Penyakit yang tampak (dhohir) misal sakit kepala, sakit gigi, dan lain sebagaianya seringkali menjadi perhatian utama bagi setiap orang, karena rasa sakit yang dialami bisa dirasakan secara langsung. sedangkan penyakit bathin yang sesunggunya lebih berbahaya dari penyakit dhohir, banyak yang mengaggap remeh dan membiarkanya sampai parah (merusak diri), karena bisa jadi mereka tidak sadar bahwa ia telah menderita penyakit yang merusak tubuhnya. salah satu penyakit itu adalah penyakit dengki atau iri hati (hasad).
Hasad yang ditimbulkan dari dalam hati mampu mengganggu kesehatan fisik (dhohir) seseorang, bahkan penyakit ini mampu merusak amal ibadah orang yang dengki dengan berkurangnya pahala dan pahalanya akan diberikan secara cuma-cuma kepada orang yang ia dengki.
Penyakit hasad ini timbul dari berbagai sebab, diantaranya berawal kurang rasa syukur terhadap rizki yang ia peroleh. padahal sejatinya rizki yang sudah Allah tentukan pada seseorang sudah ada ukuranya, dan ukuran itu tidak akan berlebih dan tidak akan berkurang sedikitpun. artinya, bahwa rizki yang Allah tentukan itu akan membawa kebaikan pada setiap orang.
Misal seseorang diberikan rizki yang banyak sehingga ia menjadi kaya, maka dengan kekayaan yang dimiliki jika disyukuri akan menjadikan ia semakin dermawan sehingga dengan hartanya itu ia gunakan untuk medekatkan diri kepada Allah. jika seseorang diberikan rizki yang pas-pasan atau kurang sehingga ia dikenal menjadi orang miskin, bisa jadi dengan kemiskinan yang ia alami bisa membuat ia dekat dengan Allah swt atas kesabaranya dan lebih dicintai oleh Allah jika ia mampu merasakan kenikmatan atas ketetapan Allah swt. Sebagaimana Allah swt berfirman,
وَهُوَ ٱلَّذِي جَعَلَكُمۡ خَلَٰٓئِفَ ٱلۡأَرۡضِ وَرَفَعَ بَعۡضَكُمۡ فَوۡقَ بَعۡضٖ دَرَجَٰتٖ لِّيَبۡلُوَكُمۡ فِي مَآ ءَاتَىٰكُمۡۗ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ ٱلۡعِقَابِ وَإِنَّهُۥ لَغَفُورٞ رَّحِيمُۢ
Masing-masing manusia memperoleh takdir yang berbeda dari Allah SWT, sebagian dari mereka diberikan kelebihan dari sebagian lainnya.
وَٱللَّهُ فَضَّلَ بَعۡضَكُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖ فِي ٱلرِّزۡقِۚ فَمَا ٱلَّذِينَ فُضِّلُواْ بِرَآدِّي رِزۡقِهِمۡ عَلَىٰ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُهُمۡ فَهُمۡ فِيهِ سَوَآءٌۚ أَفَبِنِعۡمَةِ ٱللَّهِ يَجۡحَدُونَ
"Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?. (QS. Al-Nahl, 16:71).
Cara yang terbaik yang bisa dilakukan adalah menerima dengan ikhlas apa yang menjadi ketetapan Allah swt. Berapapun rizki yang diberikan Allah swt., disyukuri. kenikmatan sekecil apapun yang Allah swt anugrahkan, di nikmati. Dan sebesar apapun kepahitan yang dialami, disabari. InsyAllah akan meredam rasa dengki yang ada dalam diri sendiri. karena apa yang sudah Allah tetapkan itulah yang terbaik, sebagaimana firman Allah swt.
۞وَلَوۡ بَسَطَ ٱللَّهُ ٱلرِّزۡقَ لِعِبَادِهِۦ لَبَغَوۡاْ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن يُنَزِّلُ بِقَدَرٖ مَّا يَشَآءُۚ إِنَّهُۥ بِعِبَادِهِۦ خَبِيرُۢ بَصِيرٞ
"Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat. (QS. Al-Shura, 42:27).
Dengan meredamnya rasa dengki atau iri dalam diri insyaallah akan tampak dalam diri seseorang rasa bahagia, dengan orang lain selalu berfikir berpositif (husnud dhon), ramah dan akan bersabar dalam menghadapi situasi apapun, Allahu A'lam.