertinggi jabatan dan tahtanya. 

Para pemenang itu adalah mereka yang bertakwa kepada Allah. Dan ini disebut dengan kemenangan luar biasa, terhebat, terbesar. Al-fauz al-Adhim. Mereka yang takut kepada Allah, dengan melakukan perintahnya, menjahui larangannya. Mereka yang takut bermaksiat, takut pada murka Allah, menjaga diri agar tidak terjebur pada nerakaNya. Merekalah yang menang. 

"Sungguh, ini benar-benar kemenangan yang agung.Untuk (kemenangan) serupa ini, hendaklah beramal orang-orang yang mampu beramal" Ash Shaffat, Ayat 60-61. 

Kemenangan terbesar, mereka yang selalu berusaha melakukan amalan ahli surga, dan menjahui diri dari perbuat ahli neraka. Ini tidak mudah, ahli surga mereka yang mampu menjaga hati, mulut, telinga, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya dari berbuat maksiat. Melakukan perintahnya, berbuat baik pada sesama, shalat, zakat, berpuasa, dan ibadah lainnya. 

Mereka yang menang, mereka yang bertakwa. Mereka yang mampu menahan diri dari amarah, nafsu, berbagai godaan yang tidak dibenarkan. 

Adakah yang lebih beruntung dari mereka yang mendapatkan surganya (mafaza)? Adakah setelah surga sebuah keberuntungan? Dan itulah sebuah balasan bagi mereka yang bertakwa. "Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan" (Ali Imron, 185). 

Bukankah hari ini, diartikan sebuah kemenangan karena mereka menuntaskan puasanya. Puasa dari makan dan minum. Puasa dari propaganda nafsu. Puasa untuk "la'alakum tataqun", agar menjadi bertakwa. Takwa harus ditirakati untuk sampai. Kehidupan dunia menuju surganya bukan jalan yang lapang banyak lika liku yang harus ditempuh, jurang terjal pun sering menghadang. Bukankah untuk menang harus mampu bersaing, berkompetisi, bahkan berkontestasi?. 

Pemenang hakiki mereka yang mampu melalui segala godaan dunia, untuk hidup eksis dalam surga Allah. "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya. Ali Imron, 185. 

Tiga ayat dalam al-Qur'an  "Kullu nafsi Dzaiqatul Maut, setiap yang bernyawa akan merasakan mati".  Semuanya yang maninggal mereka menjadi pemenang bila mendapatkan surganya Allah. Merekalah yang bertakwa. 

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, sungguh, mereka akan Kami tempatkan pada tempat-tempat yang tinggi (di dalam surga), yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan bagi orang yang berbuat kebajikan" Al-Ankabut, 57-58.  

Para pemenang mereka yang mampu melalui segala ujian. Ujian kebaikan dan ujian keburukan. Ujian harta, tahta, kecantikan, kemasyhuran, dan lainnya. "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami". 35 Al-Ambiyah.

Maka, mereka yang bertakwalah sebagai pemenang. "Inna lil muttaqina mafaza". 

Apakah mereka yang berhari raya adalah yang menang? Belum tentu. Kecuali mereka yang telah melewati laku orang-orang bertakwa. Mafaza.

Allahu'alam bisshawab

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda